Liputan6.com, Jakarta Bintang muda Ersya Aurelia mendapat pengalaman baru yang menarik saat berperan dalam film horor berjudul 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu'. Gadis berusia 24 tahun ini menceritakan bahwa untuk film tersebut, ia harus rela tergantung menggunakan sling dalam waktu yang cukup lama.
Ersya Aurelia berbagi kisahnya terkait perannya sebagai Amelia dalam film yang diproduksi oleh Dee Company ini. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2024), Ersya mengaku harus menahan pegal di tubuhnya untuk satu adegan yang menggunakan sling selama proses syuting. Hal ini pun dilakukan olehnya sebagai pengalaman pertama.
"Film ini memberikan pengalaman baru yang menarik saat syuting. Banyak sekali adegan yang menggunakan sling dan kita harus tetap diam cukup lama sebelum take agar sling tetap aman, lumayan pegal," ujar Ersya Aurelia kepada awak media baru-baru ini.
Advertisement
1. Hal yang Sama
Tak hanya Ersya Aurelia, Annette Edoarda yang memerankan karakter Maya juga mengalami hal serupa. Annette mengungkapkan bahwa adegan aksi menggunakan sling dalam film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu cukup membuat beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri.
"Ada adegan di mana aku jatuh dari atas dan slingnya dipasangkan di pinggang. Saat itu, aku harus menahan posisi sambil menunggu pengambilan gambar. Berkali-kali take sebenarnya tidak masalah, tapi keesokan paginya aku merasakan encok," jelasnya.
Advertisement
2. Ada Pesan Moral
Film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu merupakan adaptasi dari kisah yang sempat viral di media sosial. Film ini akan mulai tayang di bioskop pada 15 Agustus 2024, menampilkan aktor-aktor berbakat seperti Endy Arfian, Ersya Aurelia, Rayn Wijaya, Annette Edoarda, dan Egi Fedly.
Secara umum, film ini mengisahkan tentang empat mahasiswa yang harus mengikuti semester pendek sementara mahasiswa lainnya sedang libur. Awalnya, mereka tidak curiga saat mengikuti kelas. Namun, kecurigaan mulai muncul ketika ketua kelas menerima pesan dari dosen mata kuliah yang menyatakan bahwa dosen tersebut tidak bisa hadir. Dari sinilah teror mulai menghantui mereka.
Dheeraj Kalwani, sang produser, mengungkapkan bahwa alasan utama mengangkat cerita ini ke layar lebar bukan hanya untuk hiburan semata. Menurutnya, ada pesan moral yang sangat penting yang ingin disampaikan melalui film ini.
"Film ini bukan sekadar tentang teror, tetapi juga mengangkat isu penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kami ingin menunjukkan dampak serius yang bisa terjadi jika proses pembelajaran tidak dilakukan dengan baik," ujar Dheeraj Kalwani.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence