Sukses

Perjalanan Toyota, dari Mesin Tenun Sampai Jadi Perusahaan Otomotif Global

Toyota adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia. Didirikan pada 28 Agustus 1937 di Tokyo, Jepang, oleh Kiichiro Toyoda, anak dari Sakichi Toyoda.

Liputan6.com, Jakarta Toyota adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia. Didirikan pada 28 Agustus 1937 di Tokyo, Jepang, oleh Kiichiro Toyoda, anak dari Sakichi Toyoda. Sakichi dikenal sebagai pelopor teknologi di Jepang yang menciptakan mesin jahit otomatis, yang membuat produksi tekstil menjadi lebih efisien dan mudah.

Kiichiro, yang terinspirasi oleh kerja keras dan inovasi ayahnya, bergabung dengan perusahaan keluarga, Toyoda Automatic Loom Works Ltd. Namun, ia lebih tertarik pada industri otomotif, meskipun ini merupakan langkah yang berisiko karena belum banyak perusahaan Jepang yang terlibat di bidang ini.

Dengan tekad dan semangat yang diwariskan oleh ayahnya, Kiichiro memutuskan untuk memulai produksi mobil. Keputusan ini kemudian membentuk Toyota Motor Corporation, yang kini menjadi salah satu nama besar dalam industri mobil global. Berikut perjalanan Toyota dari perusahaan yang memproduksi mesin tenun hingga menjadi perusahaan otomotif global, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (9/8/2024).

2 dari 4 halaman

Dari Perusahaan Mesin Tenun

Nama Toyota mungkin sudah dikenal luas di seluruh dunia otomotif, namun perjalanan menuju kesuksesan tersebut dimulai dari sebuah penemuan sederhana di dunia tekstil. Pada tahun 1890, Sakichi menciptakan mesin tenun pertama yang dikenal sebagai Toyoda Wooden Loom System. 

Mesin ini mengubah cara kerja di pabrik tekstil dengan meningkatkan efisiensi hingga 50% dan hanya memerlukan satu tangan untuk mengoperasikannya. Kesuksesan penemuan ini memicu Sakichi untuk terus berinovasi, dan pada tahun 1896, ia memperkenalkan alat tenun listrik pertama di Jepang yang terbuat dari baja dan kayu, semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas.

Keberhasilan ini membawa Sakichi untuk mendirikan Toyoda's Loom Works, Ltd. pada tahun 1907, sebuah perusahaan yang didukung oleh investor dari Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Sakichi, yang memegang posisi sebagai direktur pelaksana dan chief engineer, terus mendedikasikan diri pada penelitian dan pengembangan mesin tenun.

Inovasi tidak berhenti di situ. Bersama anaknya, Kiichiro Toyoda, Sakichi mengembangkan alat tenun otomatis yang mengesankan produsen mesin tekstil terkemuka dari Inggris, Platt Brothers & Co., Ltd. Kesuksesan alat tenun otomatis ini membuka jalan bagi pendirian Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada 17 November 1926, dengan Risaburo Toyoda, menantu Sakichi, sebagai Presiden dan Kiichiro Toyoda sebagai Direktur Pelaksana.

Dengan fondasi yang kokoh dalam inovasi dan teknologi, perjalanan Toyota dari mesin tenun ke dunia otomotif menjadi cerita inspiratif tentang evolusi dan pencapaian yang telah mengukuhkan namanya di puncak industri otomotif global.

3 dari 4 halaman

Memulai Manufaktur Mobil

Kiichiro Toyoda yang mendapatkan hak paten dari perusahaan Inggris Platt Brothers pada tahun 1929, menggunakan dana tersebut untuk mengejar impian barunya, manufaktur mobil. Pada masa itu, Jepang masih bergantung pada gerobak sebagai alat transportasi utama, sementara Amerika Serikat telah meluncurkan mobil-mobil inovatif seperti Ford dan Chevrolet.

Keinginan Kiichiro untuk memperluas bisnis alat tenun keluarga Toyoda ke industri otomotif selaras dengan rencana pemerintah Jepang yang ingin mengembangkan sektor otomotif domestik. Pada tahun 1933, Kiichiro mendirikan divisi otomotif di Toyoda Automatic Loom Works, dan timnya mulai mengerjakan mesin baru dengan memodifikasi mesin 6-inline Chevrolet Stovebolt. Perbaikan yang dilakukan pada mesin ini meningkatkan tenaga secara signifikan.

Selanjutnya, pada tahun 1935, Toyota memperkenalkan prototipe mobil pertamanya, Toyoda Model A1, yang terinspirasi oleh DeSoto Airflow. Truk pertama mereka, Toyoda Model G1, juga diperkenalkan pada tahun yang sama, menandai kendaraan produksi pertama Toyota serta ekspor pertama ke pasar internasional. Keberhasilan truk ini memicu pengembangan lebih lanjut, termasuk sedan Toyoda Model AA dan bus Model DA.

Pada April 1937, departemen otomotif Toyoda resmi berdiri sebagai Toyota Motor Company Limited (sekarang Toyota Motor Corporation). Fasilitas produksi pertama Toyota, Koromo Plant, mulai beroperasi pada November 1938 dengan kapasitas produksi 2.000 unit per bulan dan staf sebanyak 5.000 orang. Meskipun tata letaknya mengikuti model fasilitas produksi besar di AS, Kiichiro menerapkan sistem produksi inovatif dan just-in-time yang nantinya dikenal sebagai Toyota Production System.

Selama Perang Dunia II, Jepang mengalami kekurangan material, dan pemerintah melarang produksi mobil penumpang. Selama periode ini, Toyota fokus pada produksi kendaraan dan truk untuk keperluan militer. 

Pada masa itu, Kiichiro juga sudah mengembangkan teknologi baterai penyimpanan kendaraan listrik, mesin diesel, dan bahan bakar alternatif. Saat ini hasil pengengbangan teknoligi yang dilakukan Kiichiro menjadi fokus Toyota dalam mobilitas masa depan. Toyota kemudian  berkembang menjadi perusahaan mobilitas global yang  menghadirkan teknologi canggih dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan transportasi di seluruh dunia.

4 dari 4 halaman

Ekspansi ke Indonesia

Ekspansi Toyota ke Indonesia adalah bagian penting dari sejarah otomotif di Tanah Air. Meskipun mobil pertama yang diproduksi di Indonesia bukanlah produk Jepang, tetapi dari AS, yaitu General Motors (GM) yang membuka pabrik di Tanjung Priok pada tahun 1920, sejarah Toyota di Indonesia dimulai lebih awal dari yang banyak diperkirakan.

Pada awalnya, pabrik GM di Jakarta hanya merakit komponen menjadi mobil utuh dan menyediakan kendaraan untuk kota-kota besar seperti Surabaya dan Yogyakarta. Namun, dampak Perang Dunia I dan II serta ketidakstabilan politik dan ekonomi masa awal kemerdekaan Indonesia menyebabkan pabrik tersebut berhenti beroperasi. Setelah kedaulatan Indonesia diakui pada 1949, situasi mulai membaik, namun nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda termasuk GM memperlambat perkembangan industri otomotif.

Masuk ke tahun 1970-an, pabrik yang pernah dioperasikan GM diambil alih oleh Astra dan mulai merakit truk-truk Chevrolet. Menyusul regulasi pemerintah yang mengharuskan pendirian agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk memasarkan mobil, Astra mendirikan PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai ATPM Toyota di Indonesia. Pabrik ini kemudian berganti nama menjadi Gaya Motor dan mulai memproduksi mobil Toyota secara resmi.

Namun, kehadiran Toyota di Indonesia sebenarnya dimulai sebelum era 1970-an. Pada tahun 1961, pemerintah Indonesia membeli 100 unit Land Cruiser FJ Series, yang merupakan salah satu produk awal Toyota yang masuk ke Indonesia. Selain itu, beberapa unit Toyota Tiara juga diimpor oleh AH Budi, pendiri Nasmoco Group, yang menandai awal masuknya mobil Jepang ke Indonesia.

Sejak saat itu, Toyota terus berkembang pesat di Indonesia, menjadi salah satu merek mobil terpopuler dan signifikan di pasar otomotif Tanah Air. Kesuksesan awal Toyota di Indonesia mencerminkan adaptasi yang sukses terhadap kebutuhan lokal dan dukungan dari regulasi serta kerja sama strategis dengan mitra lokal.