Liputan6.com, Jakarta Peran perempuan di era modern ini sangatlah signifikan, baik di kancah internasional maupun di Indonesia. Sudah menjadi hal yang biasa melihat perempuan menduduki jabatan sebagai Menteri, pejabat pemerintah, hingga posisi tertinggi dalam perusahaan.
Aura Kasih menekankan pentingnya intelektualitas bagi perempuan sebagai modal utama dalam berkarya di berbagai bidang. Menurutnya, penampilan fisik yang menawan memang penting, tetapi bukanlah yang utama.
"Jadi perempuan harus tangguh. Jangan hanya mengandalkan penampilan fisik, tetapi juga intelektualnya," ujar Aura Kasih, seperti dikutip dari fimela.com, Selasa (6/8/2024).Â
Advertisement
1. Mampu Kuasai Dunia
Aura Kasih menegaskan bahwa ketika seorang perempuan memiliki intelektualitas yang tinggi, mereka akan mampu berkarya dengan sangat baik di bidang pekerjaan masing-masing. Bahkan, Aura Kasih berpendapat bahwa kaum perempuan memiliki potensi untuk menguasai dunia.
Jika kita menelusuri sejarah, terdapat beberapa nama perempuan yang telah diakui karena kecerdasan mereka. Mereka berhasil meraih posisi strategis dan memiliki pengaruh yang sangat luas, baik di negara mereka sendiri maupun di dunia.
"Perempuan bisa menguasai dunia dengan intelektualitas," ujar Aura Kasih.
Advertisement
2. Bukan Jadi Orang Ketiga
Di tengah pandangan publik yang sering melihatnya sebagai sosok sensual, Aura Kasih merasa sangat gembira ketika mendapatkan peran sebagai politisi cantik dan cerdas dalam serial Vidio 'Gelas Kaca'. Dalam peran ini, ia benar-benar menjelma menjadi perempuan alfa yang sangat dominan.
Mengenai perannya tersebut, Aura Kasih menyatakan bahwa ia sangat menikmati menjadi sosok perempuan yang mandiri. Awalnya memang merasa gugup, tidak tahu akan memerankan karakter seperti apa. Tapi alhamdulillah, bukan menjadi Karlin, tambahnya dengan lega.
Untuk diketahui, karakter Karlin yang diperankan oleh Frederika Cull dalam serial ini adalah seorang perempuan dari keluarga kaya yang jatuh cinta pada rekan kerjanya yang sudah berkeluarga, diperankan oleh Rio Dewanto.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence