Sukses

Perbandingan Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017 dan Real Count KPUD

Persaingan ketat antar pasangan calon mendorong berbagai lembaga survei untuk melakukan quick count Pilkada DKI pada hari pemilihan.

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu peristiwa politik paling menarik dan penuh dinamika di Indonesia. Pilgub ini diadakan dalam dua putaran, yakni pada 15 Februari 2017 dan 19 April 2017, untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Pemilihan ini menjadi yang ketiga kalinya Jakarta melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung dengan sistem pencoblosan.

Pemilihan periode ini dimajukan dari jadwal sebelumnya yang diadakan pada 11 Juli, karena mengikuti jadwal Pilkada Serentak gelombang kedua pada tahun 2017. Berdasarkan peraturan yang berlaku, hanya partai politik dengan minimal 22 kursi di DPRD Jakarta yang dapat mengajukan kandidat. Partai politik yang memiliki kursi kurang dari 22 dapat mengajukan calon jika mereka mendapatkan dukungan dari partai politik lain. 

Hasil quick count Pilkada DKI menjadi yang banyak dinantikan. Persaingan ketat antar pasangan calon mendorong berbagai lembaga survei untuk melakukan quick count Pilkada DKI pada hari pemilihan. Quick count adalah metode penghitungan suara cepat yang dilakukan dengan cara mengambil sampel suara dari sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang dianggap representatif. 

Hasil quick count Pilkada DKI kemudian dijadikan acuan awal untuk mengetahui pemenang pemilihan sebelum hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) diumumkan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang perbandingan quick count Pilkada DKI 2024 dan real count KPUD yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (31/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perbandingan Quick Count dan Real Count Pilkada DKI 2017 Putaran Pertama

Berikut adalah ulasan perbandingan antara hasil rekapitulasi resmi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU DKI), Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU, dan hasil quick count dari beberapa lembaga survei terkemuka.

Hasil Quick Count LSI Denny JA

Agus-Sylvi: 16,87%

Ahok-Djarot: 43,22%

Anies-Sandi: 39,91%

Hasil Quick Count PolMark

Agus-Sylvi: 17,96%

Ahok-Djarot: 42,27%

Anies-Sandi: 39,77%

Hasil Quick Count SMRC

Agus-Sylvi: 16,69%

Ahok-Djarot: 43,19%

Anies-Sandi: 40,12%

Hasil Quick Count Indikator Politik

Agus-Sylvi: 17,28%

Ahok-Djarot: 43,16%

Anies-Sandi: 39,56%

Hasil Quick Count Cyrus Network

Agus-Sylvi: 17,13%

Ahok-Djarot: 42,92%

Anies-Sandi: 39,94%

Hasil Rekapitulasi KPU DKI

Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni: 937.955 suara (17,06%)

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat: 2.364.577 suara (42,99%)

Anies Baswedan-Sandiaga Uno: 2.197.333 suara (39,95%)

Hasil Situng KPU DKI

Agus-Sylvi: 17,06%

Ahok-Djarot: 42,96%

Anies-Sandi: 39,97%

Analisis Perbandingan Quick Count dan Real Count Pilkada DKI 2017 Putaran Pertama

Dapat dilihat bahwa perbandingan antara rekapitulasi KPU dan quick count dari berbagai lembaga survei menunjukkan hasil yang relatif konsisten. Semua lembaga survei memperlihatkan persentase yang tidak jauh berbeda dengan hasil rekapitulasi resmi KPU. 

Misalnya, hasil quick count dari LSI Denny JA menunjukkan Ahok-Djarot dengan persentase 43,22%, yang sangat dekat dengan hasil rekapitulasi KPU sebesar 42,99%. Begitu juga dengan pasangan Anies-Sandi yang memiliki persentase antara 39,56% hingga 40,12% dalam hasil quick count, mendekati hasil rekapitulasi KPU sebesar 39,95%.

Hasil Situng KPU juga menunjukkan hasil yang hampir sama dengan rekapitulasi KPU, mengindikasikan bahwa sistem penghitungan suara KPU dapat diandalkan dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Perbedaan kecil antara hasil quick count dan real count dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk margin of error dalam pengambilan sampel dan dinamika di lapangan pada hari pemilihan.

Secara keseluruhan, perbandingan ini memperlihatkan bahwa quick count dari lembaga-lembaga survei dapat memberikan gambaran awal yang cukup akurat mengenai hasil akhir pemilihan. Namun, hasil resmi dari KPU tetap menjadi acuan utama dalam menentukan pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017.

3 dari 3 halaman

Perbandingan Quick Count dan Real Count Pilkada DKI 2017 Putaran Kedua

Putaran kedua menjadi penentu dalam memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. Pemungutan suara yang dilaksanakan pada 19 April 2017 ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk lembaga survei yang melakukan quick count. Perbandingan hasil quick count dari berbagai lembaga survei dengan hasil real count yang dilakukan oleh KPUD DKI Jakarta menunjukkan hasil yang sangat dekat, memberikan kepercayaan pada metode quick count sebagai indikator awal hasil pemilihan.

Empat lembaga survei yang melaksanakan quick count pada putaran kedua ini adalah Litbang Kompas, PolMark Indonesia, LSI Denny JA, dan SMRC. Berikut adalah hasil quick count dari masing-masing lembaga:

Hasil Quick Count PolMark Indonesia

Basuki-Djarot: 42,44%

Anies-Sandi: 57,56%

Hasil Quick Count LSI Denny JA

Basuki-Djarot: 42,33%

Anies-Sandi: 57,67%

Hasil Quick Count SMRC

Basuki-Djarot: 41,94%

Anies-Sandi: 58,06%

Hasil Quick Count Indikator

Anies-Sandi: 57,89%

Ahok-Djarot: 42,11%

 Hasil Quick Count Charta Politika

Anies-Sandi: 57,87%

Ahok-Djarot: 42,13%

Hasil Quick Count Populi

Anies-Sandi: 58,07%

Ahok-Djarot: 41,93%

Hasil Quick Count Indobarometer

Anies-Sandi: 58,50%

Ahok-Djarot: 41,50%

Hasil Quick Count Voxpol

Anies-Sandi: 59,40%

Ahok-Djarot: 40,60%

Hasil Real Count KPU DKI Jakarta

Anies Baswedan-Sandiaga Uno: 57,95%

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat: 42,05%

Analisis Perbandingan Quick Count dan Real Count Pilkada DKI 2017 Putaran Pertama

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa perbandingan antara hasil quick count dan real count menunjukkan konsistensi yang cukup tinggi. Hasil quick count dari berbagai lembaga survei memiliki simpangan yang sangat kecil dibandingkan dengan hasil real count KPU DKI, menunjukkan akurasi yang tinggi dari metode quick count yang digunakan.

Misalnya, Indikator dan Charta Politika, yang menunjukkan perbedaan kurang dari 0,1% dibandingkan hasil real count KPU. Perbedaan yang sedikit lebih besar terlihat pada hasil dariVoxpol, yang masing-masing memiliki simpangan 1,45%. Namun, meskipun ada perbedaan, hasil dari lembaga-lembaga ini masih berada dalam margin of error yang dapat diterima.

Secara keseluruhan, perbandingan ini menunjukkan bahwa quick count dari berbagai lembaga survei dapat diandalkan untuk memberikan gambaran awal mengenai hasil pemilihan. Namun, hasil resmi dari KPU tetap menjadi acuan utama dalam menentukan pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Pengumuman resmi rekapitulasi suara oleh KPU DKI baru akan dilakukan pada awal Mei 2017, namun hasil quick count yang akurat ini sudah memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai hasil akhir pemilihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.