Liputan6.com, Jakarta Beser atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai Overactive bladder (OAB) adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil. Kondisi ini dapat menyebabkan kebocoran urin yang tidak terkendali, bahkan dalam situasi yang tidak tepat atau tidak diinginkan.
Baca Juga
Advertisement
Beser dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, namun lebih sering dialami oleh lansia, wanita pasca melahirkan, dan individu dengan kondisi medis tertentu. Kondisi ini tidak berbahaya, tapi ini bisa mengganggu aktivitas harian dan konsentrasi.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab beser dan cara mencegahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2024).
1. Melemahnya Otot Dasar Panggul
Otot dasar panggul berperan penting dalam menahan urin. Pelemahan otot ini dapat disebabkan oleh kehamilan, persalinan, obesitas, atau proses penuaan. Ketika otot-otot ini melemah, kemampuan untuk menahan urin berkurang, menyebabkan kebocoran terutama saat batuk, bersin, atau melakukan aktivitas fisik.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Dikutip dari buku berjudul Urinary Tract Infection (2023) oleh StatPearls Publishing, infeksi saluran kemih atau ISK adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.
ISK dapat menyebabkan iritasi pada kandung kemih, meningkatkan urgensi dan frekuensi buang air kecil. Dalam kondisi ini, seseorang mungkin mengalami kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil, bahkan dalam jumlah kecil, yang dapat menyebabkan beser.
3. Pembesaran Prostat
Pada pria, terutama yang berusia di atas 50 tahun, pembesaran prostat atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dapat menekan dan mempersempit uretra. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, meningkatkan frekuensi buang air kecil, dan kadang-kadang menyebabkan beser.
4. Perubahan Hormonal
Pada wanita, penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan penipisan jaringan uretra dan melemahnya otot dasar panggul. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontrol kandung kemih dan meningkatkan risiko beser.
5. Kondisi Neurologis
Penyakit seperti multiple sclerosis, penyakit Parkinson, stroke, atau cedera tulang belakang dapat mengganggu sinyal saraf yang mengontrol kandung kemih. Ini dapat menyebabkan kandung kemih berkontraksi tanpa peringatan atau gagal berkontraksi saat seharusnya, yang keduanya dapat menyebabkan beser.
6. Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat, seperti diuretik, antidepresan, atau obat penenang, dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih. Diuretik, misalnya, meningkatkan produksi urin, sementara obat-obatan lain mungkin mempengaruhi kontrol otot atau sinyal saraf ke kandung kemih.
7. Konsumsi Kafein dan Alkohol Berlebihan
Kafein dan alkohol memiliki efek diuretik, yang berarti meningkatkan produksi urin. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kandung kemih cepat penuh dan meningkatkan urgensi untuk buang air kecil. Jika dikombinasikan dengan faktor lain seperti melemahnya otot dasar panggul, ini dapat meningkatkan risiko beser.
Advertisement
Cara Mencegah Beser
1. Kurangi Konsumsi Nikotin, Kafein, dan Minuman Bersoda
Mengurangi konsumsi minuman bersoda serta minuman yang tinggi kafein dapat membantu mengurangi gejala beser atau frekuensi buang air kecil yang terlalu sering. Terlalu banyak minum cairan tidak hanya memperparah kondisi beser, tetapi juga dapat memperburuk gejalanya. Oleh karena itu, penting untuk memoderasi asupan cairan, terutama yang mengandung kafein dan gula, demi menjaga kesehatan kandung kemih.
2. Kelola Stres dengan Baik
Stres sering kali berkaitan erat dengan kandung kemih yang terlalu aktif. Saat Anda mengalami stres, gejala kandung kemih yang terlalu aktif dapat menjadi lebih parah. Oleh karena itu, penting untuk melatih diri dalam mengelola stres melalui berbagai cara, seperti meditasi, pernapasan dalam, dan mendengarkan musik yang menenangkan. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat membantu mengurangi kebiasaan beser dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
3. Rutin Melakukan Kegel
Latihan kegel, yang juga dikenal sebagai latihan dasar panggul, sangat efektif untuk memperkuat otot-otot dasar panggul. Latihan ini membantu melatih kembali otot kandung kemih dan dapat mengurangi masalah inkontinensia atau sering buang air kecil. Anda dapat memulai latihan ini dengan berbaring, kemudian kencangkan otot-otot panggul, tahan selama 5 hingga 10 detik, lalu rileks. Lakukan latihan ini setidaknya 10 kali sehari. Semakin sering Anda melatih otot-otot ini, semakin kuat mereka, dan semakin kecil kemungkinan Anda mengalami masalah kandung kemih yang terlalu aktif.
4. Melatih Kandung Kemih untuk Menahan Urin
Cobalah untuk mulai melatih kandung kemih dengan mengatur waktu kapan sebaiknya Anda pergi ke kamar mandi. Dengan berlatih secara perlahan-lahan, Anda dapat meningkatkan interval waktu di antara kunjungan ke kamar mandi, sekaligus meningkatkan kapasitas kandung kemih. Latihan ini bisa membantu Anda mengontrol dorongan untuk buang air kecil dengan lebih baik.
5. Tingkatkan Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif atau yang dikenal dengan istilah "mager" semakin populer, namun justru dapat meningkatkan risiko sering buang air kecil. Hal ini sering kali berhubungan dengan obesitas atau kelebihan berat badan, yang dapat terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik. Kelebihan berat badan dapat melemahkan otot-otot yang menopang kandung kemih, sehingga menyebabkan kebocoran urine. Untuk mencegah hal ini, penting untuk meningkatkan aktivitas fisik, terutama yang dapat memperkuat otot kaki dan meningkatkan detak jantung, seperti bersepeda, menggunakan elips, atau berjalan di treadmill.
6. Kurangi Asupan Cairan Sebelum Tidur
Untuk menghindari perjalanan ke toilet di tengah malam, batasi jumlah cairan yang Anda konsumsi menjelang waktu tidur. Disarankan untuk tidak minum terlalu banyak cairan setidaknya satu jam sebelum tidur. Selain itu, membiasakan diri untuk buang air kecil tepat sebelum tidur juga merupakan langkah yang bijaksana untuk mengurangi gangguan tidur akibat harus ke kamar mandi.