Sukses

Pilkada Solo 2010, Sejarah Kemenangan Mutlak Jokowi di Solo

Rangkuman Pilkada Solo 2010.

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan Wali Kota Surakarta 2010, atau yang lebih dikenal dengan Pilkada Solo 2010, menjadi momen penting dalam sejarah politik kota tersebut. Kontestasi ini menandai persaingan ketat antara dua kandidat yang memiliki latar belakang politik dan birokrasi yang berbeda. Pada Pilkada Solo 2010, publik dihadapkan pada pilihan yang menarik antara calon incumbent dan pesaing baru, masing-masing dengan visi dan program mereka sendiri.

Pilkada Solo 2010 menghadirkan kembali sosok yang telah dikenal luas oleh masyarakat Surakarta, Joko Widodo, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota. Kali ini, Jokowi maju kembali dengan dukungan dari PDI-P dan didampingi oleh wakilnya dalam pemerintahan, F.X. Rudy. Sementara itu, lawan politiknya dalam Pilkada Solo 2010 adalah Eddy Wirabhumi dari Partai Demokrat, bersama dengan Supradi Kertamenawi yang juga memiliki pengalaman dalam birokrasi lokal.

Hasil Pilkada Solo 2010 mengejutkan banyak pihak dengan kemenangan telak yang diraih oleh Joko Widodo. Dengan persentase suara yang sangat tinggi, Jokowi berhasil memastikan masa baktinya untuk periode berikutnya. Keberhasilan ini tentunya mencerminkan dukungan kuat dari masyarakat Surakarta dan memberikan gambaran menarik tentang dinamika politik lokal dalam Pilkada Solo 2010.

Lebih lengkapnya, simak rangkuman Pilkada Solo 2010 yang telah Liputan6.com rangkum pada Selasa (30/7).

2 dari 3 halaman

Calon Terdaftar

Pemilihan Umum Wali Kota Surakarta 2010, yang dilaksanakan pada 26 April 2010, merupakan salah satu ajang politik penting di kota tersebut. Dalam pemilihan ini, terdapat dua pasangan calon yang bersaing memperebutkan kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta untuk periode 2010-2015. Calon yang terdaftar untuk pemilihan ini adalah Joko Widodo yang berpasangan dengan F.X. Rudy, serta Eddy Wirabhumi yang berpasangan dengan Supradi Kertamenawi.

Joko Widodo dan F.X. Rudy maju dalam pemilihan ini dengan dukungan dari koalisi partai yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sebagai incumbent, Joko Widodo memiliki posisi yang menguntungkan karena telah menjabat sebagai Wali Kota sebelumnya. Pasangan ini dikenal dengan nomor urut 1 dalam pemilihan.

Sementara itu, pasangan lawan mereka, Eddy Wirabhumi dan Supradi Kertamenawi, diusung oleh koalisi partai yang mencakup Partai Demokrat, Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Mereka terdaftar sebagai kandidat dengan nomor urut 2. Meskipun memiliki dukungan dari beberapa partai besar, pasangan ini tidak berhasil memenangkan pemilihan.

Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Surakarta mengesahkan kedua pasangan calon setelah mereka mendaftar dan dilakukan pengundian nomor urut. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa Jokowi dan Rudy memperoleh dukungan yang sangat besar, sementara Eddy Wirabhumi dan Supradi Kertamenawi kalah dalam Pilkada 2010. Dukungan kuat yang diperoleh Jokowi mencerminkan kepercayaan masyarakat Surakarta terhadap kepemimpinan yang telah ada.

 
3 dari 3 halaman

Menang 90,09% dan Hanya Kalah di 1 TPS

Dalam Pemilihan Umum Wali Kota Surakarta 2010, jumlah pemilih tetap yang terdaftar mencapai 393.703 orang, dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 71,80%. Pemilihan ini mencatat hasil yang sangat mencolok, di mana pasangan calon Joko Widodo dan F.X. Rudy memperoleh total suara sebanyak 248.243, yang setara dengan persentase 90,09%. Sementara itu, pasangan lawan mereka, Eddy Wirabhumi dan Supradi Kertamenawi, hanya memperoleh 27.306 suara atau 9,91%.

Pilkada Solo 2010 berlangsung di 932 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh kota. Dari jumlah tersebut, Jokowi dan Rudy hanya kalah di satu TPS. Di TPS I Baluwarti, yang merupakan tempat pemungutan suara di mana Eddy Wirabhumi memberikan suaranya, Jokowi dan Rudy masih mampu unggul dengan perolehan 214 suara berbanding 132 suara untuk Eddy. Selain itu, di TPS X Pasar Kliwon, tempat di mana Supradi Kertamenawi memberikan suaranya, Jokowi dan Rudy juga menunjukkan keunggulan dengan mendapatkan 168 suara sementara Supradi hanya memperoleh 26 suara.

Keberhasilan Jokowi-Rudy dalam Pilwalkot Solo 2010 menunjukkan dominasi mereka dalam hampir semua TPS, yang mencerminkan dukungan luas dari masyarakat Surakarta terhadap kepemimpinan mereka. Kemenangan telak ini menegaskan kekuatan politik Jokowi di kota tersebut dan memberikan indikasi jelas tentang kepercayaan yang diberikan oleh pemilih kepada pasangan calon yang berhasil mempertahankan kursi kepemimpinan mereka.