Liputan6.com, Jakarta Diare adalah kondisi pencernaan yang umum terjadi pada orang dewasa, namun sering kali diabaikan atau dianggap sepele. Meskipun diare biasanya tidak serius dan dapat sembuh dengan sendirinya, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Diare ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan konsistensi tinja yang cair, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit jika tidak ditangani dengan benar. Memahami penyebab, gejala, dan solusi efektif untuk diare sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Artikel ini akan mengulas berbagai penyebab diare pada orang dewasa, mulai dari infeksi bakteri dan virus hingga gangguan pencernaan dan efek samping obat-obatan. Selain itu, juga akan membahas gejala umum yang perlu diperhatikan dan langkah-langkah penanganan yang efektif untuk mengatasi diare, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (31/7/2024).
Advertisement
Penyebab Diare pada Orang Dewasa
Diare adalah masalah kesehatan umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Infeksi virus seperti norovirus, rotavirus, dan adenovirus, serta bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter, adalah penyebab utama diare, terutama selama wabah atau musim dingin.
Gejala biasanya mencakup demam dan kram perut. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman yang tidak higienis juga dapat memicu diare karena mengandung patogen yang mengganggu sistem pencernaan.Obat-obatan seperti antibiotik dan antasid yang mengandung magnesium sering kali menyebabkan diare sebagai efek samping.
Gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan diare kronis disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut dan kembung. Selain itu, intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, dan alergi makanan dapat memicu diare setelah konsumsi makanan tertentu.
Untuk mencegah diare, penting untuk menjaga kebersihan makanan, berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan, dan mengenali serta menghindari makanan yang memicu reaksi pencernaan.   Â
Â
Advertisement
Gejala Diare pada Orang Dewasa
Tanda-tanda diare pada orang dewasa bisa berbeda-beda tergantung pada penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering dialami, yaitu:
1. Frekuensi Buang Air Besar yang Meningkat Salah satu tanda utama diare adalah sering buang air besar. Orang yang mengalami diare biasanya akan pergi ke toilet lebih dari tiga kali dalam sehari, dengan tinja yang cair atau berair.
2. Tinja Cair atau Berair Tinja yang cair adalah ciri khas dari diare. Tinja ini mungkin juga mengandung lendir atau bahkan darah, tergantung pada penyebabnya. Tinja yang cair sering disertai dengan rasa mendesak untuk segera buang air besar.
3. Kram Perut dan Nyeri Kram perut atau nyeri adalah gejala yang sering terjadi bersamaan dengan diare. Kram ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman di area perut.
4. Kehilangan Nafsu Makan Diare bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan. Rasa mual dan tidak nyaman yang dirasakan dapat mengurangi keinginan untuk makan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi asupan nutrisi.
5. Gejala Dehidrasi Gejala dehidrasi seperti mulut kering, rasa haus yang berlebihan, urin yang berwarna gelap, dan frekuensi buang air kecil yang berkurang dapat terjadi akibat diare yang berkepanjangan.
Hal ini perlu diwaspadai, terutama jika diare berlangsung dalam waktu lama. Jadi, jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segeralah mencari pengobatan yang tepat dan pastikan untuk tetap terhidrasi dengan baik.
Cara Mengatasi Diare pada Orang Dewasa
Mengatasi diare pada orang dewasa memerlukan pendekatan yang tepat untuk mencegah kondisi memburuk.
Langkah pertama adalah memastikan hidrasi yang cukup dengan mengonsumsi banyak cairan seperti air, kaldu, atau minuman elektrolit, dan menghindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat memperburuk dehidrasi.
Pola makan yang tepat juga penting konsumsi makanan lembut dan mudah dicerna seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang (diet BRAT), serta hindari makanan pedas, berlemak, atau tinggi serat.Probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan flora usus, terutama setelah penggunaan antibiotik.
Jika diare tidak mereda, obat anti-diare seperti loperamide dapat digunakan, namun sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, terutama jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Hubungi dokter jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai darah dalam tinja, atau gejala dehidrasi parah untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement