Liputan6.com, Jakarta Ketika mendengar istilah "gempa megathrust," seringkali yang terbayang adalah bencana besar yang sangat kuat dan menimbulkan tsunami. Namun, sebenarnya megathrust adalah istilah untuk zona atau area di mana gempa besar bisa terjadi, bukan kekuatan gempa itu sendiri. Ada Beberapa zona megathrust di Indonesia.
Bumi seperti sebuah puzzle besar yang terbuat dari beberapa potongan raksasa yang disebut lempeng tektonik. Ada lempeng yang berada di bawah lautan (lempeng samudra) dan ada yang berada di daratan (lempeng benua). Di beberapa tempat, lempeng samudra menekan atau "menjunam" ke bawah lempeng benua. Proses ini menciptakan tekanan yang sangat besar.
Advertisement
Baca Juga
Zona di mana lempeng samudra bertemu dan menekan ke bawah lempeng benua inilah yang disebut sebagai zona megathrust. Karena tekanan yang sangat besar, batuan di zona ini dapat mengalami patahan dan pergeseran yang tiba-tiba, mengakibatkan gempa bumi besar. Kadang-kadang, pergeseran ini juga bisa menyebabkan tsunami yang sangat dahsyat.
Ada banyak zona megathrust di Indonesia dan kekuatan gempa yang berpotensi terjadi di zona ini bisa diprediksi. Akan tetapi, kapan tepatnya gempa megathrust akan terjadi tidak dapat diketahui. Berikut ulasan lebih lanjut tentang zona megathrust di Indonesia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/8/2024).
Bagaimana Zona Megathrust Terbentuk?
Zona megathrust adalah area penting dalam studi gempa bumi dan tektonik. Zona ini terbentuk melalui proses yang melibatkan pergerakan lempeng tektonik Bumi. Proses pembentukan zona megathrust dimulai ketika lempeng samudera bergerak ke arah bawah dan menekan lempeng benua yang berada di atasnya. Fenomena ini dikenal sebagai "subduksi."
Lempeng samudera yang lebih padat dan berat menekan dan masuk ke bawah lempeng benua, menciptakan tekanan yang sangat besar di zona pertemuan keduanya. Tekanan ini bisa menyebabkan batuan di zona tersebut patah dan bergeser secara tiba-tiba, yang kemudian memicu terjadinya gempa bumi.
Zona megathrust di Indonesia sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu, bersamaan dengan terbentuknya rangkaian busur kepulauan di wilayah ini. Meskipun zona megathrust dikenal sebagai sumber potensi gempa yang besar, ternyata zona ini juga dapat menimbulkan gempa dengan berbagai magnitudo, termasuk gempa-gempa kecil. Data menunjukkan bahwa sebagian besar gempa yang terjadi di zona megathrust sebenarnya adalah gempa kecil dengan kekuatan kurang dari magnitudo 5,0.
Dengan kata lain, meskipun zona megathrust memiliki potensi untuk menghasilkan gempa bumi yang sangat besar, kebanyakan gempa yang terjadi di area ini berukuran kecil. Hal ini karena zona megathrust adalah wilayah yang dinamis, di mana tegangan yang terakumulasi bisa dilepaskan dalam bentuk gempa kecil atau besar, tergantung pada bagaimana tekanan tersebut terakumulasi dan dilepaskan.
Daftar Zona Megathrust di Indonesia
Berikut adalah daftar zona megathrust di wilayah Indonesia berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017
1. Megathrust Andaman-Sumatra
Potensi Magnitudo: 9,2
Pergeseran per tahun: 4 cm
2. Megathrust Nias-Simeulue
Potensi Magnitudo: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
3. Megathrust Batu
Potensi Magnitudo: 8,2
Pergeseran per tahun: 4 cm
4. Megathrust Mentawai-Siberut
Potensi Magnitudo: 8,7
Pergeseran per tahun: 4 cm
5. Megathrust Mentawai-Pagai
Potensi Magnitudo: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
6. Megathrust Enggano
Potensi Magnitudo: 8,8
Pergeseran per tahun: 4 cm
7. Megathrust Selat Sunda-Banten
Potensi Magnitudo: 8,8
Pergeseran per tahun: 4 cm
8. Megathrust Jawa Barat
Potensi Magnitudo: 8,8
Pergeseran per tahun: 4 cm
9. Megathrust Jateng-Jatim
Potensi Magnitudo: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
10. Megathrust Bali
Potensi Magnitudo: 9,0
Pergeseran per tahun: 4 cm
11. Megathrust NTB
Potensi Magnitudo: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
12. Megathrust NTT
Potensi Magnitudo: 8,7
Pergeseran per tahun: 4 cm
13. Megathrust Laut Banda Selatan
Potensi Magnitudo: 7,4
14. Megathrust Laut Banda Utara
Potensi Magnitudo: 7,9
15. Megathrust Sulawesi Utara
Potensi Magnitudo: 8,5
16. Megathrust Filipina-Maluku
Potensi Magnitudo: 8,2
Advertisement
Apakah Gempa Megathrust Selalu Berpotensi Menimbulkan Tsunami?
Gempa megathrust sering dikaitkan dengan potensi terjadinya tsunami, tetapi tidak setiap gempa megathrust akan menimbulkan tsunami. Setiap zona megathrust memiliki karakteristik kegempaan yang berbeda. Tidak semua gempa megathrust menghasilkan tsunami karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar tsunami bisa terbentuk.
Tsunami biasanya terjadi ketika gempa bumi menghasilkan perubahan yang signifikan di permukaan laut, terutama jika hiposenter (titik pusat gempa) berada pada kedalaman dangkal dan gerakan sesarnya menyebabkan pengangkatan atau penurunan dasar laut secara substansial. Dengan kata lain, tsunami berpotensi terjadi jika gempa megathrust memiliki magnitudo besar, kedalaman dangkal, dan gerakan sesar yang menyebabkan perpindahan vertikal besar pada dasar laut.
Meskipun tidak semua gempa megathrust menghasilkan tsunami, potensi terjadinya tsunami sangat besar. Terutama jika gempa memiliki magnitudo di atas 8,5. Tsunami yang disebabkan oleh gempa megathrust dengan magnitudo tersebut bisa mencapai tinggi lebih dari 10 meter dan dapat merendam daratan hingga 2-3 kilometer ke dalam.
Sebagai contoh, gempa megathrust dengan magnitudo 9 yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 menimbulkan tsunami yang mengakibatkan dampak yang sangat besar. Fenomena serupa mungkin akan terjadi lagi dalam beberapa ratus tahun ke depan di lokasi yang sama. Namun, bukan hanya gempa besar yang harus diwaspadai; gempa dengan kekuatan lebih kecil juga bisa menghasilkan tsunami dengan intensitas yang lebih moderat.
Potensi Gempa Megathrust di Indonesia
Potensi gempa megathrust seringkali menjadi perhatian serius para ilmuwan dan ahli bencana, dan kekhawatiran ini juga berlaku untuk wilayah Indonesia. Salah satu contoh adalah potensi gempa besar di zona megathrust Nankai, Jepang. Zona ini memiliki palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka hingga selatan Pulau Kyushu, dan gempa besar di sini berpotensi memicu bencana dahsyat.
Gempa dengan magnitudo 7,1 yang baru-baru ini terjadi di wilayah tersebut dapat menjadi pemicu atau "pembuka" potensi gempa yang lebih besar di sistem tunjaman Nankai. Jika gempa dahsyat ini terjadi, dampaknya tidak hanya akan merusak secara signifikan, tetapi juga dapat memicu tsunami besar.
Namun, apakah gempa besar di Megathrust Nankai akan berdampak pada lempeng tektonik di Indonesia? Deformasi batuan skala besar yang terjadi tidak akan langsung memengaruhi sistem lempeng tektonik di Indonesia. Jarak yang sangat jauh antara kedua zona megathrust tersebut biasanya berarti bahwa dampak tektonik hanya berskala lokal atau regional di wilayah Nankai.
Walaupun demikian, tsunami yang disebabkan oleh gempa besar di Nankai tetap dapat menjalar hingga ke wilayah Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai potensi tsunami yang mungkin terbentuk akibat gempa dahsyat di Jepang. Untungnya, sistem pemantauan dan peringatan dini seperti InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) memungkinkan kita untuk memantau situasi secara real-time. BMKG akan segera menyebarluaskan informasi tentang gempa dan peringatan dini tsunami jika terjadi bencana besar, khususnya di wilayah utara Indonesia.
Advertisement