Liputan6.com, Jakarta Baim Wong mencoba peruntungannya menjadi sutradara film layar lebar. Tidak main-main, untuk debut penyutradaraannya, ia langsung menggarap film dengan genre horor.
Dalam rangka mempersiapkan diri, Baim banyak menonton film horor Indonesia. Hal ini dilakukannya agar ia memahami sejauh mana para sineas lokal telah mengeksplorasi genre yang digemari oleh masyarakat ini.
Baca Juga
"Horor adalah salah satu genre yang sangat diminati di negara-negara Asia, terutama Indonesia. Saya sudah menonton semua film horor Indonesia. Saya perlu mengetahui sejauh mana perkembangan film horor Indonesia saat ini dan apa yang membuat horor saya berbeda dari yang lain," ujar Baim seperti dikutip Liputan6.com dari kapanlagi.com, Jumat (2/8/2024).
Advertisement
1. Punya Pemikiran yang Berbeda
Baim Wong ternyata memiliki sosok sutradara yang sangat ia kagumi. Dari kancah Hollywood, ia mengidolakan Christopher Nolan, sedangkan dari dalam negeri, sosok Joko Anwar menjadi pilihannya. Apa yang membuat Baim begitu mengidolakan Joko?
"Joko memiliki cara berpikir yang berbeda dari kebanyakan orang dan ia berani menciptakan sesuatu yang unik. Dari semua film horor yang pernah saya tonton, saya merasa bahwa Pengabdi Setan adalah yang terbaik. Meskipun ceritanya sederhana dan saya tahu bahwa anggarannya tidak besar, Joko sangat cerdas dalam mengeksekusinya," ungkap Baim Wong.
Advertisement
2. Sedih Karena Karyanya Jelek
Baim Wong mengungkapkan bahwa ada sutradara lain yang sangat ia kagumi. Namun, ia merasa kecewa karena performa sutradara tersebut mengalami penurunan.
"Dulu ada sutradara yang sangat saya suka, tapi sekarang kok kualitasnya menurun ya. Saya adalah penggemar beratnya, tapi sekarang saya merasa sedih karena karya-karyanya tidak sebaik dulu. Ini berbeda dengan cinta kepada seseorang. Ketika orang yang kita cintai berubah menjadi kurang baik, kita merasa sedih karena kita tahu potensi dan kualitas aslinya. Sayang sekali, semuanya rusak hanya karena dia berubah menjadi seperti pabrik," ujar Baim Wong.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence