Sukses

Fakta-fakta Tequila, Minuman Beralkohol Asal Meksiko yang Mendunia

Tequila bukan hanya sebuah minuman, melainkan sebuah simbol budaya yang telah menyeberangi batas negara, menembus berbagai penjuru dunia, dan menjadi salah satu minuman paling ikonik di planet ini.

Liputan6.com, Jakarta Tequila menjadi minuman beralkohol yang sudah tidak asing bagi penikmat minuman keras. Memiliki sejarah dan karakteristik yang menarik, minuman dari agave biru ini memiliki akar yang kuat di budaya Meksiko. Tequila bukan hanya sebuah minuman, melainkan sebuah simbol budaya yang telah menyeberangi batas negara, menembus berbagai penjuru dunia, dan menjadi salah satu minuman paling ikonik di planet ini.

Jejak tequila terdeteksi dari peradaban suku Aztec yang memfermentasi sari buah agave untuk menghasilkan minuman wine tradisional yang disebut pulque. Pendatang dari Spanyol yang tiba pada abad ke-16 kemudian menghadirkan perubahan besar. Mereka memperkenalkan teknik distilasi yang kemudian dimodifikasi oleh penduduk lokal untuk menciptakan tequila seperti yang kita kenal sekarang.

Cita rasa tequila cenderung tergantung pada usia dan campuran bahan yang digunakan. Keberagaman inilah yang membuat tequila menjadi salah satu minuman yang paling fleksibel untuk dinikmati, baik secara langsung maupun dicampur dalam berbagai koktail. Berikut ulasan lebih lanjut tentang tequila yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/8/2024).

2 dari 6 halaman

Berawal dari Budaya Aztec

Tequila bermula dari kebudayaan kuno peradaban Aztec yang terletak di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Meksiko utara.  Sekitar tahun 1000 SM, suku Aztec memanfaatkan getah tanaman agave untuk menciptakan minuman fermentasi yang disebut pulque. Minuman ini  menjadi bagian penting dari tradisi dan ritual mereka. Tradisi ini terus berkembang hingga kedatangan bangsa Spanyol pada tahun 1500-an.

Ketika bangsa Spanyol menginvasi tanah Aztec, mereka membawa serta metode penyulingan mereka. Karena kekurangan brendi di wilayah tersebut, para penjajah mulai bereksperimen dengan menyuling agave untuk menghasilkan minuman beralkohol. Inilah cikal bakal tequila modern.

Dua abad kemudian, keluarga Cuervo menjadi pionir dalam industri tequila. Mereka adalah yang pertama kali menyuling dan menjual tequila secara komersial di bawah merek Jose Cuervo, yang masih dikenal luas hingga hari ini. Usaha ini mengubah tequila menjadi komoditas komersial, membuatnya semakin populer dan memantapkan posisinya dalam industri minuman keras global.

Tequila berasal dari daerah yang dinamai sama dengan minumannya, yakni Tequila, sebuah wilayah vulkanik di dataran tinggi Jaliscan, Meksiko. Wilayah ini dikenal dengan agave biru, yang diklaim lebih besar dan manis dibandingkan agave biru di bagian lain dunia. 

Pada awalnya, produksi tequila dilakukan dengan metode tradisional, yaitu dengan memasak sirup agave biru dalam oven berbahan bakar kayu, proses yang disebut horno. Namun, metode ini telah berevolusi seiring waktu. Kini, tequila umumnya diproduksi menggunakan pot baja industri, yang lebih efisien dan konsisten dalam hasil produksi.

3 dari 6 halaman

Regulasi dan Standar Tequila Ketat

Dalam proses produksinya, tequila harus memenuhi beberapa persyaratan ketat untuk dapat disebut dengan nama ini secara legal. Tequila hanya boleh diproduksi di lima negara bagian tertentu di Meksiko dan harus menggunakan agave biru sebagai bahan utamanya. Selain itu, produk tersebut harus mendapatkan izin dari Consejo Regulador del Tequila (CRT), badan pengawas Tequila Meksiko. Konsumen dapat memeriksa legalitas tequila dengan melihat label pada bagian belakang botol.

Tequila mulai populer pada tahun 1950-an, terutama di kalangan anak muda yang mencari alternatif terhadap minuman keras barat klasik seperti wiski dan rum. Kebangkitan popularitas tequila berlanjut dan bahkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir, berkat peningkatan kualitas produk, inovasi dalam teknik produksi, dan pengaruh budaya pop. Sekarang, tequila dinikmati di seluruh dunia dalam berbagai bentuk, baik murni maupun sebagai bahan utama dalam koktail yang kreatif.

4 dari 6 halaman

Dibedakan Menjadi Beberapa Jenis Tergantung Lama Proses Penyimpanan

Tequila memiliki beragam jenis yang berbeda-beda berdasarkan metode penyimpanan dan proses penuaannya. Setiap jenis tequila menawarkan cita rasa dan karakteristik yang unik, sehingga memberikan pilihan yang beragam bagi para penikmatnya. Berikut beberapa jenis tequila yang paling populer.

1. Blanco (Silver)

Blanco dalam bahasa Spanyol berarti "putih" merupakan jenis tequila yang paling murni dan segar. Tequila ini memiliki warna yang jernih dan biasanya tidak mengalami penuaan dalam tong kayu. Setelah proses penyulingan, blanco bisa langsung dibotolkan atau disimpan dalam tangki baja untuk sementara waktu. Jenis tequila ini memiliki rasa yang tajam, segar, dan memberikan sensasi agave yang kuat. Karena karakteristiknya yang ringan dan bersih, blanco sering digunakan sebagai dasar dalam berbagai koktail.

2. Reposado

Reposado yang berarti "diistirahatkan," adalah tequila yang telah disimpan dalam tong kayu ek selama minimal dua bulan hingga satu tahun. Proses penuaan ini memberikan warna cokelat keemasan pada tequila, serta memperkaya rasa dengan sedikit sentuhan kayu ek dan vanila. Reposado menawarkan keseimbangan yang sempurna antara rasa segar dari agave dan kompleksitas yang dihasilkan dari proses penuaan. Tequila jenis ini cocok dinikmati langsung atau digunakan sebagai bahan dasar dalam koktail yang lebih berani.

3. Añejo

Añejo yang berarti "tua," adalah jenis tequila yang disimpan dalam tong kayu ek putih, baik dari Prancis atau bourbon, setidaknya selama satu tahun. Proses penuaan yang lebih lama ini menghasilkan minuman dengan warna yang lebih gelap dan aroma kayu ek yang lembut. Añejo memiliki profil rasa yang lebih kompleks, dengan nuansa karamel, cokelat, dan rempah-rempah. Tequila ini biasanya dinikmati perlahan untuk menghargai kedalaman rasa yang ditawarkannya.

4. Extra Añejo

Extra Añejo adalah varian tequila yang telah mengalami proses penuaan lebih dari tiga tahun dalam tong kayu ek yang sama seperti añejo. Waktu penuaan yang lebih lama ini menghasilkan tequila dengan rasa yang lebih kaya dan halus, serta warna yang lebih gelap. Extra añejo menawarkan kompleksitas dan kedalaman rasa yang luar biasa, menjadikannya pilihan yang sempurna bagi para pecinta minuman keras yang mencari pengalaman mencicipi yang lebih mewah.

5. Joven (Gold)

Joven yang berarti "muda" dalam bahasa Spanyol, adalah jenis tequila yang merupakan campuran antara tequila blanco dan tequila yang telah mengalami penuaan. Joven juga seringkali ditambahkan dengan perasa tambahan seperti karamel untuk memberikan rasa yang lebih manis dan warna yang lebih gelap. Meskipun disebut "muda," joven menawarkan profil rasa yang seimbang antara kesegaran blanco dan kedalaman dari tequila yang lebih tua.

5 dari 6 halaman

Proses Produksi Tequila Perpaduan Teknik Tradisional dan Modern

Proses pembuatan tequila adalah kombinasi dari metode tradisional dan teknologi modern, yang semuanya dimulai dari ladang agave biru di Meksiko. Setiap langkah dalam proses ini memainkan peran penting dalam menghasilkan minuman yang telah menjadi simbol budaya Meksiko. 

Produksi tequila dimulai dari ladang agave biru, di mana para pemanen, yang disebut jimadores, memanen tanaman agave biru menggunakan pisau khusus yang disebut coa. Pisau ini memiliki bentuk yang ideal untuk memotong daun sukulen tebal dari tanaman agave dan mengambil bagian inti, yang disebut piña. Jimadores memotong daun-daun ini untuk mengakses piña, bagian dari tanaman yang mengandung gula yang dibutuhkan untuk membuat tequila.

Setelah piña dipanen, langkah selanjutnya adalah memanggangnya untuk mengeluarkan semua gula yang dikandungnya. Pemanggangan ini bisa dilakukan menggunakan oven batu bata modern, yang memberikan kontrol lebih baik terhadap suhu dan waktu pemanggangan. Namun, metode tradisionalnya melibatkan memanggang piña di dalam lubang di tanah, yang memberikan aroma dan rasa khas pada tequila.

Piña yang telah dipanggang kemudian dirobek-robek dan dihancurkan untuk mengekstrak jus agave. Pada era modern, proses ini dilakukan menggunakan mesin penghancur mekanis yang efisien dan cepat. Namun, dalam praktik tradisional, piña dihancurkan menggunakan roda batu yang digerakkan oleh tenaga manusia atau hewan. Proses penghancuran ini menghasilkan jus yang disebut mosto, yang akan diolah lebih lanjut dalam proses fermentasi.

Mosto yang telah diekstraksi kemudian difermentasi dalam tangki baja atau tong kayu. Selama proses fermentasi ini, gula dalam mosto diubah menjadi alkohol oleh ragi alami atau ragi yang ditambahkan. Proses ini bisa berlangsung beberapa hari hingga minggu, tergantung pada suhu, jenis ragi, dan kondisi lainnya. Fermentasi adalah tahap penting dalam produksi tequila, karena menentukan karakter dan cita rasa minuman yang dihasilkan.

Setelah proses fermentasi selesai, mosto difermentasi kemudian melalui proses penyulingan. Penyulingan ini biasanya dilakukan dua kali untuk mendapatkan kualitas terbaik. Penyulingan pertama menghasilkan cairan yang masih keruh dan kasar. Kemudian, dalam penyulingan kedua, cairan tersebut dimurnikan dan dijernihkan, menghasilkan tequila yang siap untuk tahap selanjutnya.

Tequila yang telah disuling kemudian disimpan dalam tangki atau tong. Durasi dan jenis tong yang digunakan untuk menyimpan tequila menentukan jenis tequila yang akan dihasilkan. 

  • Blanco diisimpan dalam tangki baja atau tong kayu untuk waktu yang singkat, atau bahkan langsung dibotolkan setelah penyulingan.
  • Reposado disimpan dalam tong kayu ek selama minimal dua bulan hingga satu tahun.
  • Añejo disimpan dalam tong kayu ek selama minimal satu tahun.
  • Extra Añejo disimpan dalam tong kayu ek selama lebih dari tiga tahun.

Proses penuaan ini tidak hanya mempengaruhi warna tequila, tetapi juga memperkaya dan memperdalam cita rasa minuman tersebut.

Setelah penuaan, tequila siap untuk dibotolkan dan didistribusikan. Botol-botol tersebut kemudian dikirim ke seluruh dunia, siap untuk dinikmati oleh para pecinta tequila di mana pun mereka berada.

6 dari 6 halaman

Permintaan Tequila Tinggi

Permintaan global akan tequila melonjak tinggi, menjadikannya salah satu industri minuman beralkohol dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Dari New York hingga Tokyo, tequila telah menjadi minuman favorit yang tak tergantikan. Peningkatan permintaan ini tidak hanya mengangkat nilai industri tequila menjadi miliaran dolar tetapi juga mengakibatkan tantangan signifikan dalam proses produksinya. 

Meskipun telah menjadi industri besar, tequila tetap diproduksi dengan metode tradisional yang berusia ratusan tahun dan bergantung pada sumber daya alam serta tenaga kerja yang intensif. Negara bagian Jalisco di Meksiko menjadi pusat utama produksi tequila. Para jimador, atau petani agave, memainkan peran penting dalam rantai pasokan industri tequila. 

Jimador yang bangga melanjutkan tradisi keluarganya sebagai petani agave, menjadi rantai pertama dan krusial dalam industri ini. Tanpa mereka  tidak akan ada tequila.Para jimador menggunakan alat khusus yang disebut "coa" untuk memotong duri tajam dari tanaman agave, hanya menyisakan inti buah yang disebut piña. Dalam proses yang melelahkan ini, jimador harus sangat terampil untuk memastikan pemotongan yang tepat, mengingat kesalahan sedikit saja bisa merusak piña.

Popularitas tequila yang meningkat tajam juga menyebabkan kekurangan pasokan agave, bahan utama dalam produksi tequila. Banyak perusahaan harus menggunakan tanaman agave yang lebih muda, yang membutuhkan waktu hingga tujuh sampai delapan tahun untuk matang. Pada tahun 2011, hampir 18 juta agave biru ditanam di Meksiko untuk dipanen tahun ini. Namun, jumlah tersebut masih jauh di bawah permintaan yang diperkirakan mencapai 42 juta tanaman, untuk memasok lebih dari 140 perusahaan terdaftar. Kekurangan ini diprediksi akan terus berlanjut hingga setidaknya tahun 2021, sampai strategi penanaman yang lebih baik dapat mengatasi tantangan ini.

Selain tantangan bahan baku, proses produksi tequila juga masih sangat bergantung pada tenaga kerja manusia dan hewan. Banyak jimador yang memanen agave menggunakan keledai di medan berbatu, yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Jose Luis Flores, seorang jimador berusia 41 tahun, menjelaskan, “Tidak ada yang bisa menggantikan kami, bahkan mesin sekalipun. Keledai saya bisa melewati tebing terjal ataupun jalan yang sulit.”

Meskipun teknologi dan otomasi telah menjadi bagian integral dari banyak industri, para jimador khawatir bahwa penggunaan mesin akan mengancam mata pencaharian mereka. Memanen agave dengan mesin dianggap rumit karena sulitnya memprediksi besaran buah dari ukuran tanaman.