Sukses

7 Faktor Risiko yang Sering Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi Pada Anak Muda

Peningkatan risiko tekanan darah tinggi dapat terjadi akibat pola makan yang kaya garam, lemak jenuh, dan gula.

Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, semakin banyak ditemui pada remaja dan anak muda, yang dulunya dianggap sebagai masalah kesehatan pada usia dewasa. Penyebabnya sering kali terkait dengan berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Menyadari faktor-faktor ini sangat penting untuk mengatasi dan mencegah hipertensi sejak dini, yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan tubuh. Beberapa faktor risiko utama yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada anak muda termasuk gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tinggi garam dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik.

Konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis dapat memperburuk kondisi ini. Selain itu, stres berlebihan, baik dari tekanan akademik maupun sosial, juga dapat meningkatkan risiko hipertensi di kalangan remaja. Selain faktor gaya hidup, kondisi medis tertentu seperti obesitas dan gangguan hormonal juga berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.

Genetika atau riwayat keluarga dengan hipertensi dapat menjadi faktor tambahan yang perlu diperhatikan. Dengan memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko ini, orang tua dan remaja dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola tekanan darah dan menjaga kesehatan jangka panjang, berikut informasi yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (28/8/2024).

2 dari 8 halaman

1. Pola Makan yang Kurang Baik

Meningkatnya kasus hipertensi disebabkan oleh pola makan yang tinggi garam, lemak jenuh, dan gula. Banyak anak muda yang memilih makanan cepat saji, makanan olahan, dan minuman manis sebagai pilihan utama, padahal ini juga berkontribusi besar pada risiko tekanan darah tinggi.

3 dari 8 halaman

2. Kekurangan Aktivitas Fisik

Banyak anak muda yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer atau ponsel, mengurangi waktu mereka untuk berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya. Situasi ini menyebabkan gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan peningkatan tekanan darah.

4 dari 8 halaman

3. Kelebihan Berat Badan yang Berlebihan

Peningkatan tekanan darah sering kali disebabkan oleh obesitas, yang terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan berat badan. Obesitas dapat menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Sayangnya, anak muda semakin rentan terhadap obesitas karena pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.

5 dari 8 halaman

4. Situasi yang Menekan

Anak muda saat ini seringkali menghadapi tekanan akademis, sosial, dan keuangan yang signifikan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah akibat stres emosional dan psikologis yang tinggi.

6 dari 8 halaman

5. Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol dan Merokok

Merokok dan konsumsi alkohol memiliki dampak negatif terhadap tekanan darah. Rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan detak jantung. Di sisi lain, konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat merusak jantung dan pembuluh darah.

7 dari 8 halaman

6. Obat-Obatan Tertentu

Sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat apa pun, anak muda harus berkonsultasi dengan dokter karena beberapa obat, seperti pil KB, obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), dan dekongestan, dapat meningkatkan tekanan darah.

8 dari 8 halaman

7. Kekurangan Waktu Tidur

Anak muda yang sering begadang atau mengalami gangguan tidur, berisiko lebih tinggi terkena hipertensi akibat tidur yang tidak cukup atau berkualitas buruk.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence