Sukses

Zakat Mal Berapa Persen? Simak Rincian Perhitungannya

Simak cara mudah menghitung zakat mal berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Zakat mal merupakan kewajiban penting bagi umat Muslim yang memiliki harta mencapai nisab. Namun, banyak orang masih bertanya-tanya, zakat mal berapa persen sebenarnya? Pertanyaan ini sering muncul, terutama menjelang bulan Ramadhan ketika banyak orang ingin menunaikan kewajiban zakat mereka. Pemahaman yang tepat tentang zakat mal berapa persen sangat penting untuk memastikan bahwa kita telah memenuhi kewajiban kita dengan benar.

Meskipun zakat mal dapat dibayarkan kapan saja, banyak orang memilih untuk membayarnya di bulan Ramadhan karena adanya pahala berlipat. Namun, terlepas dari waktu pembayarannya, yang terpenting adalah mengetahui dengan tepat zakat mal berapa persen yang harus dikeluarkan. Pengetahuan ini akan membantu kita menghitung dengan akurat jumlah zakat yang harus dibayarkan dari berbagai jenis harta yang kita miliki.

Berbagai jenis harta dapat dikenai zakat mal, mulai dari uang, emas, hingga penghasilan profesi. Tetapi bagaimana cara menghitung zakat mal berapa persen untuk masing-masing jenis harta tersebut? Apakah persentasenya sama untuk semua jenis harta? 

Simak cara mudah menghitung zakat mal berikut ini, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/8/2024).

2 dari 3 halaman

Pengertian dan Ruang Lingkup Zakat Maal

Kata maal dalam bahasa Arab berarti harta atau kekayaan. Dalam istilah Islam, maal merujuk pada segala sesuatu yang diinginkan manusia untuk disimpan dan dimiliki, seperti yang dijelaskan dalam kamus Arab klasik, Lisan ul-Arab. Harta, dalam pandangan Islam, adalah segala sesuatu yang boleh dimiliki dan digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Zakat maal adalah kewajiban zakat yang dikenakan atas berbagai jenis harta yang secara substansi atau cara perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

Jenis-jenis Zakat Maal

Dalam Islam, zakat maal mencakup berbagai jenis harta. Beberapa contoh harta yang dikenakan zakat maal termasuk:

  • Simpanan Kekayaan: Ini mencakup uang, emas, perak, dan barang berharga lainnya yang dimiliki seseorang.
  • Aset Perdagangan: Harta yang diperoleh dari hasil perdagangan, termasuk barang dagangan yang dimiliki untuk dijual.
  • Hewan Ternak: Zakat dikenakan pada hewan ternak seperti unta, sapi, dan kambing, tergantung pada jumlah dan jenisnya.
  • Hasil Pertanian dan Perkebunan: Zakat atas hasil pertanian dan perkebunan meliputi hasil tanaman yang dipanen.
  • Hasil Olahan Tanaman dan Hewan: Ini mencakup produk yang dihasilkan dari tanaman dan hewan, seperti produk olahan dari pertanian dan peternakan.
  • Hasil Tambang dan Tangkapan Laut: Zakat juga dikenakan pada hasil tambang dan hasil tangkapan laut seperti ikan.
  • Hasil Penyewaan Aset: Pendapatan yang diperoleh dari penyewaan aset, seperti properti, juga dikenakan zakat.
  • Pendapatan dari Jasa Profesi: Zakat wajib dikeluarkan dari pendapatan yang diperoleh melalui jasa profesi, seperti dokter, pengacara, dan lainnya.
  • Saham dan Obligasi: Harta yang diperoleh dari investasi saham dan obligasi juga termasuk dalam zakat maal.

Dasar Hukum Zakat Maal

Menurut Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam kitabnya Fiqh uz-Zakah, zakat maal mencakup berbagai bentuk harta seperti:

  • Zakat simpanan emas, perak, dan barang berharga lainnya.
  • Zakat atas aset perdagangan.
  • Zakat atas hewan ternak.
  • Zakat atas hasil pertanian dan perkebunan.
  • Zakat atas hasil olahan tanaman dan hewan.
  • Zakat atas hasil tambang dan tangkapan laut.
  • Zakat atas hasil penyewaan aset.
  • Zakat atas pendapatan jasa profesi.
  • Zakat atas hasil saham dan obligasi.

Selain itu, dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, zakat maal juga mencakup:

  • Emas, perak, dan logam mulia lainnya.
  • Uang dan surat berharga.
  • Perniagaan atau perdagangan.
  • Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
  • Peternakan dan perikanan.
  • Pertambangan.
  • Perindustrian.
  • Pendapatan dan jasa.
  • Rikaz, yang merujuk pada harta yang ditemukan dan belum pernah dimiliki sebelumnya.
3 dari 3 halaman

Panduan Lengkap tentang Zakat Mal

Zakat mal merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang mengharuskan umat Muslim untuk menyisihkan sebagian dari kekayaannya guna membantu golongan yang kurang beruntung. Zakat ini dikeluarkan dari berbagai jenis harta seperti uang, emas, perak, atau aset lainnya dan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai ketentuan dan cara menghitung zakat mal.

1. Mengidentifikasi Harta yang Wajib Dizakatkan

Langkah pertama dalam mengeluarkan zakat mal adalah mengidentifikasi semua jenis harta yang wajib dizakatkan. Ini mencakup uang tunai, tabungan, investasi, emas, perak, barang dagangan, dan aset lainnya. Penting untuk mencatat seluruh aset yang dimiliki dengan rinci, termasuk nilai dan jumlahnya. Dengan melakukan identifikasi yang akurat, Anda dapat memastikan bahwa tidak ada harta yang terlewatkan dalam perhitungan zakat.

2. Menentukan Batas Nisab

Nisab adalah batas minimum harta yang harus dimiliki oleh seorang Muslim sebelum diwajibkan membayar zakat mal. Batas nisab bervariasi tergantung pada nilai emas dan perak saat ini. Untuk menentukan nisab, Anda perlu memeriksa nilai emas dan perak yang berlaku di wilayah Anda atau mengikuti nilai yang digunakan secara umum dalam perhitungan zakat mal. Mengetahui batas nisab ini penting agar Anda dapat memastikan apakah harta Anda sudah mencapai batas kewajiban zakat.

3. Menghitung Nilai Harta Bersih

Setelah mengidentifikasi harta dan menentukan nisab, langkah berikutnya adalah menghitung nilai harta bersih. Nilai harta bersih diperoleh setelah mengurangkan semua utang dan kewajiban finansial lainnya dari total nilai harta yang dimiliki. Dengan mengetahui nilai bersih ini, Anda dapat menentukan jumlah yang harus dizakatkan.

4. Menentukan Persentase Zakat

Zakat mal umumnya dikenakan pada tingkat 2,5 persen dari nilai harta bersih. Artinya, setelah menghitung nilai bersih harta Anda, Anda perlu membayar 2,5 persen dari total nilai tersebut sebagai zakat mal setiap tahunnya. Persentase ini merupakan ketentuan standar yang berlaku untuk zakat mal dan harus diterapkan dalam perhitungan.

5. Menghitung Zakat Mal

Untuk menghitung jumlah zakat mal yang harus dikeluarkan, gunakan rumus berikut:

Zakat Mal = ( Nilai Bersih Harta × 2,5%)

Dengan menggunakan rumus ini, Anda dapat menentukan jumlah zakat mal yang perlu dibayarkan sesuai dengan nilai harta bersih yang telah dihitung sebelumnya.

6. Membayar Zakat Mal

Setelah menghitung jumlah zakat mal, langkah selanjutnya adalah membayarkannya. Zakat mal harus disalurkan kepada yang berhak menerima, seperti fakir miskin, yatim piatu, janda, atau mereka yang membutuhkan. Pembayaran zakat dapat dilakukan melalui lembaga amil zakat setempat atau secara langsung kepada penerima yang berhak. Penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan ketentuan.

7. Perhitungan Tahunan

Zakat mal harus dihitung dan dibayarkan setiap tahun berdasarkan nilai harta pada saat itu. Biasanya, banyak umat Muslim memilih untuk membayar zakat mal mendekati bulan Ramadan, ketika banyak orang melaksanakan kewajiban ini. Namun, perhitungan dan pembayaran zakat mal harus dilakukan secara rutin setiap tahun untuk memastikan kewajiban zakat selalu dipenuhi.

8. Mencatat Pembayaran Zakat

Penting untuk mencatat setiap pembayaran zakat yang telah dilakukan. Dengan mencatat pembayaran zakat, Anda dapat melacak kewajiban zakat yang telah dipenuhi dan memastikan bahwa semua kewajiban zakat mal telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Ini juga membantu dalam perencanaan keuangan dan pelaporan zakat di masa mendatang.

Dengan memahami dan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menunaikan kewajiban zakat mal dengan benar dan efektif, serta memberikan kontribusi positif untuk kesejahteraan sosial di masyarakat.

 

Â