Sukses

Tumpeng HUT RI Jadi Simbol Rasa Syukur, Ketahui Makna Dibalik Perayaannya

Tumpeng HUT RI jadi simbol rasa syukur, persatuan dan keberagaman budaya Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Tumpeng adalah hidangan tradisional Indonesia berbentuk kerucut, yang dibuat khusus untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) pada tanggal 17 Agustus. Tumpeng ini biasanya terdiri dari nasi kuning atau putih yang dibentuk menyerupai gunung, serta dikelilingi oleh berbagai lauk pauk dan sayuran.

Dalam konteks perayaan kemerdekaan, tumpeng HUT RI sering dihias dengan warna merah dan putih, sesuai bendera Indonesia, di mana lauk yang disajikan mencerminkan kekayaan kuliner nusantara. Penyajian tumpeng dalam perayaan HUT RI memiliki makna simbolis, yaitu melambangkan rasa syukur atas kemerdekaan, serta harapan untuk kemakmuran dan persatuan bangsa.

Tak hanya itu, berbagai lauk pauk dan sayuran yang menyertai tumpeng HUT RI mencerminkan keragaman budaya dan kekayaan alam Indonesia. Setiap elemen pada tumpeng memiliki arti tersendiri, misalnya ikan yang melambangkan kesejahteraan, sedangkan sayur mayur melambangkan kesegaran dan kesehatan.

Saat tumpeng HUT RI dipotong dan dibagikan kepada para tamu, itu menandakan kebersamaan serta rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih. Dengan demikian, tumpeng bukan hanya sekadar sajian, tetapi juga simbol persatuan, keberagaman dan harapan bagi masa depan bangsa. Perayaan HUT RI akan terasa lebih bermakna, dengan hadirnya nasi tumpeng dalam setiap upacara dan perayaan.

Berikut ini cara membuat tumpeng HUT RI yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (2/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Tumpeng dan Konteksnya di Perayaan HUT RI

Tumpeng adalah hidangan nasi kuning berbentuk kerucut, di mana menjadi salah satun simbol kuliner yang memegang peranan penting dalam budaya Indonesia. Pada awalnya, tumpeng digunakan dalam berbagai upacara keagamaan untuk menghormati dewa dan leluhur. Bentuk kerucut dari nasi tumpeng melambangkan gunung, yang dalam kepercayaan masyarakat Jawa dan Bali dianggap sebagai tempat bersemayamnya dewa dan leluhur.

Gunung juga dipandang sebagai simbol kesucian dan kekuatan. Nasi tumpeng yang dibentuk menyerupai gunung ini kemudian dikelilingi oleh berbagai lauk-pauk sebagai persembahan. Tradisi ini kemudian berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia. Pada masa kini, tumpeng tidak hanya digunakan dalam upacara adat, tetapi juga dalam berbagai acara penting seperti perayaan kemerdekaan, perayaan ulang tahun, dan acara-acara keluarga besar.

Dengan tradisi yang kaya dan makna yang mendalam, tumpeng tidak hanya menjadi sajian lezat tetapi juga sarat akan simbolisme. Dalam konteks perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), tumpeng memiliki tempat khusus sebagai lambang rasa syukur, persatuan dan kebersamaan. Tumpeng sebagai hidangan perayaan HUT RI juga menggambarkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. Dengan tampilannya yang mencolok dan berwarna cerah, tumpeng menjadi pusat perhatian dalam setiap perayaan. Makna di balik tumpeng, yang mencakup filosofi tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan simbol kebersamaan, menjadikannya pilihan yang tepat untuk merayakan hari bersejarah ini.

3 dari 4 halaman

Tumpeng sebagai Bagian dari Perayaan HUT RI

Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) setiap tanggal 17 Agustus merupakan momen yang sangat spesial bagi bangsa Indonesia. Pada hari yang bersejarah ini, berbagai kegiatan dilakukan untuk merayakan kemerdekaan dan pencapaian bangsa. Salah satu elemen yang tak kalah penting dalam perayaan ini adalah tumpeng, yang tidak hanya berfungsi sebagai hidangan, tetapi juga sebagai simbol budaya dan persatuan.

Berikut adalah penjelasan mengenai peran tumpeng dalam perayaan HUT RI dan bagaimana tumpeng memperkaya makna dari perayaan tersebut.

1. Tumpeng sebagai Simbol Rasa Syukur

Tumpeng memiliki makna yang dalam dalam konteks perayaan HUT RI. Bentuk kerucut dari nasi tumpeng melambangkan gunung, yang dalam kepercayaan masyarakat Indonesia, terutama Jawa dan Bali, dianggap sebagai tempat bersemayamnya dewa dan leluhur. Dengan menyajikan tumpeng, kita mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kemerdekaan yang telah diraih. Pemotongan tumpeng di awal acara sering kali dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan ucapan terima kasih atas semua pencapaian dan berkah yang diberikan kepada bangsa. Pada upacara pemotongan tumpeng, potongan pertama biasanya diberikan kepada tokoh masyarakat, pejabat, atau individu yang dianggap memiliki kontribusi besar dalam acara atau komunitas. Ini bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga simbol dari harapan akan keberkahan dan kesuksesan di masa depan. Tradisi ini menegaskan pentingnya rasa syukur dan penghormatan dalam budaya Indonesia.

2. Tumpeng sebagai Lambang Persatuan dan Kebersamaan

Tumpeng berfungsi sebagai jembatan, untuk mempererat hubungan sosial di tengah perayaan. Setelah upacara bendera dan berbagai kegiatan lain yang menyertai HUT RI, makan tumpeng bersama menjadi momen penting untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan. Menyajikan tumpeng di tengah-tengah perayaan menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan, memperkuat rasa persatuan di antara anggota komunitas atau keluarga. Sajian tumpeng dalam perayaan HUT RI bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang kebersamaan. Tumpeng sering kali dihidangkan dalam acara besar seperti upacara resmi, pesta keluarga, atau acara komunitas. Momen makan bersama ini merupakan kesempatan untuk memperkuat ikatan sosial dan merayakan kemerdekaan dengan semangat gotong royong dan kebersamaan.

3. Tumpeng sebagai Cerminan Keberagaman Budaya

Salah satu ciri khas dari tumpeng adalah keberagaman lauk-pauk yang menyertainya. Tumpeng biasanya disajikan dengan berbagai jenis lauk-pauk seperti ayam goreng, telur balado, tempe orek, sambal goreng ati, dan urap. Keberagaman ini mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia dan menunjukkan betapa luas dan bervariasinya budaya makanan di tanah air. Dengan menyajikan berbagai lauk-pauk, tumpeng tidak hanya memuaskan selera tetapi juga merayakan keberagaman budaya Indonesia. Setiap daerah di Indonesia mungkin memiliki variasi tumpeng yang unik, mencerminkan kebudayaan lokal dan tradisi kuliner masing-masing. Misalnya, di Jawa Tengah, nasi liwet mungkin menjadi pilihan, sementara di daerah lain, nasi uduk atau nasi kuning lebih populer. Variasi ini menambah kekayaan dan keunikan dari perayaan HUT RI, memberikan kesempatan untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang berbeda dan penuh warna.

4. Tumpeng sebagai Bagian dari Upacara Resmi 

Dalam upacara resmi seperti di kantor pemerintah, sekolah, atau instansi lainnya, tumpeng berfungsi sebagai simbol penghormatan dan kebanggaan nasional. Sajian tumpeng dalam konteks ini sering kali dilakukan sebagai bagian dari seremoni perayaan, di mana tumpeng menjadi pusat perhatian dan simbol dari komitmen terhadap nilai-nilai kemerdekaan dan persatuan. Tumpeng juga sering disajikan dalam acara keluarga atau komunitas, seperti pesta keluarga atau perayaan di lingkungan RT/RW. Dalam konteks ini, tumpeng tidak hanya berfungsi sebagai hidangan, tetapi juga sebagai cara untuk berkumpul dan merayakan kemerdekaan dengan cara yang lebih pribadi dan intim. Ini merupakan kesempatan untuk berbagi kebahagiaan, dan mempererat hubungan antar anggota keluarga atau komunitas.

4 dari 4 halaman

Cara Membuat Nasi Tumpeng untuk Perayaan HUT RI

Berikut adalah panduan lengkap untuk membuat nasi tumpeng yang istimewa, yang akan menambah kemeriahan perayaan HUT RI Anda.

1. Nasi Kuning Tumpeng

Bahan-bahan:

- 2 liter beras

- 2 batang serai, dimemarkan

- 4 lembar daun salam

- 3 lembar daun jeruk, buang tulangnya

- 400 ml santan kelapa

- 1 sendok teh kunyit bubuk

- 1 sendok teh garam

- 2 sendok makan minyak goreng

Cara membuat:

  1. Cuci beras dengan air mengalir hingga bersih untuk menghilangkan kotoran dan kelebihan pati. Tiriskan hingga airnya tidak keruh lagi.
  2. Dalam sebuah panci, campurkan santan kelapa dengan kunyit bubuk dan garam. Panaskan campuran ini hingga mendidih sambil diaduk-aduk secara perlahan untuk mencegah santan pecah.
  3. Panaskan minyak goreng dalam panci besar, kemudian tumis daun salam, daun jeruk, dan serai hingga harum. Masukkan beras yang telah dicuci, aduk hingga rata dengan bumbu.
  4. Tuangkan santan panas ke dalam panci, aduk lagi hingga rata. Pindahkan beras ke dalam cetakan tumpeng berbentuk kerucut dan kukus selama 30-40 menit dengan api sedang, hingga nasi matang dan teksturnya menjadi lembut.
  5. Pastikan untuk menutup panci kukusan dengan rapat untuk hasil terbaik. Setelah matang, keluarkan nasi dari cetakan dan letakkan di atas piring saji. Hias nasi dengan berbagai lauk-pauk dan sayuran yang telah disiapkan.

2. Nasi Liwet Tumpeng

Bahan-bahan:

- 2 liter beras

- 400 ml santan kelapa

- 500 ml kaldu ayam

- 3 batang serai, dimemarkan

- 4 lembar daun salam

- 2 lembar daun pandan, disimpulkan

- 1 sendok teh garam

Cara membuat:

  1. Cuci beras dengan air hingga bersih dan tiriskan. Pastikan beras tidak mengandung kotoran.
  2. Campurkan santan kelapa, kaldu ayam, serai, daun salam, daun pandan, dan garam dalam panci. Panaskan campuran ini hingga mendidih sambil diaduk.
  3. Masukkan beras ke dalam panci, aduk hingga rata. Masak dengan api kecil hingga cairan terserap dan nasi matang.
  4. Pindahkan nasi ke dalam cetakan tumpeng dan kukus selama 30-40 menit hingga nasi matang dan memiliki tekstur yang empuk.
  5. Setelah matang, keluarkan nasi dari cetakan dan sajikan dengan lauk-pauk sesuai dengan selera Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.