Liputan6.com, Jakarta Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di China berhasil 'menulis' sendiri 600 baris kode pemrograman untuk membuat roket, dilansir Liputan6.com dari South China Morning Post, Selasa (30/7/2024). Bocah bernama Yan Hongsen itu belajar sendiri pemrograman, fisika, dan kimia.
Baca Juga
Advertisement
Kehebatannya menguasai ilmu-ilmu tersebut di usia muda membuatnya mencuri perhatian publik dan viral di media sosial lokal di negara Tembok Besar tersebut. Ia merupakan siswi tahun kelima asal provinsi Zhejiang, di China Timur.
Bocah itu sebelumnya mendokumentasikan perjalanannya memproduksi roket melalui aplikasi Douyin dan berhasil mengumpulkan lebih dari 400.000 pengikut. Oleh karena itu, Yan Hongsen kini dijuluki Rocket Boy.
Menurut ayahnya, ketertarikan Yan terhadap dunia peroketan dan astronomi bermula setelah ia mengajak sang anak berkunjung dan menyaksikan peluncuran Long March-2 saat ia berusia empat tahun.
Bocah 11 tahun sudah menghasilkan 600 kode pemrograman untuk membuat roket
Yan Hongsen mulai mempelajari kelas pemrograman sejak ia masih di taman kanak-kanak. Sedangkan pembelajaran fisika dan kimia ia pelajari melalui bahan bacaan seperti buku dan video. Untuk mendukung minat Yan, ayahnya juga memodifikasi sebuah ruangan di rumah menjadi laboratorium untuk Yan membuat roket.
Kemudian pada Agustus 2022, Yan menghabiskan waktu 10 bulan untuk meneliti dan mengembangkan roket bahan bakar padat pertamanya yang diberi nama Sen Xing.
Pada Juni tahun lalu, ia melakukan tahap uji coba dengan meluncurkan roket. Namun, begitu roket lepas landas, boosternya gagal mengaktifkan parasut setelah fase pemisahan.
Komponen selebihnya kemudian mengalami kerusakan yang kemudian berujung pada jatuhnya roket. Tidak mau menyerah, Yan mengumpulkan semua pecahan roket untuk tujuan analisis dan penyempurnaan roket berikutnya.
Advertisement
Tak menyerah dan terus mencoba
Semua pecahan roket dia kumpulkan untuk tujuan analisis dan penyempurnaan roket berikutnya. Kini, Yan sedang bekerja keras mengembangkan roket keduanya dan berharap roket tersebut bisa diluncurkan di masa depan.
"Nitroselulosanya tidak meledak seperti yang diharapkan, sedangkan pegas dan baterai lithium juga rusak. Mungkin ada masalah dengan sambungan badan roket," kata Yan dalam analisisnya, dilansir dari SCMP.
Dalam video terbaru yang diunggah di Douyin, Yan juga membagikan 600 baris kode pemrograman sistem kendali penerbangan yang ditulisnya untuk membuat roket tersebut.
Ayah Yan juga memberi tahu putranya bahwa dia bermimpi suatu hari nanti bisa bergabung dengan salah satu dari 7 universitas pertahanan publik terkemuka di China. Bahkan, Yan juga ingin melanjutkan proyek pembuatan roket dan membantu negaranya menjelajahi luar angkasa lebih jauh lagi.