Sukses

Fenomena Sedot Lemak Kian Marak, Seberapa Tahu Kamu Tentangnya?

Meskipun sedot lemak sering kali dianggap sebagai prosedur kecantikan yang aman, kamu tetap perlu memperhatikan risiko-risiko yang mungkin terjadi dengan seksama.

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, topik sedot lemak sedang menjadi perbincangan yang cukup hangat. Namun, seberapa banyak yang kita ketahui tentang prosedur ini sebenarnya? Sedot lemak, atau yang lebih dikenal dengan liposuction, adalah salah satu metode bedah kosmetik yang bertujuan untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu.

Biasanya, prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki kontur tubuh dan bukan sebagai solusi utama untuk penurunan berat badan. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (30/7/2024) proses sedot lemak melibatkan penggunaan alat khusus yang disebut kanula, yang dimasukkan ke dalam lapisan lemak di bawah kulit. Dengan gerakan-gerakan tertentu, lemak akan dipecah dan kemudian disedot keluar menggunakan alat vakum. Walaupun tampak sederhana, prosedur ini memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan oleh profesional medis yang berpengalaman.

Sedot lemak umumnya dianggap sebagai prosedur kosmetik yang aman, namun tetap ada risiko yang perlu diperhatikan. Beberapa risiko mungkin terjadi setelah menjalani prosedur ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjalani sedot lemak, guna mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai risiko dan manfaat yang mungkin didapatkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apakah Prosedur Sedot Lemak Aman?

Prosedur sedot lemak umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh dokter berpengalaman dengan peralatan yang memadai. Namun, seperti halnya prosedur bedah lainnya, sedot lemak juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa risiko dan efek samping yang mungkin muncul setelah menjalani prosedur sedot lemak:

1. Infeksi

Infeksi dapat terjadi pasca prosedur sedot lemak. Penting untuk menjaga kebersihan luka dan mengikuti instruksi perawatan pasca operasi yang diberikan oleh dokter.

2. Perdarahan

Perdarahan bisa terjadi selama atau setelah prosedur. Meski dokter akan mengambil langkah pencegahan, risiko ini tetap ada.

3. Kulit Tidak Merata

Setelah sedot lemak, kulit di area yang diobati mungkin tampak tidak merata atau bergelombang, terutama jika prosedur dilakukan secara tidak merata atau elastisitas kulit tidak baik.

4. Kerusakan Jaringan

Risiko kerusakan jaringan di sekitar area yang diobati bisa terjadi, terutama jika prosedur dilakukan oleh dokter yang kurang berpengalaman.

5. Reaksi Alergi

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap anestesi atau obat yang digunakan selama prosedur sedot lemak.

6. Kekurangan Cairan

Setelah sedot lemak, tubuh dapat mengalami kekurangan cairan. Penting untuk menjaga hidrasi yang baik dan mengikuti instruksi dokter mengenai asupan cairan setelah prosedur.

7. Perubahan Sensasi

Beberapa orang mungkin mengalami perubahan sensasi di area yang diobati, seperti mati rasa atau kebas sementara.

3 dari 3 halaman

Kapan Prosedur Sedot Lemak Diperlukan?

Pasien yang memilih untuk menjalani sedot lemak umumnya ingin menghilangkan lemak di area-area tertentu yang sulit diatasi dengan metode konvensional. Prosedur ini dapat membantu mencapai bentuk tubuh yang diinginkan, terutama bagi mereka yang memiliki berat badan normal dan kulit yang kencang di area tersebut.

Namun, penting untuk diingat bahwa sedot lemak bukanlah metode penurunan berat badan dan tidak dimaksudkan sebagai alternatif untuk menurunkan berat badan. Bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih, diet, olahraga, atau prosedur bariatrik mungkin lebih tepat.

Sebelum memutuskan untuk menjalani sedot lemak, ada beberapa syarat dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjalani prosedur ini:

1. Kondisi Kesehatan yang Baik

Anda harus dalam keadaan sehat tanpa kondisi yang dapat mempersulit operasi. Beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk sedot lemak termasuk aliran darah yang terbatas, penyakit arteri koroner, diabetes, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

2. Tidak Mengonsumsi Obat Tertentu

Mengonsumsi obat pengencer darah atau beberapa jenis obat seperti ibuprofen dan aspirin dapat menjadi kontraindikasi untuk sedot lemak.

3. Tidak Memiliki Riwayat Kesehatan Tertentu

Jika Anda memiliki riwayat diabetes, penyakit jantung, atau gangguan pembekuan darah, prosedur sedot lemak mungkin tidak disarankan.

4. Tidak Merokok

Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan setelah sedot lemak. Dianjurkan untuk berhenti merokok sebelum menjalani prosedur ini.

5. Berat Badan yang Stabil

Sedot lemak bukanlah metode penurunan berat badan. Syarat untuk menjalani prosedur ini adalah memiliki berat badan kurang lebih 30% di atas berat badan ideal.

Sebelum menjalani sedot lemak, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan berkonsultasi dengan dokter bedah plastik yang berpengalaman. Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan Anda dan memberikan saran yang sesuai berdasarkan situasi Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.