Sukses

Konser Taylor Swift di Austria Dibatalkan, Dugaan Rencana Serangan Teroris Jadi Penyebab

Sayangnya, penampilan Taylor di Austria terpaksa dibatalkan karena pemerintah setempat mengungkap adanya dugaan serangan teroris yang direncanakan terjadi pada konser yang dijadwalkan berlangsung pada 8-10 Agustus 2024 di Stadion Ernst Happel.

Liputan6.com, Jakarta Konser Taylor Swift sangat dinantikan oleh banyak penggemar di seluruh dunia. Sayangnya, penampilan Taylor Swift di Austria harus dibatalkan karena pemerintah setempat mengungkap adanya dugaan ancaman teroris pada konser yang dijadwalkan berlangsung pada 8-10 Agustus 2024 di Stadion Ernst Happel.

Pengumuman pembatalan ini disampaikan oleh pihak promotor, Barracuda Music, melalui media sosial pada Kamis (7/8). Mereka menjelaskan bahwa tidak ada pilihan lain selain membatalkan konser demi alasan keamanan.

"Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah mengenai rencana serangan teroris di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan lain selain membatalkan tiga pertunjukan yang telah dijadwalkan demi keselamatan semua orang," demikian pernyataan terkait pembatalan konser Taylor Swift di Austria seperti yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (9/8/2024).

Pembatalan ini pun sempat membuat banyak penggemar menyuarakan kekecewaannya. Meski begitu, tak sedikit pula yang berpendapat jika konser tersebut lebih baik dibatalkan demi keselamatan banyak orang.

2 dari 3 halaman

1. Taylor Swift Belum Angkat Bicara

Pengumuman pembatalan konser Taylor Swift telah disampaikan melalui situs resminya. Meski begitu, hingga pagi ini Jumat (09/08/2024), Taylor Swift belum memberikan pernyataan langsung mengenai pembatalan konser di Austria.

Sebagai langkah lanjutan, semua tiket untuk tiga hari pertunjukan akan dikembalikan secara otomatis dalam waktu 10 hari ke depan.

3 dari 3 halaman

2. Terduga Tersangka

Mengutip dari laman E!News pada tanggal 9 Agustus 2024, dua orang yang diduga sebagai tersangka telah berhasil ditangkap. Salah satu dari mereka adalah seorang remaja berusia 19 tahun. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa remaja tersebut memiliki rencana untuk melancarkan serangan.

Pemeriksaan lebih mendalam pun dilakukan, dan terungkap bahwa tersangka membawa zat kimia yang kini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence