Sukses

Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu dan Cara Mengatasinya

Bayi tidak mau menyusu bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang membuat bayi merasa tidak nyaman saat menyusu.

Liputan6.com, Jakarta Menyusui adalah momen penting dalam perjalanan tumbuh kembang bayi, terutama karena air susu ibu (ASI) mengandung nutrisi esensial yang diperlukan hingga bayi berusia enam bulan. Pada periode ini, sistem pencernaan bayi belum matang, sehingga ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi yang optimal. Namun, nursing strike atau bayi tidak mau menyusu bisa saja terjadi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi orang tua, terutama bagi ibu yang berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif.

Bayi tidak mau menyusu bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang membuat bayi merasa tidak nyaman saat menyusu. Sebagai ibu, situasi ini bisa sangat melelahkan dan menguras emosi. Selain harus terus berusaha membujuk bayi untuk kembali menyusu, ibu juga perlu memompa ASI secara rutin setiap beberapa jam untuk menjaga produksi susu dan mencegah pembengkakan payudara.

Selama bayi tidak mau menyusu, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan memberikan perhatian ekstra pada bayi. Mengatasi nursing strike memerlukan kesabaran dan pemahaman tentang penyebab di balik perilaku ini. Berikut ulasan lebih lanjut tentang penyebab bayi tidak mau menyusu dan cara mengatasinya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Bayi Sedang Sakit

Salah satu penyebab utama bayi menolak menyusu adalah kondisi kesehatan yang mengganggu kenyamanannya. Misalnya, bayi yang mengalami kolik atau gangguan pencernaan mungkin merasa tidak nyaman dan kesakitan saat menyusu. 

Bayi yang sedang tumbuh gigi juga rentan mengalami infeksi telinga atau sariawan di mulut, yang bisa menyebabkan rasa sakit saat menyusu. Flu atau gangguan pernapasan lain juga dapat membuat bayi kesulitan menyusu karena hidung tersumbat dan rasa tidak nyaman.

Periksa mulut bayi untuk memastikan tidak ada benda asing yang mengganggu, seperti potongan kertas. Jika bayi mengalami flu atau infeksi, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat. Mengatasi sakit atau ketidaknyamanan dengan cara yang sesuai dapat membantu bayi kembali menyusu dengan normal.

2. Aroma Asing atau Rasa ASI Berubah

Perubahan dalam rasa ASI atau bau tubuh ibu dapat membuat bayi enggan menyusu. Rasa ASI dapat berubah karena perubahan hormonal, konsumsi makanan tertentu, atau penggunaan pil KB. Selain itu, perubahan pada produk perawatan diri seperti sabun, parfum, atau deodoran yang digunakan ibu juga bisa mengubah aroma tubuhnya, membuat bayi tidak nyaman.

Cobalah untuk memperhatikan perubahan dalam diet atau produk yang digunakan dan lihat apakah ada hubungan dengan mogok menyusu. Menghindari penggunaan parfum atau deodoran yang kuat bisa membantu bayi kembali mau menyusu. Juga, pastikan untuk tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan bayi dengan sabun yang lembut dan tidak beraroma.

3 dari 5 halaman

3. Stres dan Perubahan Rutinitas

Stres atau perubahan dalam rutinitas sehari-hari bayi bisa mempengaruhi kebiasaan menyusunya. Perubahan dalam jadwal menyusu, berkurangnya pasokan ASI, atau kejadian seperti menggigit puting dapat membuat bayi merasa frustrasi atau takut. Bahkan, gangguan kecil seperti suara bising atau lingkungan baru dapat membuat bayi terdistraksi dan menolak menyusu.

Usahakan untuk menjaga rutinitas menyusu tetap konsisten dan stabil. Jika bayi merasa frustrasi karena masalah pasokan ASI, pertimbangkan untuk memompa ASI secara rutin untuk menjaga produksi. Jika bayi mengalami stres karena perubahan lingkungan, cobalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan familiar saat menyusu. Hindari situasi yang bisa mengejutkan atau mengganggu kenyamanannya.

4. Posisi Menyusui yang Tidak Tepat

Posisi menyusui yang tidak tepat seringkali menjadi penyebab utama bayi menolak menyusu. Ketika mulut bayi tidak berada pada posisi yang benar di sekitar puting payudara, bayi mungkin merasa kesulitan untuk melekat dengan baik, yang mengakibatkan ketidaknyamanan dan enggan menyusu.

Pastikan bayi berada dalam posisi yang nyaman dengan mulutnya menempel dengan baik pada puting payudara. Posisi kepala bayi sedikit lebih tinggi dari tubuhnya dapat mempermudah bayi saat menelan ASI. Perhatikan teknik perlekatan yang benar untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Produksi ASI yang menurun dapat menyebabkan bayi merasa frustrasi karena tidak mendapatkan cukup ASI saat menyusu, yang bisa memicu nursing strike. Penurunan produksi ASI sering terjadi pada ibu baru, ibu yang mengalami stres, atau mereka yang mengalami perubahan pola menyusui.

Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi, menjaga hidrasi dengan cukup minum air putih, dan menyusui bayi sesering mungkin. Jika perlu, konsultasikan dengan konsultan laktasi untuk strategi lebih lanjut.

4 dari 5 halaman

6. Perhatian Bayi yang Teralihkan

Seiring bertambahnya usia, bayi menjadi lebih penasaran dengan lingkungan sekitarnya. Keteralihan perhatian ini bisa menyebabkan bayi berhenti menyusu jika ada sesuatu yang dianggap lebih menarik.

Cobalah untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan bebas gangguan saat menyusu. Susui bayi di tempat yang gelap atau remang-remang, sunyi dan sepi, jauh dari suara radio, televisi atau gangguan suara-suara berisik. Sebab bayi khususnya usia 6-9 bulan akan rentan mogok menyusu karena ia sudah lebih sadar terhadap sekelilingnya dan mudah teralihkan perhatian.

7. Bayi Masih Mengantuk

Bayi yang masih mengantuk, terutama bayi baru lahir, mungkin menolak menyusu karena rasa kantuk yang berlebihan. Ini bisa disebabkan oleh prosedur persalinan atau obat-obatan yang membuat bayi lebih mudah mengantuk.

Untuk membangunkan bayi, cobalah mengusap kaki atau punggungnya, melepaskan selimut, atau menggantikan popok sebelum menyusui. Usahakan untuk menyusui bayi secara teratur meskipun ia tampak mengantuk.

5 dari 5 halaman

8. Bayi Lahir Prematur

Bayi yang lahir prematur sering menghadapi kesulitan dalam proses menyusui karena ukuran tubuh dan kekuatan yang lebih kecil. Bayi prematur mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar menyusu dengan baik.

Penggunaan pompa ASI dan pemberian ASI melalui botol bisa menjadi alternatif hingga bayi prematur siap untuk menyusu langsung dari payudara. Seiring bertambahnya kekuatan tubuh bayi, Anda dapat mulai mencoba menyusu langsung.

9. Bayi Tidak Cocok dengan Bentuk Puting

Kadang-kadang, bayi mungkin mengalami kesulitan menyusu jika bentuk puting ibu tidak sesuai dengan preferensi bayi. Misalnya, bayi mungkin kesulitan menyusu dengan puting datar atau ada kasus di mana bayi tidak nyaman dengan bentuk puting yang normal.

Jika bayi kesulitan menyusu, coba perbaiki teknik perlekatan dan pertimbangkan untuk menggunakan nipple shield (pelindung puting) untuk membantu bayi beradaptasi. Teruslah menyusui untuk membiasakan bayi dengan kondisi puting Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.