Sukses

Tanda-tanda Anda Gampang Overthinking, Ini 6 Gejala yang Perlu Diwaspadai

Apakah kamu termasuk salah satu dari mereka yang sering overthinking, seperti yang ditunjukkan oleh tanda-tanda ini?

Liputan6.com, Jakarta Overthinking, atau kebiasaan berpikir berlebihan, sering kali menjadi masalah yang mengganggu kesejahteraan mental seseorang. Ketika seseorang mudah terjebak dalam putaran pemikiran yang tidak kunjung selesai, situasi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Tanda-tanda overthinking sering kali tidak terlihat secara langsung, tetapi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari keputusan sehari-hari hingga hubungan interpersonal. Gejala overthinking bisa sangat bervariasi, mulai dari terus-menerus memikirkan satu masalah yang sama hingga merasa cemas tentang kemungkinan skenario buruk yang belum tentu terjadi.

Seseorang yang overthinking mungkin juga merasa sulit untuk membuat keputusan atau merasa terjebak dalam pola pikir negatif yang terus berulang. Menyadari tanda-tanda ini adalah langkah pertama untuk menangani dan mengatasi kebiasaan berpikir berlebihan tersebut.

Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda overthinking, individu dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi kapan pola pikir ini mulai mengganggu keseharian mereka. Langkah-langkah untuk mengelola overthinking, seperti teknik relaksasi dan perubahan pola pikir, dapat membantu mengurangi dampak negatif dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (29/8/2024).

2 dari 7 halaman

1. Memikirkan Segala Kemungkinan Buruk yang Dapat Terjadi

Orang yang mudah overthinking sering kali terjebak dalam memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Mereka sering bertanya pada diri sendiri, "Apa yang akan terjadi jika ini terjadi? Bagaimana jika itu terjadi?" Namun, pikiran-pikiran semacam ini cenderung tidak realistis dan hanya menambah kecemasan. Memperburuk situasi dengan membayangkan yang terburuk hanya akan membuat fokus pada Kegiatan positif semakin sulit.

3 dari 7 halaman

2. Sering Membayangkan Ulang Percakapan di Kepala

Mengulang-ulang percakapan di kepala, merenung tentang apa yang harus dikatakan atau bagaimana orang lain akan merespons adalah ciri dari overthinking. Kondisi ini hanya akan membuatmu tidak puas dengan dirimu sendiri dan selalu khawatir tentang pandangan orang lain.

4 dari 7 halaman

3. Menganalisis Masalah Kecil Terlalu Banyak

Menghabiskan waktu berjam-jam memilih baju untuk suatu acara karena takut tampil tidak sempurna adalah salah satu contoh dari kebiasaan overthinking yang bisa membuatmu merasa lelah dan stres.

5 dari 7 halaman

4. Seringkali Terjadi Rasa Cemas dan Gelisah

Kamu mungkin mudah overthinking jika kamu merasa cemas dan gelisah secara konstan. Pikiran berlebihan sering kali menyebabkan ketidaktenangan dan kekhawatiran yang berkelanjutan terhadap segala sesuatu. Dampaknya bisa merugikan kesehatan mental dan fisikmu, sehingga menghalangi kamu untuk menikmati momen-momen kecil dalam hidup.

6 dari 7 halaman

5. Pesimis Mengambil Keputusan

Jika kamu sering menghindari mengambil keputusan karena takut salah, ini mungkin menunjukkan bahwa kamu cenderung berpikir terlalu berlebihan. Kamu mungkin terlalu terbebani oleh konsekuensi dari setiap keputusan, yang pada akhirnya membuatmu tidak mengambil keputusan sama sekali. Namun, menghindari keputusan hanya akan membuatmu terjebak dan tidak bisa berkembang.

7 dari 7 halaman

6. Merasa Terperangkap dalam Dunia Pikiran Pribadi

Terjebak dalam pikiran sendiri seringkali disebabkan oleh overthinking. Kondisi ini dapat membuat seseorang sulit keluar dari lingkaran pikiran negatif yang terus berputar di kepala. Akibatnya, seseorang bisa merasa terisolasi dan kesepian karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri dan kurang berinteraksi dengan orang lain.

Mengenali tanda-tanda overthinking adalah langkah pertama untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk diingat bahwa hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan rasa cemas dan khawatir yang terus-menerus. Oleh karena itu, mari belajar untuk lebih rileks dan menikmati setiap momen dengan penuh kesadaran.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence