Liputan6.com, Jakarta Peringatan hari kematian memiliki makna yang sangat dalam dan dianggap sangat penting untuk dilakukan bagi budaya Jawa. Faktanya ada cara hitungan hari kematian menurut primbon Jawa sebagai panduan bagi masyarakat dalam melaksanakan ritual dan doa untuk arwah yang telah meninggal.
Tradisi ini tetap dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Jawa di antara gempuran era yang serba modern. Bagi mereka, peringatan hari kematian bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi simbol penghormatan dan menjaga hubungan dengan arwah leluhur.
Baca Juga
Jadi, apa sebenarnya penjelasan mengenai carai hitungan hari kematian menurut primbon Jawa dan tradisi yang mengikutinya? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan lima cara menghitung selamatan orang meninggal dalam tradisi jawa sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (2/8/2024).
Advertisement
Â
Â
1. Hitungan Hari Kematian 7 Harian
Hitungan hari kematian menurut primbon Jawa dimulai dengan peringatan 7 hari setelah kematian. Pada periode ini, dipercaya bahwa roh masih berada di sekitar rumah dan keluarga. Keluarga biasanya mengadakan tahlilan atau yasinan selama tujuh malam berturut-turut, diakhiri dengan kenduri atau selamatan pada malam ketujuh.
Ritual ini bertujuan untuk mendoakan arwah agar tenang dan mudah dalam perjalanannya ke alam baka. Menurut kepercayaan, selama tujuh hari ini roh masih bingung dan perlu dibimbing dengan doa. Ada juga mitos bahwa pada hari ketujuh, daging jenazah mulai terlepas dari tulang, sehingga doa-doa diperlukan untuk meringankan prosesnya.
Â
Â
Advertisement
2. Hitungan Hari Kematian 40 Harian
Peringatan 40 hari dalam hitungan hari kematian menurut primbon Jawa dianggap sebagai saat di mana roh mulai meninggalkan dunia. Pada saat 40 hari, keluarga biasanya mengadakan kenduri atau selamatan yang lebih besar dibandingkan dengan 7 harian. Tahlilan atau yasinan juga dilakukan, diikuti dengan pembagian sedekah kepada tetangga dan kerabat.
Mitos yang berkembang menyatakan bahwa pada hari ke-40, tulang-tulang jenazah mulai hancur. Doa dan sedekah yang diberikan dipercaya dapat membantu arwah dalam menghadapi proses ini dan memudahkan perjalanannya ke alam baka. Ada juga kepercayaan bahwa setelah 40 hari, roh akan jarang mengunjungi rumah dan keluarganya.
Â
3. Hitungan Hari Kematian Pendak Pisan (1 Tahunan)
Pendak Pisan atau peringatan 1 tahun kematian merupakan momen penting dalam hitungan hari kematian menurut primbon Jawa. Keluarga biasanya mengadakan selamatan yang lebih besar, dengan mengundang lebih banyak kerabat dan tetangga. Ritual ini sering kali disertai dengan ziarah ke makam dan pembersihan atau perawatan makam.
Kepercayaan yang ada menyatakan bahwa pada saat ini, jenazah sudah menjadi tanah, kecuali beberapa bagian seperti rambut dan kuku. Doa dan sedekah yang diberikan dipercaya dapat membantu arwah mendapatkan tempat yang baik di alam baka. Ada juga mitos bahwa pada saat ini, arwah akan kembali mengunjungi keluarga untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar pergi ke alam baka.
 Â
Advertisement
4. Hitungan Hari Kematian Pendak Pindo (2 Tahunan)
Pendak Pindo atau peringatan 2 tahun kematian dalam hitungan hari kematian menurut primbon Jawa biasanya ditandai dengan ritual yang lebih sederhana dibandingkan Pendak Pisan. Keluarga tetap mengadakan selamatan dan doa bersama, namun dalam skala yang lebih kecil. Ziarah ke makam juga masih dilakukan sebagai bentuk penghormatan.
Mitos yang berkembang menyatakan bahwa pada saat ini, seluruh jasad, termasuk tulang, sudah menjadi tanah sepenuhnya. Doa dan sedekah yang diberikan dipercaya dapat membantu arwah dalam kehidupannya di alam baka. Beberapa keluarga percaya bahwa setelah Pendak Pindo, arwah sudah sepenuhnya menetap di alam baka dan jarang kembali ke dunia.
 Â
5. Hitungan Hari Kematian Nyewu (1000 Harian)
Hitungan hari kematian terakhir dalam primbon Jawa adalah Nyewu atau 1000 hari. Peringatan hari kematian ke-1000 atau Nyewu merupakan ritual terakhir dan terpenting dalam hitungan hari kematian menurut primbon Jawa. Keluarga biasanya mengadakan selamatan besar, mengundang banyak kerabat dan tetangga. Ritual ini sering kali disertai dengan penggantian atau perawatan besar-besaran pada makam seperti pergantian nisan atau bahkan pembangunan.
Kepercayaan yang ada menyatakan bahwa setelah 1000 hari, arwah sudah sepenuhnya lepas dari dunia dan menetap di alam baka. Doa dan sedekah yang diberikan pada saat Nyewu dipercaya memiliki kekuatan besar dalam membantu arwah mencapai ketenangan abadi. Setelah Nyewu, keluarga biasanya hanya melakukan peringatan pada hari-hari besar atau saat berziarah ke makam.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement