Sukses

Proses Terjadinya Penyempitan Pembuluh Darah, Kenali Gejala dan Pengobatannya

Penyumbatan pembuluh darah atau aterioskelrosis adalah kondisi di mana terjadi penyempitan pada dinding pembuluh darah.

Liputan6.com, Jakarta Kabar tak mengenakkan datang dari aktor Sonny Septian yang dilarikan ke rumah sakit baru-baru ini. Sonny divonis mengalami penyempitan pembuluh darah. Hal ini diungkapkan oleh sang istri, Fairuz A Rafiq dalam akun Instagram pribadinya.

Penyempitan pembuluh darah atau aterioskelrosis adalah kondisi di mana terjadi penyempitan pada dinding pembuluh darah. Penyempitan ini dapat menghambat aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke berbagai bagian tubuh, termasuk otak. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh penumpukan plak lemak atau kolesterol.

Stenosis vaskular di kepala, seperti yang dialami Sonny Septian, bisa berdampak serius pada kesehatan seseorang. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memicu berbagai masalah, termasuk stroke atau gangguan neurologis lainnya.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai proses terjadinya penyempitan pembuluh darah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Proses Terjadinya Penyempitan Pembuluh Darah

Dikutip dari laman Kemkes, Penyakit penyempitan pembuluh darah ini menjadi dasar munculnya penyakit jantung koroner, penyakit stroke, serta dapat pula memperberat penyakit kronis lainnya seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi. Penyakit ini bersifat kompleks dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor ( multifaktorial) karena terjadi akibat akumulasi dari lemak, sehingga menyebabkan terjadinya proses inflamasi ( peradangan) pada dindinhg arteri ( pembuluh darah), dan dengan adanya kedua proses tadi juga diikuti dengan proses penimbunan lemak ( kolesterol).

Ada beberapa proses atau stadium dalam terjadinya proses aterosklerosis ini yaitu pembentukan fatty streak ( tumpukan lemak), induksi ateroma, serta plak aterosklerotik. Reactive Oxygen Species ( ROS) yang nerupakan suatu tumpukan bahan dari luar yang bersifar oxidan ( racun jahat) akan dapat merusak fungsi selular dari lemak, protein, karbohidrat, serta menyebabkan peroksidasi lipid dan oksidasi lemak jahat yang memilki densitas yang rendah yang sering disebut Low Density Lipoprotein.

LDL ini yang teroksidasi dengan adanya bahan bahan radikal bebas, akan mampu bertahan di dalam lapisan dalam pembuluh darah yang merupakan cikal bakal dari penumpukan lemak yang dikenal dengan aterosklerosis tadi. Setelah terjadi proses kerusakan dari bagian dalam dari dinding pembuluh darah ini maka akan diikuti dengan proses penarikan dari sel-sel darah putih seperti leukosit, monosit, serta beberapa molekul molekul kecil kimiawi lainnya.

Produksi dari sinyal inflamasi ini juga akan membuat perubahan monosit menjadi makrofag di mana makrofag akan menangkap lemak benrdensitas rendah yang telah teroksidasi tadi sehingga menjadi sel busa. Pada proses lanjutan ini akan terjadi pengeluaran suatu zat yang disebut enzim proteolitik metaloproteinase yang dapat menurunkan stabilitas plak serta menyebabkan lisis fibrous cap ke matriks ekstrasellular. Hal ini selanjutnya akan memicu proses terbentuknya bekuan darah, trombus, serta penyumbatan arteri sebagai pembuluh darah pentingn yang bertugas membawa darah bersih dari jantung untuk dialirkan ke sluruh tubuh.

3 dari 5 halaman

Gejala Penyempitan Pembuluh Darah

Gejala penyempitan pembuluh darah terkadang tidak menimbulkan tanda apapun saat dalam kategori ringan, namun akan muncul secara bertahap setelahnya. Penderita biasanya akan mulai merasakan gejala ketika arteri mulai menyempit.

Gejala penyempitan pembuluh darah biasanya dapat dikenali berdasarkan lokasi arteri yang terdampak. Melansir laman Siloam Hospitals, berikut beberapa gejala penyempitan pembuluh darah, yakni:

  1. Bila terjadi pada arteri jantung, gejala yang dirasakan seperti dada terasa nyeri atau muncul tekanan di dada (angina).
  2. Bila terjadi pada arteri menuju otak, gejala yang dirasakan seperti mati rasa pada lengan atau kaki, pandangan menghilang, kesulitan berbicara, hingga otot wajah mengendur.
  3. Bila terjadi pada arteri lengan atau kaki, gejala yang dirasakan yaitu kaki terasa nyeri saat berjalan dan tekanan darah rendah pada lengan atau kaki yang terkait.
  4. Bila terjadi pada arteri menuju ginjal, gejala yang dirasakan mulai dari tekanan darah tinggi hingga gagal ginjal.
4 dari 5 halaman

Pengobatan Penyempitan Pembuluh Darah

Pengobatan aterosklerosis melibatkan tiga metode utama, yakni perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan prosedur medis. Langkah pertama dan sangat penting yang harus dilakukan pasien adalah melakukan perubahan gaya hidup sehari-hari. Ini mencakup peningkatan frekuensi dan intensitas olahraga untuk memperbaiki kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh. Dengan demikian, pasien dapat menurunkan risiko penumpukan plak di arteri dan meningkatkan aliran darah secara keseluruhan. Pola makan sehat, berhenti merokok, dan mengelola stres juga merupakan bagian dari perubahan gaya hidup yang disarankan.

Selain perubahan gaya hidup, dokter juga dapat meresepkan berbagai obat-obatan untuk mencegah aterosklerosis semakin parah dan mengurangi risiko komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke. Obat-obatan yang umum diberikan meliputi obat untuk mencegah penggumpalan darah, seperti aspirin, yang membantu mencegah pembentukan bekuan darah di arteri. Ada juga obat untuk menurunkan tekanan darah, seperti beta blockers, calcium channel blockers, dan diuretik, yang membantu mengurangi tekanan pada dinding arteri dan memperbaiki aliran darah. Selain itu, obat penurun kadar kolesterol seperti statin dan fibrat digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga mengurangi penumpukan plak di arteri. Obat lain termasuk ACE inhibitors untuk mencegah penyempitan arteri dan obat diabetes untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal, sehingga mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah.

Dalam kasus aterosklerosis yang parah, dokter mungkin akan menyarankan penanganan dengan prosedur medis tertentu. Salah satu prosedur yang umum adalah pemasangan ring (stent) dan angioplasty, di mana sebuah balon kecil dimasukkan ke dalam arteri yang tersumbat atau menyempit, kemudian digelembungkan untuk membuka arteri dan memperbaiki aliran darah, setelah itu ring ditempatkan untuk menjaga arteri tetap terbuka. Terapi fibrinolitik adalah prosedur lain yang digunakan untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat pembekuan darah dengan memberikan obat pelarut atau pemecah gumpalan darah. Operasi bypass adalah prosedur yang lebih invasif, di mana dokter membuat jalan pintas (bypass) pada arteri yang tersumbat menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain atau selang berbahan sintetis. Endarterektomi dan arterektomi adalah prosedur lain yang bertujuan untuk menghilangkan plak dari arteri. Endarterektomi dilakukan dengan membuang tumpukan lemak pada dinding arteri yang menyempit, biasanya pada arteri di leher, sedangkan arterektomi dilakukan dengan menggunakan kateter berpisau tajam di salah satu ujungnya untuk membuang plak di arteri.

Dengan kombinasi dari perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan prosedur medis ini, pasien dengan aterosklerosis dapat mengelola kondisi mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi serius. Konsultasi rutin dengan dokter dan kepatuhan terhadap rencana perawatan sangat penting untuk memastikan hasil yang optimal.

5 dari 5 halaman

Pencegahan Penyempitan Pembuluh Darah

Dikutip dari laman RS Pondok Indah, terdapat beberapa pencegahan penyempitan pembuluh darah adalah sebagai berikut ini:

1. Berhenti Merokok

Baik rokok konvensional, mild, kretek, cerutu, elektrik atau vape, maupun shisha, dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Meski tidak banyak, kebiasaan buruk yang dilakukan secara konstan ini akan menyebabkan proses terbentuknya sumbatan secara terus-menerus.

2. Rajin Berolahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin dapat menjaga tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol tetap normal. Sehingga dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah. Beberapa ahli menganjurkan untuk berolahraga setidaknya sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, dengan total waktu olahraga selama 3-5 jam dalam seminggu. Olahraga yang bisa dilakukan adalah jogging, sepeda, berenang, plank, squat, dan barbel.

3. Menerapkan Pola Makan Sehat

Dengan menerapkan pola makan sehat yakni mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi setiap hari dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah. Menerapkan pola makan ini juga termasuk menghindari konsumsi makanan manis, makanan cepat saji, minuman ringan, dan makanan tinggi kolesterol.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.