Liputan6.com, Jakarta Belakangan sedot lemak kembali mencuri perhatian. Secara umum, sedot lemak adalah prosedur pembedahan yang menggunakan teknik hisap untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu, seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher.
Adapun tujuan dari prosedur sedot lemak, yaitu menghilangkan lemak yang sulit hilang melalui olahraga dan pola makan sehat, serta membentuk area tubuh tersebut. Sedot lemak juga dikenal dengan istilah liposuction atau lipoplasti dalam dunia medis. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter bedah plastik yang terpercaya dan dilakukan di klinik atau rumah sakit.
Prosedur sedot lemak dilakukan dengan menggunakan teknik hisap menggunakan selang khusus yang menghancurkan lemak dengan getaran cepat. Ada beberapa jenis teknik sedot lemak yang umum dilakukan, seperti tumescent liposuction, laser-assisted liposuction, dan sedot lemak ultrasound. Setiap teknik memiliki keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan.
Advertisement
Meskipun sedot lemak umumnya dianggap sebagai prosedur kosmetik yang aman, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan. Beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah menjalani prosedur sedot lemak. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur sedot lemak untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang risiko dan manfaatnya.
1. Apakah Prosedur Sedot Lemak Aman?
Prosedur sedot lemak umumnya dianggap aman ketika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan dilakukan dengan peralatan yang aman. Namun, seperti halnya prosedur bedah lainnya, sedot lemak juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu dipertimbangkan. Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani sedot lemak, antara lain:
1. Infeksi
Risiko infeksi dapat terjadi setelah prosedur sedot lemak. Penting untuk menjaga kebersihan luka dan mengikuti instruksi perawatan pasca operasi yang diberikan oleh dokter.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi selama atau setelah prosedur sedot lemak. Dokter akan melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko perdarahan, tetapi tetap ada kemungkinan terjadinya.
3. Kulit tidak merata
Setelah sedot lemak, kulit di area yang diobati mungkin tidak merata atau tampak bergelombang. Hal ini bisa terjadi jika prosedur sedot lemak dilakukan secara tidak merata atau jika elastisitas kulit tidak baik.
4. Kerusakan jaringan
Selama prosedur sedot lemak, ada risiko kerusakan jaringan di sekitar area yang diobati. Risiko ini dapat terjadi terutama jika prosedur dilakukan oleh dokter yang tidak berpengalaman.
5. Reaksi alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap anestesi atau obat yang digunakan selama prosedur sedot lemak.
6. Kekurangan cairan
Setelah sedot lemak, tubuh dapat mengalami kekurangan cairan. Penting untuk menjaga hidrasi yang baik dan mengikuti instruksi dokter mengenai asupan cairan setelah prosedur.
7. Perubahan sensasi
Beberapa orang mungkin mengalami perubahan sensasi di area yang diobati setelah sedot lemak. Sensasi mati rasa atau kebas sementara dapat terjadi.
Advertisement
2. Kapan Prosedur Sedot Lemak Diperlukan?
Pasien yang ingin menghilangkan lemak di area tubuh tertentu yang sulit dihilangkan dengan cara konvensional sering memilih sedot lemak. Sedot lemak dapat membantu mencapai bentuk tubuh yang diinginkan, terutama pada orang dengan berat badan normal dan kulit yang kencang. Namun, sedot lemak bukanlah metode penurunan berat badan dan bukan alternatif penurunan berat badan.
Jika seseorang memiliki berat badan berlebih, lebih baik mencoba metode diet, olahraga, atau prosedur bariatrik. Sebelum menjalani sedot lemak, penting untuk mempertimbangkan syarat dan risiko yang terkait dengan prosedur ini. Salah satu syaratnya adalah memiliki kondisi kesehatan yang baik.
Selain itu, tidak boleh mengonsumsi obat tertentu dan tidak memiliki riwayat kesehatan tertentu seperti diabetes atau penyakit jantung. Selain itu, tidak boleh merokok dan berat badan harus stabil sebelum menjalani prosedur sedot lemak.
Sebelum menjalani sedot lemak, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan berkonsultasi dengan dokter bedah plastik yang berpengalaman. Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan dan memberikan saran yang sesuai.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence