Sukses

Saham BUMI Resources Tumbuh dengan Stabil, Ini Analisisnya

Analisis Kinerja Keuangan BUMI Resources.

Liputan6.com, Jakarta Dalam perkembangan terkini di pasar modal Indonesia, saham BUMI Resources menjadi sorotan para investor dan analis. Kinerja saham BUMI Resources menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global. Para pelaku pasar tengah memantau dengan seksama pergerakan saham BUMI Resources, mengingat perannya yang signifikan dalam sektor pertambangan nasional.

Fenomena pertumbuhan saham BUMI Resources ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas. Meskipun harga batubara global mengalami penurunan, manajemen BUMI Resources berhasil mengoptimalkan operasional dan efisiensi biaya, yang tercermin dalam laporan keuangan terbaru. Hal ini semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek saham BUMI Resources di masa mendatang.

Analis pasar modal merekomendasikan para investor untuk mencermati pergerakan saham BUMI Resources dalam beberapa bulan ke depan. Dengan fundamental yang solid dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, saham BUMI Resources diprediksi akan terus menarik minat para pelaku pasar. Namun, seperti halnya investasi lainnya, para investor diimbau untuk tetap waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja saham BUMI Resources.

Berikut penjelasan yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Selasa (20/8/2024).

2 dari 3 halaman

Analisis Kinerja Keuangan BUMI Resources

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan pendapatan pada semester I 2024, namun berhasil membukukan kenaikan laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$ 595,84 juta, turun 32,76% year on year (yoy) dari US$ 886,27 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan batubara masih menjadi kontributor utama pendapatan BUMI, menyumbang US$ 534,57 juta. Rinciannya adalah penjualan batubara ekspor sebesar US$ 378,34 juta dan penjualan lokal sebesar US$ 156,22 juta. Selain itu, penjualan emas menyumbang US$ 60,04 juta dan penjualan perak US$ 1,22 juta.

Meskipun pendapatan mengalami penurunan, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 3,76% pada semester I 2024. Laba bersih naik dari US$ 81,82 juta menjadi US$ 84,91 juta.

 
3 dari 3 halaman

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Operasional

Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, mengungkapkan bahwa selama 6 bulan pertama tahun 2024, BUMI mencatatkan kenaikan produksi batubara dari 35,4 MT menjadi 37,7 metrik ton (MT). Peningkatan produksi ini disebabkan oleh performa kontraktor yang lebih baik dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Meskipun produksi meningkat, harga batubara justru mengalami penurunan menjadi US$75,2 per ton pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan US$ 93,2 per ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan harga ini sejalan dengan tren penurunan harga batubara dunia.

Namun, BUMI berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya. Selama semester I 2024, biaya unit produksi turun dari US$ 52,8 per ton menjadi US$ 47,0 per ton. Penurunan biaya ini disebabkan oleh harga minyak bumi yang lebih rendah, rasio pengupasan yang lebih rendah, dan produktivitas KPC yang lebih tinggi.

 

Prospek dan Rekomendasi Analis

Analis menilai bahwa emiten sektor pertambangan, termasuk BUMI, tengah terdorong oleh harga global batubara dan nikel yang sudah jauh lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Permintaan dan penawaran yang lebih seimbang menjadi faktor pendukung kinerja sektor ini.

Untuk jangka pendek, salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah fenomena alam El Nina, yang diprediksi akan membawa curah hujan cukup ekstrim. Hal ini dapat berdampak terhadap produksi tambang domestik, termasuk BUMI.

Meskipun menghadapi tantangan berupa penurunan harga batubara global, BUMI Resources menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik. Peningkatan produksi, efisiensi operasional, dan kemampuan mencetak laba di tengah penurunan pendapatan menunjukkan manajemen yang solid.