Sukses

Risiko Penggunaan Laser Wajah pada Kulit Orang Indonesia, Perlu Diperhatikan

Perdowski mengungkapkan risiko tersembunyi di balik tren teknik kecantikan yang naik daun ini.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mendapatkan kulit wajah yang mulus dan cerah dalam waktu singkat, banyak wanita memilih perawatan dengan metode laser sebagai 'jalan ninja' mereka.

Meskipun bukan tren baru, inovasi kecantikan ini tetap populer karena mampu membuat kulit wajah lebih halus, cerah, serta mengurangi keriput, noda penuaan, dan bekas jerawat.

Selain itu, teknik kecantikan yang memanfaatkan energi cahaya ini juga dipercaya dapat mengencangkan kulit dan meratakan warna kulit. Metode ini diketahui memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan hanya menggunakan produk perawatan kulit.

Tapi, apakah kamu sudah tahu efek-efek dari perawatan yang bisa dibilang cukup instan seperti laser wajah? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini efek dari penggunaan laser pada wajah orang Indonesia, Rabu (31/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risiko Penggunaan Laser Wajah pada Kulit Orang Indonesia

Prof. Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, Ketua Umum PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) periode 2021-2024, mengungkapkan bahwa teknik laser memiliki risiko tertentu, terutama bagi kulit orang Indonesia.

“Laser adalah alat yang digunakan untuk mengatasi berbagai kelainan kulit, namun penggunaannya pada kulit orang Indonesia memiliki banyak risiko,” ujarnya dalam konferensi pers PIT XIX PERDOSKI yang dikutip dari dream.co pada Rabu (31/7/2024).

Menurut Yulianto, kulit orang Indonesia yang cenderung berwarna sawo matang memiliki pigmen yang lebih banyak menyerap sinar cahaya, sehingga dapat mempengaruhi dan merusak pigmen itu sendiri.

Kerusakan pigmen ini membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap paparan sinar matahari, sehingga mudah terbakar, meningkatkan risiko kanker kulit, dan dapat menyebabkan penyakit kulit lainnya.

Lebih lanjut, Yulianto menjelaskan bahwa prosedur laser wajah sering dilakukan oleh dokter umum, padahal dokter spesialis kulit seharusnya lebih memahami bahaya dari prosedur tersebut.

Yulianto juga menekankan bahwa perkembangan teknologi yang pesat membuat proses pendidikan dan penelitian menjadi lebih menantang, karena ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan terkait risiko di masa depan.

Di era keterbukaan saat ini, banyak alat kecantikan yang masuk ke Indonesia tanpa melalui proses pengecekan yang memadai dan bisa digunakan secara bebas oleh masyarakat. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius dan diperlukan studi lebih lanjut untuk memahami bahaya yang mungkin timbul.

Oleh karena itu, masalah ini menjadi fokus utama bagi PERDOSKI dalam mengembangkan teknik media di bidang dermatologi untuk menembus batasan akademis dan mencapai pengetahuan baru.

Sebagai praktisi, PERDOSKI berharap setiap dokter selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknologi terkini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.