Sukses

Nama Ibu Kota Inggris, Lengkap dengan Sejarah dan Keunikan Budayanya

Nama ibu kota Inggris adalah London, sebuah kota yang terkenal di seluruh dunia karena keanekaragaman budaya, sejarah yang kaya, dan pengaruh globalnya.

Liputan6.com, Jakarta Nama ibu kota Inggris adalah London, sebuah kota yang terkenal di seluruh dunia karena keanekaragaman budaya, sejarah yang kaya, dan pengaruh globalnya. Terletak di tepi Sungai Thames, London merupakan pusat politik, ekonomi, dan budaya Inggris, dengan berbagai atraksi terkenal seperti Big Ben, Buckingham Palace, dan Tower of London. Dengan populasi lebih dari 8 juta jiwa, London adalah salah satu kota terbesar dan paling ramai di Eropa.

London tidak hanya memiliki warisan sejarah yang mendalam, tetapi juga merupakan pusat inovasi dan kreativitas. Kota ini menjadi tuan rumah bagi banyak institusi pendidikan terkemuka, museum, dan galeri seni, seperti British Museum dan Tate Modern, yang menarik pengunjung dari seluruh dunia. Selain itu, London juga dikenal sebagai pusat keuangan global, dengan distrik finansial seperti City of London dan Canary Wharf yang menjadi rumah bagi banyak bank dan perusahaan multinasional.

Keberagaman budaya di London terlihat jelas dari masyarakatnya yang multietnis, dengan berbagai festival dan acara yang merayakan tradisi dari berbagai belahan dunia. Sistem transportasi yang efisien, termasuk jaringan kereta bawah tanah dan bus, memudahkan penduduk dan wisatawan untuk menjelajahi kota ini.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai nama Ibu Kota Inggris, sejarah, dan keunikan di dalamnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (5/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Nama Ibu Kota Inggris

Salah satu negara yang pernah memindahkan ibu kotanya adalah Inggris, yang mungkin mengejutkan sebagian orang karena banyak yang tidak mengetahui bahwa London bukanlah ibu kota Inggris sejak lama. Dalam perjalanan sejarahnya, Inggris atau Britania Raya mengalami beberapa transisi dalam penetapan ibu kota, di mana sebelumnya, ibu kota kerajaan berada di Winchester hingga tahun 1026. Pemindahan ibu kota dari Winchester ke London ini dipicu oleh banyaknya institusi pemerintahan yang memilih untuk berkantor di wilayah Westminster, yang masih merupakan bagian dari London saat ini, karena pada waktu itu London sudah berkembang menjadi pusat pelabuhan dan ekonomi yang cukup padat, serta memiliki banyak urusan kenegaraan yang harus ditangani di kota tersebut.

Seiring dengan kondisi tersebut, London dengan cepat berkembang menjadi kota yang paling maju di Eropa, menarik perhatian banyak orang dari berbagai daerah. Pada tahun 1650, kota yang terletak di tepi Sungai Thames ini menarik lebih dari 8.000 imigran setiap tahunnya, menandakan pesatnya pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi. Dengan kepadatan yang semakin meningkat, muncul beberapa lembaga keuangan yang diprakarsai oleh serikat pekerja dan saudagar asing, yang berupaya melobi penguasa untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi kegiatan usaha, termasuk Liga Hanseatic dan sejumlah saudagar Prancis yang juga ikut berkontribusi dalam pengembangan ekonomi kota.

Lingkungan bisnis yang mendukung ini ternyata membuat London semakin diminati oleh para pebisnis, dan pada abad ke-18, pemerintah Inggris berperan aktif dengan mendirikan berbagai institusi penting seperti Bank of England, Lloyds of London, dan London Stock Exchange di kota itu. Langkah ini diambil dengan harapan untuk menunjang kebutuhan kolonial Inggris di Asia Selatan dan menjadikan London sebagai pusat ekonomi yang semakin terintegrasi. Perkembangan pesat London sebagai pusat ekonomi baru mendorong pemerintah Inggris untuk semakin melepaskan pengaruhnya dalam dunia usaha yang dijalankan dari kota ini, bahkan mendorong liberalisasi pasar dan privatisasi untuk memfasilitasi pertumbuhan sektor usaha, sehingga London pun akhirnya menjadi salah satu pusat keuangan dunia yang setara dengan New York di Amerika Serikat.

Namun, meskipun London telah mencapai statusnya sebagai pusat keuangan global, kota ini tetap menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008, misalnya, menggulung beberapa bank besar dan memberikan dampak signifikan pada perekonomian kota. Selain itu, keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE) atau yang dikenal sebagai Brexit juga menghadirkan tantangan baru bagi London, menambah ketidakpastian di sektor ekonomi dan finansial yang selama ini menjadi andalan kota tersebut.

3 dari 4 halaman

Sejarah Ibu Kota Inggris

Sejarah ibu kota Inggris mengalami beberapa perubahan signifikan sejak zaman kuno hingga modern, mencerminkan perkembangan politik, ekonomi, dan sosial negara tersebut. Winchester, kota kuno di Hampshire, dikenal sebagai ibu kota Inggris selama periode Anglo-Saxon. Kota ini menjadi pusat pemerintahan pada masa pemerintahan Raja Alfred the Great (871–899), yang menjadikan Winchester sebagai pusat kekuasaan Wessex, salah satu kerajaan yang kemudian menyatu menjadi Inggris. Winchester tetap menjadi ibu kota hingga sekitar tahun 1066, ketika penaklukan Normandia mengubah lanskap politik Inggris.

Meskipun Winchester adalah ibu kota resmi, London sudah mulai berkembang sebagai pusat ekonomi dan perdagangan sejak zaman Romawi. Londinium, nama Romawi untuk London, didirikan sekitar tahun 43 M dan dengan cepat menjadi pusat komersial penting di provinsi Britannia. Namun, baru pada abad ke-11 dan 12, London mulai mengambil peran lebih sentral dalam pemerintahan Inggris. Pada tahun 1066, William the Conqueror menaklukkan Inggris dan dimahkotai di Westminster Abbey, sebuah penanda penting peralihan kekuasaan ke London.

Meskipun Winchester tetap penting secara simbolis dan administratif untuk beberapa waktu, pengaruh London semakin kuat. Pada tahun 1154, dengan dimulainya pemerintahan Henry II, London mulai berfungsi sebagai pusat administratif yang de facto, dengan banyak institusi pemerintah dan istana kerajaan pindah ke kota ini. Westminster, bagian dari London, berkembang sebagai pusat pemerintahan. Westminster Abbey, yang didirikan pada abad ke-10, menjadi tempat penobatan raja-raja Inggris. Pada tahun 1295, Parlemen Inggris mulai berkumpul di Istana Westminster, meneguhkan peran London sebagai pusat politik.

Selama Abad Pertengahan, London terus tumbuh sebagai pusat perdagangan dan ekonomi. Sungai Thames yang strategis menjadikannya pusat pelabuhan utama, menarik pedagang dari seluruh Eropa. Pada tahun 1666, Great Fire of London menghancurkan sebagian besar kota, namun rekonstruksi cepat mengubahnya menjadi pusat urban yang lebih modern. Rekonstruksi ini mencakup pembangunan kembali berbagai bangunan penting dan infrastruktur kota, yang semakin memperkokoh posisi London sebagai pusat utama di Inggris dan Eropa.

Pada abad ke-18 dan 19, London menjadi pusat Revolusi Industri, menarik imigran dan pekerja dari seluruh dunia. Kota ini juga menjadi pusat keuangan global dengan pendirian institusi seperti Bank of England (1694), Lloyd's of London (1686), dan London Stock Exchange (1801). Perkembangan ini menjadikan London sebagai magnet bagi inovasi, perdagangan, dan keuangan, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi kota. Industri-industri baru bermunculan, dan infrastruktur kota terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan ini.

London semakin berkembang pesat sepanjang abad ke-20, meskipun mengalami kerusakan besar selama Perang Dunia II akibat pemboman. Pasca perang, rekonstruksi dan modernisasi terus dilakukan, menjadikan London sebagai salah satu kota terkemuka di dunia dalam berbagai aspek. Infrastruktur baru, gedung-gedung pencakar langit, dan sistem transportasi yang efisien semuanya berkontribusi pada citra modern London. Selain itu, London juga menjadi pusat budaya dan pendidikan, dengan berbagai universitas, museum, dan teater yang terkenal di seluruh dunia.

Hari ini, London dikenal sebagai salah satu ibu kota global yang paling penting, baik secara politik, ekonomi, maupun budaya. Dengan populasi lebih dari 8 juta jiwa, London merupakan kota terbesar di Inggris dan salah satu yang paling beragam di dunia. Pusat keuangan di City of London dan Canary Wharf, bersama dengan lembaga budaya seperti British Museum dan Tate Modern, menjadikan London pusat inovasi dan kreativitas yang terus berkembang. Keanekaragaman penduduk dan kekayaan budayanya menjadikan London sebagai tempat yang dinamis dan menarik bagi wisatawan, pekerja, dan pelajar dari seluruh dunia.

Sejarah ibu kota Inggris mencerminkan transformasi dari kota kuno Winchester ke metropolis modern London. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang telah membentuk Inggris selama berabad-abad, menjadikan London sebagai simbol kekuatan dan keanekaragaman bangsa ini. Dari masa Romawi hingga era modern, setiap periode dalam sejarah London menambah lapisan kekayaan dan kompleksitas yang membuatnya menjadi kota yang unik dan berpengaruh di panggung dunia.

4 dari 4 halaman

Keunikan Ibu Kota Inggris, London

Dikutip dari buku Let's Go Inggris: Negeri Sejuta Kastil (2013) oleh Chia Wong, dijelaskan bahwa London adalah ibu kota Inggris atau Britania Raya. Selain dikenal sebagai ibu kota Inggris, London juga cukup populer sebagai obyek wisata yang menarik banyak pengunjung setiap tahunnya. Hal ini tidak mengherankan mengingat London menawarkan berbagai tujuan wisata yang sangat terkenal dan menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia.

Beberapa destinasi wisata terkenal di London antara lain adalah Buckingham Palace atau Istana Buckingham, kediaman resmi keluarga kerajaan Inggris yang menjadi salah satu ikon kota ini. Hyde Park, salah satu taman kota terbesar dan paling terkenal di London, menawarkan ruang hijau yang luas untuk rekreasi dan relaksasi. London Eye, roda observasi raksasa yang memberikan pemandangan spektakuler kota, juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Selain itu, ada juga Royal Greenwich Observatory, tempat bersejarah yang menjadi lokasi garis meridian utama dunia. Tower Bridge, jembatan yang menjadi simbol London dengan arsitektur menakjubkan, juga tidak boleh dilewatkan. Palace of Westminster dan Big Ben, gedung parlemen Inggris dan menara jam yang ikonik, juga menjadi tujuan wisata yang sangat populer di kalangan pengunjung.

Tidak hanya itu, London juga memiliki banyak kastil, museum, teater, gedung konser, galeri seni, bandara, stadion olahraga, dan istana yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa tempat seperti British Museum, Tate Modern, dan Royal Albert Hall menawarkan pengalaman budaya yang kaya dan mendalam bagi wisatawan. Stadion-stadion seperti Wembley dan Emirates juga menarik banyak penggemar olahraga dari seluruh dunia.

Selain banyaknya kastil, istana, dan obyek wisata populer lainnya, London juga memiliki keunikan tersendiri dari segi masyarakat yang tersusun di dalam kota ini. London dikenal memiliki masyarakat multikultural yang sangat beragam, mencerminkan berbagai budaya dan tradisi dari seluruh dunia. Hal ini terbukti dari keberagaman etnis, bahasa, dan adat istiadat yang ada di kota ini, serta berbagai festival budaya yang sering diadakan di berbagai sudut kota.

Keberagaman ini menjadikan London sebagai salah satu kota paling kosmopolitan di dunia, di mana berbagai tradisi budaya dapat hidup berdampingan secara harmonis. Pengunjung dapat menikmati berbagai kuliner dari seluruh dunia, mulai dari restoran bintang Michelin hingga pasar makanan jalanan yang menawarkan masakan otentik dari berbagai negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.