Sukses

5 Penyebab dan Penanganan Diare pada Orang Dewasa, Lengkap Gejala dan Solusinya

Meskipun diare sering kali dianggap sebagai masalah pencernaan yang sepele, penting untuk diingat bahwa diare pada orang dewasa bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Liputan6.com, Jakarta Diare adalah gangguan pencernaan yang kerap dialami oleh banyak orang dewasa dan dapat mengganggu rutinitas sehari-hari. Walaupun sering dianggap remeh, diare bisa dipicu oleh berbagai faktor yang perlu diwaspadai. Mengetahui penyebab diare sangat penting untuk penanganan yang lebih tepat.

Gejala diare dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan memahami gejala-gejala ini sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang sesuai. Mulai dari frekuensi buang air besar yang meningkat hingga kram perut, gejala-gejala ini dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Artikel ini akan membahas penyebab umum diare pada orang dewasa, gejala yang harus diwaspadai, serta cara-cara efektif untuk mengatasinya. Dengan informasi yang tepat, diharapkan kamu dapat mengelola dan mencegah diare dengan lebih baik.

Berikut adalah beberapa penyebab umum diare pada orang dewasa, dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (08/08/2024).

2 dari 4 halaman

1. Penyebab Diare pada Orang Dewasa

1. Infeksi Virus dan Bakteri

Diare sering kali disebabkan oleh infeksi, baik dari virus maupun bakteri. Virus seperti norovirus, rotavirus, dan adenovirus adalah pelaku utama, terutama pada musim dingin atau saat terjadi wabah. Sementara itu, bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter juga dapat menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan diare. Infeksi ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam dan kram perut.

2. Makanan dan Minuman yang Tidak Higienis

Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit bisa menjadi sumber diare. Konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan baik atau minuman yang terkontaminasi dapat membawa patogen yang mengganggu sistem pencernaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi bersih dan dimasak dengan benar.

3. Konsumsi Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan dapat memicu diare sebagai efek samping. Antibiotik, misalnya, bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, sehingga menyebabkan diare. Selain itu, obat-obatan seperti antasid yang mengandung magnesium dan beberapa obat kemoterapi juga bisa memicu kondisi ini.

4. Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif dapat menyebabkan diare kronis. Gangguan-gangguan ini biasanya juga disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, kembung, dan perubahan pola buang air besar.

5. Intoleransi Makanan dan Alergi

Intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti intoleransi laktosa, dapat menyebabkan diare setelah mengonsumsi produk susu. Selain itu, alergi terhadap makanan tertentu juga bisa memicu reaksi pencernaan yang berujung pada diare.

3 dari 4 halaman

2. Gejala Diare pada Orang Dewasa

Gejala diare pada orang dewasa bisa beragam tergantung pada penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering dialami, antara lain:

1. Frekuensi Buang Air Besar yang Meningkat

Salah satu tanda utama diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar. Biasanya, seseorang dengan diare akan buang air besar lebih dari tiga kali sehari, dengan tinja yang cair atau berair.

2. Tinja Cair atau Berair

Tinja yang berair adalah ciri khas dari diare. Tinja ini mungkin juga tampak berlendir atau mengandung darah, tergantung pada penyebabnya. Tinja cair sering kali disertai dengan sensasi mendesak untuk segera buang air besar.

3. Kram Perut dan Nyeri

Kram perut atau nyeri sering kali menyertai diare. Kram ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan sering kali disertai dengan rasa tidak nyaman di area perut.

4. Kehilangan Nafsu Makan

Diare dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Rasa mual dan tidak nyaman bisa mengurangi keinginan untuk makan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi asupan nutrisi.

5. Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi seperti mulut kering, haus yang berlebihan, urin yang berwarna gelap, dan penurunan frekuensi buang air kecil bisa terjadi akibat diare yang berkepanjangan. Ini penting untuk diwaspadai, terutama jika diare berlangsung dalam waktu lama.

4 dari 4 halaman

3. Cara Mengatasi Diare pada Orang Dewasa

Mengatasi diare pada orang dewasa memerlukan pendekatan yang tepat agar kondisi tidak semakin parah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi diare:

1. Pastikan Hidrasi yang Cukup

Langkah pertama yang penting adalah memastikan tubuh tetap terhidrasi. Minumlah banyak cairan seperti air putih, kaldu, atau minuman elektrolit untuk menggantikan cairan yang hilang. Hindari minuman berkafein atau beralkohol karena dapat memperburuk dehidrasi.

2. Konsumsi Makanan yang Tepat

Makanlah makanan yang lembut dan mudah dicerna untuk membantu meredakan gejala diare. Pilihan makanan seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang (diet BRAT) sangat dianjurkan. Hindari makanan pedas, berlemak, atau tinggi serat selama mengalami diare.

3. Manfaatkan Probiotik

Probiotik adalah suplemen yang mengandung bakteri baik yang dapat membantu memulihkan keseimbangan flora usus. Mengonsumsi probiotik bisa mempercepat pemulihan dari diare, terutama jika diare disebabkan oleh penggunaan antibiotik.

4. Gunakan Obat Anti-Diare

Obat-obatan seperti loperamide (Imodium) dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan mengurangi gejala diare. Namun, obat ini tidak dianjurkan jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, karena bisa memperburuk kondisi. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat.

5. Konsultasikan dengan Dokter

Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai dengan darah dalam tinja, atau gejala dehidrasi yang berat, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat membantu menentukan penyebab yang mendasari dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi diare, kamu bisa lebih siap dalam menghadapi dan mengelola kondisi ini dengan efektif. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence