Liputan6.com, Jakarta Fatherless, yang berarti anak tumbuh tanpa kehadiran atau peran seorang ayah, merupakan salah satu akar masalah dalam masyarakat saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan kehadiran ayah dalam kehidupan mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih baik di hampir setiap aspek kehidupan.
Berbagai literatur menunjukkan bahwa tumbuh dalam rumah tangga tanpa kehadiran ayah dapat dikaitkan dengan kesejahteraan yang negatif dan berbagai kesulitan hidup bagi anak-anak. Kondisi fatherless dapat berdampak pada kehidupan anak, seperti meningkatkan risiko depresi, aktivitas seksual yang tidak sehat, dan perilaku kriminal. Bahkan, ketidakhadiran ayah juga dirasakan oleh para ibu saat mereka menjalani kehamilan, proses melahirkan, dan membesarkan anak sendirian.
Keadaan fatherless menempatkan anak-anak dan masyarakat pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah yang sering dihadapi oleh penegak hukum setiap hari. Dilansir Liputan6.com dari laman urbanlight.org, berikut ini adalah dampak fatherless terhadap perkembangan anak, Selasa (30/7/2024).
Advertisement
1. Tingkat Depresi dan Bunuh Diri yang Lebih Tinggi
Keterlibatan ayah yang berkualitas tinggi ternyata memiliki hubungan erat dengan rendahnya tingkat masalah perilaku pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki figur ayah yang stabil cenderung mencapai hasil yang lebih baik dalam aspek kognitif dan sosio-emosional mereka. Oleh karena itu, seorang anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah dapat mengalami peningkatan risiko depresi dan angka bunuh diri yang lebih tinggi.
Advertisement
2. Tingkat kejahatan yang lebih tinggi
Ketidakhadiran figur ayah memiliki kaitan yang kuat dengan meningkatnya aktivitas kriminal di kalangan remaja putra dan menjadi indikator tingginya tingkat penyerangan terhadap mereka. Selain itu, hubungan yang kurang harmonis juga berkontribusi pada perilaku kenakalan remaja.
3. Hasil Pendidikan yang Buruk
Ketidakhadiran peran ayah dalam jangka waktu yang lama terbukti menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi kesuksesan pendidikan seorang anak. Remaja yang tumbuh tanpa figur ayah cenderung memiliki prestasi akademis paling rendah dan menghadapi risiko tertinggi untuk mengalami kegagalan dalam pendidikan mereka.
Advertisement
4. Kemungkinan Penyalahgunaan Narkoba Lebih Besar
Keterlibatan ayah yang berkualitas memiliki hubungan langsung dengan risiko penyalahgunaan narkoba pada anak sejak usia dini, tanpa memandang gender. Ketidakhadiran sosok ayah, kehadiran ayah yang bersikap kasar, atau ayah yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, semuanya meningkatkan risiko tersebut pada anak-anak.
5. Aktivitas Seksual Dini
Penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarga dapat berhubungan erat dengan perilaku seksual dini dan berisiko. Remaja yang tumbuh tanpa kehadiran ayah di rumah memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih tinggi untuk mengalami kehamilan dibandingkan dengan remaja yang tinggal bersama ayah mereka.
Advertisement
Tips untuk Ayah
1. Berbicaralah dengan Nada Positif kepada Pasangan
Sangatlah krusial untuk memiliki pemahaman yang serasi dengan pasangan, atau ibu dari anak-anak, mengenai harapan dan peran sebagai seorang ayah. Ini sangat penting terutama dalam situasi di mana hubungan terputus karena perceraian atau perpisahan.
2. Ciptakan Visi untuk Keterlibatan sebagai Ayah
Apa yang kamu harapkan dari pandangan anak terhadap dirimu? Dan apa yang tidak kamu inginkan dari pandangan mereka? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu memperjelas tujuanmu sebagai ayah dan membimbingmu dalam mengambil keputusan penting bersama anak-anak.
3. Tetapkan Waktu Rutin untuk Anak
Salah satu cara untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anak secara rutin adalah dengan menciptakan ritual waktu ayah. Berkumpullah bersama sebagai ayah dan anak setidaknya sebulan sekali, minimal selama 1-2 jam, dan hanya dengan satu anak dalam satu waktu.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence