Sukses

Memahami Perbedaan Cilantro dan Coriander, Ini Manfaatnya Bagi Kesehatan

Cilantro atau daun ketumbar sekilas mirip seledri, namun memiliki ciri khas dan manfaat tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang mengira bahwa cilantro dan coriander adalah bumbu aromatik yang sama. Kedua bahan ini pun sering kali disamakan dalam buku masakan dan resep. Tapi sebenarnya, cilantro dan coriander sebenarnya merujuk pada dua bagian yang berbeda dari tanaman yang sama. 

Cilantro dan coriander bukan hanya sekadar bumbu untuk menambah rasa pada makanan. Bagian tanaman yang secara ilmiah dikenal dengan nama Coriandrum sativum, menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan. Meskipun cilantro dan coriander berasal dari tanaman yang sama, mereka memberikan pengalaman rasa dan aroma yang sangat berbeda.

Berikut ulasan lebih lanjut tentang apa itu cilantro dan apa bedanya dengan coriander yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (16/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa itu Cilantro dan Bedanya dengan Coriander

Seperti sudah sempat disinggung sebelumnya, cilantro dan coriander sama-sama berasal dari tanaman Coriandrum sativum. Berdasarkan jurnal Coriander (Coriandrum sativum L.) and Its Bioactive Constituents tahun 2015, cilantro dan coriander merupakan bagian berbeda dari tanaman tersebut.

Cilantro adalah istilah dari bahasa Spanyol yang merujuk pada daun dan batang dari tanaman Coriandrum sativum. Dalam bahasa Indonesia, bahan ini dikenal sebagai daun ketumbar. Daun cilantro memiliki aroma segar dan rasa yang khas, sering digunakan dalam hidangan Meksiko, Asia, dan berbagai masakan untuk menambahkan dimensi rasa yang cerah dan herbal.

Sementara, coriander adalah sebutan untuk biji dari bunga tanaman Coriandrum sativum yang telah dikeringkan. Di Indonesia, biji ini lebih dikenal dengan nama ketumbar atau biji ketumbar. Biji coriander memiliki aroma hangat dan rasa yang sedikit manis, dan biasanya digunakan dalam bentuk bubuk untuk membumbui masakan seperti kari, roti, dan hidangan panggang lainnya.

Istilah "coriander" sendiri berasal dari bahasa Prancis coriandre, yang kemudian diadopsi oleh orang Inggris dan mengalami perubahan menjadi "coriander". Menariknya, dalam konteks sejarah penyebaran tanaman ini, banyak orang di Amerika sering menggunakan istilah coriander untuk merujuk pada daun ketumbar, yang sering disajikan dalam hidangan khas Meksiko. Akibatnya, pengertian cilantro dan coriander menjadi kabur bagi banyak orang.

3 dari 5 halaman

Nutrisi Cilantro

Daun ketumbar yang dikenal juga sebagai cilantro, tidak hanya menawarkan rasa segar dan aroma khas pada berbagai hidangan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah rincian kandungan nutrisi dalam 100 gram daun ketumbar mentah.

  • Kalori: 23 kkal
  • Air: 92,21 gram
  • Protein: 2,13 gram
  • Lemak: 0,52 gram
  • Karbohidrat: 3,67 gram
  • Serat: 2,8 gram
  • Gula: 0,87 gram

Daun ketumbar juga mengandung sejumlah mineral dan vitamin penting, seperti,

  • Kalsium: 67 miligram
  • Besi: 1,77 miligram
  • Magnesium: 26 miligram
  • Fosfor: 48 miligram
  • Sodium: 46 miligram
  • Seng: 0,5 miligram

Untuk vitamin, daun ketumbar mengandung,

  • Vitamin C: 27 miligram
  • Thiamin (Vitamin B1): 0,067 miligram
  • Riboflavin (Vitamin B2): 0,162 miligram
  • Niasin (Vitamin B3): 1,114 miligram
  • Vitamin B6: 0,149 miligram
  • Asam folat: 62 pikogram
  • Vitamin A: 6.748 IU
  • Vitamin E: 2,5 miligram
4 dari 5 halaman

Manfaat Cilantro untuk Kesehatan

Daun ketumbar, atau cilantro, tidak hanya menambah rasa dan aroma pada hidangan, tetapi juga menawarkan sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari daun ketumbar:

1. Meredakan Nyeri dan Migrain

Daun ketumbar telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala dan migrain. Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Biomedical Science pada tahun 2015 menunjukkan bahwa ekstrak daun ketumbar dapat mengurangi nyeri pada tikus percobaan. 

Selain itu, sebuah studi juga menemukan bahwa konsumsi sari ketumbar dapat mengurangi frekuensi, keparahan, dan durasi migrain pada peserta. Ini menunjukkan potensi daun ketumbar sebagai terapi tambahan untuk meredakan nyeri dan migrain.

Daun ketumbar dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dengan mencegah pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah. Penelitian dalam Current Cardiology Reviews menyebutkan bahwa ekstrak daun ketumbar memiliki kemampuan menghambat pembentukan gumpalan darah. Manfaat ini dapat diperkuat dengan konsumsi biji ketumbar, yang juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan pengeluaran air serta garam melalui urine, menjaga tekanan darah tetap normal.

3. Membantu Melawan Infeksi Bakteri dan Jamur

Daun ketumbar memiliki sifat antibakteri dan antifungal yang efektif. Zat aktif dalam daun ini mampu membunuh bakteri patogen seperti Salmonella enterica, penyebab keracunan makanan, serta S. typhi, penyebab demam tifoid. Minyak esensial dari daun ketumbar juga terbukti dapat mencegah infeksi jamur, seperti Candida albicans.

Daun ketumbar dapat membantu mengontrol kadar gula darah dengan meningkatkan aktivitas enzim yang mengatur metabolisme gula, seperti glikogen sintase dan glikogen fosforilase. Enzim-enzim ini berperan dalam mengeluarkan gula berlebih dari aliran darah, sehingga kadar gula darah menjadi lebih terkendali.

5. Mengurangi Risiko Kanker

Penelitian di Turki pada tahun 2019 menunjukkan bahwa ekstrak daun ketumbar dapat menghambat perkembangan kanker prostat. Senyawa aktif dalam daun ketumbar membantu mengurangi aktivitas gen-gen tertentu pada sel kanker prostat, membuat sel kanker menjadi kurang agresif dan mencegah pembentukan jaringan tumor yang besar.

6. Mengontrol Tekanan Darah

Daun ketumbar memiliki kandungan flavonoid yang dapat membantu mengontrol tekanan darah, mirip dengan efek obat antihipertensi. Ini membuat daun ketumbar berguna bagi penderita hipertensi dan dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan kondisi kronis lainnya.

7. Mengatasi Gangguan Pencernaan

Daun ketumbar juga dapat membantu mengatasi berbagai masalah pencernaan, seperti mual, gas, kembung, dan kram perut. Dengan membantu produksi enzim pencernaan, daun ketumbar mendukung proses pencernaan yang efisien dan dapat membantu menetralkan rasa panas dari makanan pedas yang dapat menyebabkan mulas.

5 dari 5 halaman

Beda cilantro, seledri dan peterseli

Banyak orang yang tak bisa membedakan antara seledri, peterseli, dan daun ketumbar. Bahkan tak jarang orang menganggap ketiganya adalah sayuran yang sama. Namun, fakatnya, daun-daun ini memiliki bentuk, rasa, aroma dan kegunaan yang berbeda.

Seledri dikenal dengan daun hijau tua yang melebar dan meruncing. Batangnya unik, berbentuk seperti bulan sabit dan memiliki tepi bergerigi. Jika dibandingkan dengan ketumbar dan peterseli, daun seledri cenderung lebih panjang.

Peterseli sering disamakan dengan seledri karena bentuk daunnya yang juga meruncing dan berwarna hijau gelap. Namun, peterseli memiliki daun yang lebih kecil dan biasanya tumbuh berkerumun serta keriting. Batang peterseli berbeda, berbentuk bulat dan halus, tidak bergerigi seperti seledri.

Cilantro, meskipun sekilas mirip seledri, memiliki ciri khas tersendiri. Daunnya lebih bulat dan tidak meruncing seperti seledri, melainkan cenderung tumpul dan melengkung. Selain itu, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan seledri dan peterseli, memberikan penampilan yang sedikit berbeda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.