Liputan6.com, Jakarta Sakit angin duduk yang dalam istilah medis dikenal sebagai angina pectoris, adalah suatu kondisi yang menandakan adanya gangguan dalam aliran darah ke otot jantung. Penyakit ini kerap dihubungkan dengan rasa nyeri, atau ketidaknyamanan di area dada yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti leher, punggung, atau lengan.
Sakit angin duduk umumnya disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang membawa darah ke jantung, di mana pada gilirannya mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke otot jantung. Gejala yang ditimbulkan oleh angin duduk bervariasi, mulai dari nyeri dada yang tajam hingga sensasi berat yang menekan.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun sering kali dianggap sebagai kondisi yang dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat, sakit angin duduk sebenarnya merupakan tanda peringatan penting dari masalah jantung yang lebih serius. Jika tidak ditangani dengan baik, angin duduk dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, seperti serangan jantung.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal dan mencari bantuan medis yang sesuai, agar penanganan dapat dilakukan secara efektif. Berikut ini penyebab dan gejala sakit angin duduk yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (8/8/2024).
Sakit Angin Duduk dan Gejalanya
Angin duduk yang dikenal dalam dunia medis sebagai angina, adalah kondisi serius yang terjadi akibat gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah, yang menghambat aliran darah yang kaya oksigen menuju jantung. Gejala yang paling khas dari angina adalah nyeri dada yang intens, di mana bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasokan darah yang terganggu ke otot jantung menyebabkan nyeri dada yang bisa dirasakan sebagai sensasi tekanan, kepanasan, atau sesak di area tersebut. Penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan sebelumnya. Karena angina termasuk dalam kategori gangguan jantung, gejalanya sering kali berpusat di area dada dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang signifikan.
Selain nyeri dada, ada beberapa gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita angina. Gejala umum lainnya termasuk sesak napas, yang terjadi karena aliran darah yang terbatas mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah dengan efektif. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, yang kemudian menyebabkan kesulitan bernapas. Selain itu, penderita angina sering merasa mudah lelah karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh yang menyempit atau tersumbat.
Â
Advertisement
Penyebab Sakit Angin Duduk
1. Hipertensi
Ketika pembuluh darah menyempit, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Peningkatan kerja jantung ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, atau hipertensi. Tekanan darah yang tinggi membuat jantung terus menerus berada dalam kondisi stres, yang akhirnya meningkatkan risiko terjadinya angin duduk. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama karena aliran darah yang terganggu dapat memicu gejala angina.
2. Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah juga dapat meningkatkan risiko terkena angin duduk. Kolesterol yang berlebihan dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri, yang membuat darah sulit mengalir dengan lancar ke jantung. Endapan kolesterol ini dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan angina.
3. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung dan angina. Asap rokok mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak dinding arteri, menyebabkan peradangan, dan mempersempit pembuluh darah. Selain itu, merokok juga mengurangi kadar oksigen dalam darah, membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, yang dapat memicu serangan angin duduk.
4. Kurang Berolahraga
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terkena angin duduk. Gaya hidup yang tidak aktif dapat menyebabkan berbagai kondisi seperti dislipidemia, diabetes mellitus, kolesterol tinggi, hipertensi, dan obesitas. Kurangnya olahraga juga menghambat kelancaran metabolisme tubuh, menyebabkan penumpukan lemak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Oleh karena itu, rutin berolahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko angina.
5. Stres
Stres kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh memproduksi hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, stres yang diikuti oleh peningkatan emosi seperti marah dapat menyebabkan jantung berdebar lebih keras dan cepat, yang meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. Jika pembuluh darah jantung tersumbat, aliran darah ke jantung tidak akan lancar, menyebabkan gejala angin duduk.
6. Diabetes
Diabetes mellitus, atau penyakit kencing manis, ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah. Kadar gula yang tinggi menyebabkan darah menjadi lebih kental, yang menghambat aliran darah ke jantung. Kekentalan darah yang meningkat dapat menyebabkan pembuluh darah jantung tersumbat, mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi ke otot jantung, yang dapat memicu angina.
7. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kondisi yang ditandai dengan kelainan metabolisme lemak tubuh, seperti peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, dan LDL, serta penurunan HDL dalam darah. Kelainan ini menyebabkan penumpukan lemak di dalam pembuluh darah, yang menghambat aliran darah ke jantung. Jika pembuluh darah jantung tersumbat oleh lemak, aliran darah yang menuju jantung akan terhambat, menyebabkan gejala angin duduk.
Mengenali dan mengelola faktor risiko ini sangat penting, untuk mencegah angina dan menjaga kesehatan jantung. Gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, rutin berolahraga, tidak merokok, dan mengelola stres, dapat membantu mengurangi risiko terkena angina. Jika Anda memiliki faktor risiko tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pengelolaan yang tepat.
Pertolongan Pertama untuk Sakit Angin Duduk
Angin duduk atau dikenal sebagai angina, adalah kondisi serius yang terjadi akibat gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Berikut adalah panduan lengkap tentang langkah-langkah pertolongan pertama yang perlu Anda ketahui, jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami angin duduk.
1. Hentikan Segera Semua Aktivitas
Langkah pertama yang harus diambil saat mengalami angin duduk adalah segera menghentikan semua aktivitas yang sedang dilakukan. Duduklah dengan tenang dan beristirahat. Berhenti beraktivitas dan duduk rileks dapat membantu meredakan ketegangan pada jantung dan mengurangi rasa nyeri di dada. Posisi duduk yang tenang memungkinkan jantung untuk bekerja lebih efisien dan membantu meringankan gejala angina.
2. Longgarkan Pakaian yang Ketat
Setelah beristirahat, langkah berikutnya adalah melonggarkan pakaian yang mungkin terlalu ketat, terutama di sekitar leher dan dada. Membuka kancing kerah baju, melonggarkan ikat pinggang, dan celana dapat membantu orang yang mengalami angina untuk bernapas dengan lebih mudah. Melonggarkan pakaian dapat mengurangi tekanan di dada, sehingga aliran oksigen ke jantung lebih lancar dan rasa tidak nyaman dapat berkurang.
3. Konsumsi Obat Nyeri Dada Jika Tersedia
Jika Anda memiliki obat nyeri dada yang telah diresepkan oleh dokter, seperti tablet nitrogliserin segera konsumsi obat tersebut. Nitrogliserin bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, yang memungkinkan aliran darah ke jantung menjadi lebih lancar. Letakkan tablet nitrogliserin di bawah lidah dan biarkan larut perlahan. Penting untuk mengikuti instruksi penggunaan obat dengan benar agar mendapatkan manfaat maksimal dari obat tersebut.
4. Segera Cari Bantuan Medis Terdekat
Jika rasa nyeri di dada tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah istirahat atau setelah mengonsumsi tablet nitrogliserin, segeralah mencari bantuan medis ke rumah sakit terdekat. Jangan menunggu lebih lama, karena angina yang parah dan muncul mendadak bisa menjadi tanda serangan jantung yang memerlukan perawatan cepat agar tidak berakibat fatal. Hindari memberikan makanan atau minuman kecuali obat jantung yang telah dijelaskan sebelumnya.
Jika orang yang mengalami angina kehilangan kesadaran, tidak memiliki denyut jantung yang terdeteksi, atau napasnya terhenti, segera hubungi nomor panggilan darurat 112 untuk mendapatkan bantuan medis segera. Sambil menunggu bantuan datang, Anda bisa melakukan CPR (resusitasi jantung paru) jika Anda memiliki pelatihan, untuk membantu orang tersebut bernapas kembali.
Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat untuk Menghindari Angina
Selain mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama, menjalani gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk mencegah serangan angina berulang dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
- Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Menghindari asap rokok juga penting untuk menjaga kesehatan jantung.
- Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah. Olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat sangat bermanfaat.
- Â Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur sangat penting.
- Pilih makanan yang rendah garam dan rendah lemak untuk menjaga kesehatan jantung. Konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein rendah lemak sangat dianjurkan.
- Stres dapat memicu angina, sehingga penting untuk menemukan cara efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.
- Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak kesehatan jantung, sehingga sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah yang sangat terbatas.
Selain itu, bagi penderita penyakit jantung, penting untuk menjalani pengobatan dan pemeriksaan secara rutin ke dokter. Ini membantu memastikan bahwa kondisi jantung tetap terkontrol, dan mencegah terjadinya angina atau komplikasi serius lainnya di kemudian hari.
Advertisement