Liputan6.com, Jakarta Geofanny Tambunan, mantan penyanyi cilik menceritakan kisah perjalanan hidupnya yang penuh liku. Di podcast Melaney Ricardo, pria yang dipanggil Geo itu bercerita tentang dirinya yang sudah bekerja sejak usia belia, hingga masa-masa sekolah di Indonesia hingga New York.
Pria kelahiran 13 Januari 1988 itu mengungkap masa kelam di balik kehidupannya sebagai public figur. Pelantun lagu 'Menabung' itu pernah dibully semasa sekolah. Namun, ia berusaha untuk tetap kuat karena pesan dari orangtua.
Advertisement
Baca Juga
Masa kelam itu datang ketika ia pulang dari New York ke Jakarta di masa Covid-19. Berhasil menyelesaikan S2 hingga ada kesempatan kuliah di New York di bidang fashion, Geo senang kala itu mendapat tawaran interview dari brand ternama.
Sayangnya, harapan itu pupus selang beberapa hari jelang interview karena pemberitahuan Covid-19. Hal itu lah yang membuat Geo kembali ke Jakarta dan justru mengalami depresi parah yang membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidup.
Geofanny mengaku sempat tak bisa merasakan emosi sama sekali, seperti menangis, rasa senang, bahkan ketakutan. Impian yang hilang hingga kembalinya memori pembullyan di kala sekolah membuat beban mentalnya bertambah.
Atas anjuran dokter, Geo kini tinggal di luar Jakarta, yaitu Bali. Di sana, ia belajar meluapkan perasaan dan akhirnya menemukan rasa bahagia. Berikut potret terbaru Geofanny Tambunan yang dihimpun dari Instagram @geofannytambunan oleh Liputan6.com, Jumat (16/8/2024).
1. Saat mengalami depresi, Geoffany menyadari bahwa pola makannya menjadi hancur, yang berujung pada kenaikan berat badannya.
Advertisement
2. Sempat tak bisa merasakan sesuatu, Geo pernah memesan 10 potong ayam goreng dari restoran cepat saji pada pukul jam 3 pagi hanya untuk bisa merasakan sesuatu.
3. Selain itu, pria 36 tahun ini juga sampai mencakar dirinya sendiri, hingga sempat berpikir ingin mengakhiri hidup.
Advertisement
4. Beruntungnya, Geo merasa diselamatkan oleh Sang Pencipta dan memutuskan untuk ke psikiater dan dinyatakan mengidap depresi.
5. Depresi yang dialami Geo rupanya ledakan dari tumpukan trauma masa lalu, di mana ia jadi korban bullying sejak masih duduk di bangku sekolah.
Advertisement
6. Untuk proses penyembuhan, kini Geo tinggal di Bali. Di sana, ia bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan komunitas yang mendekatkannya selalu kepada Tuhan.
7. Geo rajin beribadah bareng komunitas yang sudah dianggapnya seperti keluarga. Kini, ia kembali bisa merasakan beragam emosi dan berangsur mengurangi dosis obatnya.
Advertisement