Sukses

Pengaruhi Kesehatan Mental Anak,Ini 4 Konsekuensi dari Mendidik Anak Terlalu Keras

Mendidik anak dengan cara yang terlalu keras sering kali mengabaikan dampak psikologis yang dapat ditimbulkan, khususnya dalam hal stres dan kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta Mendidik anak dengan cara yang terlalu keras sering kali mengabaikan dampak psikologis yang dapat ditimbulkan, khususnya dalam hal stres dan kesehatan mental. Metode pengasuhan yang terlalu ketat atau disiplin yang berlebihan dapat menyebabkan anak mengalami tingkat stres yang tinggi, yang berpotensi mengganggu keseimbangan emosional mereka.

Selain stres, kesehatan mental anak juga dapat terpengaruh secara signifikan akibat pengasuhan yang terlalu keras. Tekanan yang terus-menerus dan ekspektasi yang tidak realistis sering kali menyebabkan anak merasa tertekan dan tidak berharga. Hal ini dapat mengarah pada gangguan emosional seperti kecemasan, depresi, dan masalah dengan harga diri yang dapat bertahan hingga dewasa.

Penting untuk memahami bahwa dampak negatif dari pengasuhan keras tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan mental anak saat ini, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan mereka di masa depan. Oleh karena itu, pendekatan pengasuhan yang lebih lembut dan penuh pengertian sangat diperlukan untuk mendukung kesehatan mental anak secara keseluruhan dan memastikan perkembangan yang sehat dan seimbang.

Dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa konsekuensi dari mendidik anak terlalu keras, Rabu (7/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Gangguan Kesehatan Mental yang Menurun

Anak-anak yang sering mengalami hukuman fisik atau verbal akibat pola asuh yang keras memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kesehatan mental. Tingkat kecemasan dan depresi pada anak-anak tersebut cenderung lebih tinggi. Pola asuh yang keras dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence menunjukkan bahwa anak-anak yang diperlakukan dengan keras cenderung menunjukkan perilaku agresif, pemberontakan, dan ketidakpatuhan.

Mereka meniru perilaku tersebut dari orang tua mereka yang menjadi model perilaku. Pendekatan yang terlalu keras dalam mendidik anak juga dapat berdampak negatif pada kinerja akademis mereka. Stres yang timbul akibat tekanan ini dapat mengganggu kemampuan anak untuk berkonsentrasi, mengingat informasi, dan memecahkan masalah, yang semuanya penting untuk keberhasilan akademis.

3 dari 5 halaman

2. Masalah dalam Interaksi Sosial

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang keras sering menghadapi kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat, seperti yang terungkap dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak tersebut memiliki keterampilan sosial yang buruk dan kesulitan dalam berempati dengan orang lain karena kurangnya model perilaku positif dan dukungan emosional dari orang tua mereka.

Dampaknya, mereka mungkin mengalami isolasi sosial dan kesulitan menjalin hubungan yang bermakna dengan teman sebaya. Selain itu, pola asuh yang keras juga dapat menyebabkan penurunan harga diri anak. Anak-anak yang sering dikritik, dihukum, atau dipermalukan oleh orang tua mereka cenderung memiliki citra diri yang negatif.

Mereka merasa tidak berharga dan tidak percaya diri. Penurunan harga diri ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk hubungan interpersonal dan pencapaian pribadi. Dengan memahami dampak negatif dari pola asuh yang keras, diharapkan orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengadopsi pendekatan yang lebih positif dan mendukung dalam mendidik anak-anak mereka. Semoga informasi ini berguna.

4 dari 5 halaman

3. Penurunan Kepercayaan Diri:

Pengasuhan yang terlalu keras sering kali berdampak pada harga diri anak. Kritik yang berlebihan dan hukuman yang keras dapat membuat anak merasa tidak mampu dan kurang percaya diri. Mereka mungkin merasa tidak pernah cukup baik dan sulit untuk percaya pada kemampuan diri mereka, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik dan sosial mereka.

5 dari 5 halaman

4. Gangguan Perkembangan Emosional dan Kognitif:

Stres berkepanjangan dari pengasuhan yang keras dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, terutama bagian yang berhubungan dengan pengelolaan emosi dan penyelesaian masalah. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi stres dan tantangan, serta menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan emosional mereka. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menghadapi situasi sulit dan membuat keputusan yang sehat di masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.