Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia kerja, keputusan untuk mengundurkan diri (resign) sebenarnya merupakan hal yang cukup umum. Setiap individu biasanya memiliki alasan pribadi yang mendasari keinginan mereka untuk resign. Banyak orang memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka ketika mereka menerima tawaran yang lebih menarik, baik dari segi kompensasi, fasilitas, maupun peluang karier yang lebih baik. Kesempatan semacam ini sering dianggap sebagai langkah positif dalam pengembangan karir mereka.
Selain itu, situasi kerja yang tidak sehat atau beracun juga dapat menjadi faktor penting yang mendorong seseorang untuk pergi dari pekerjaannya. Ketidaknyamanan dalam berinteraksi dengan kolega atau atasan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kinerja kerja.
Baca Juga
Lebih jauh lagi, banyak karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka mengganggu keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Ketika tuntutan pekerjaan terlalu tinggi dan tidak ada fleksibilitas, mereka mungkin merasa perlu untuk mencari posisi yang lebih sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka.
Advertisement
Jika seseorang merasa stagnan atau tidak mendapatkan tantangan baru dalam pekerjaan mereka, hal ini bisa menjadi alasan untuk mengundurkan diri. Rasa bosan dan kurangnya peluang untuk mempelajari hal-hal baru dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam rutinitas.
Sementara itu, beberapa orang mungkin memilih untuk resign demi mengurus keluarga, seperti merawat anak atau anggota keluarga yang sakit. Alasan ini sering kali dianggap wajar dan dapat dimengerti. Selain itu, keinginan untuk melanjutkan pendidikan atau mengikuti kursus baru juga bisa menjadi motivasi bagi seseorang untuk meninggalkan pekerjaannya.
Apapun alasannya, keputusan untuk resign adalah pilihan pribadi bagi setiap individu. Namun, hal ini tidak berarti bahwa keputusan tersebut diambil secara sembarangan. Jika kamu tiba-tiba terlintas untuk resign, sebaiknya jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Pertimbangkan beberapa hal penting berikut ini agar kamu tidak menyesali keputusan yang akan diambil sebelum benar-benar mengundurkan diri dari pekerjaan. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (21/8/2024):
1. Kondisi Keuangan
Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk mendukung kebutuhan hidupmu selama mencari pekerjaan baru. Memiliki tabungan yang memadai akan membantu mengurangi stres finansial jika kamu belum mendapatkan pekerjaan baru setelah resign.
Advertisement
2. Peluang Pekerjaan Baru
Sebelum resign, pertimbangkan apakah kamu sudah memiliki tawaran pekerjaan baru atau setidaknya prospek yang jelas. Jika kamu belum memiliki pekerjaan baru, pikirkan tentang seberapa besar peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan keinginan.
3. Alasan Resign
Evaluasi alasan kamu untuk resign. Apakah itu karena masalah gaji, lingkungan kerja, atau keinginan untuk berkembang? Pastikan alasan tersebut cukup kuat dan bukan hanya didasarkan pada emosi sesaat. Jika ada masalah yang bisa diselesaikan di tempat kerja saat ini, pertimbangkan untuk mendiskusikannya dengan atasan terlebih dahulu.
Advertisement
4. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Pertimbangkan bagaimana resign akan mempengaruhi keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadimu. Apakah kamu merasa lebih baik setelah resign, atau justru akan menghadapi tantangan baru yang mungkin lebih berat?
5. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pastikan kamu menyelesaikan semua kewajiban dan tanggung jawab di pekerjaan saat ini. Meninggalkan pekerjaan dengan cara yang baik dapat membantu menjaga hubungan profesional yang baik di masa depan. Hal ini juga akan meninggalkan kesan positif di mata atasan dan rekan kerja.
Advertisement
6. Rencana Karier Jangka Panjang
Pikirkan tentang bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi rencana kariermu dalam jangka panjang. Apakah resign akan membawamu lebih dekat ke tujuan karier, atau justru menjauhkan kamu dari itu? Memastikan bahwa langkah ini sejalan dengan aspirasi karier kamu sangatlah penting.
7. Dukungan Keluarga dan Teman
Diskusikan keputusan kamu dengan keluarga atau teman dekat. Dukungan moral dari orang-orang terdekat dapat membantumu merasa lebih yakin dengan keputusan yang diambil. Jadi, jangan gegabah mengambil keputusan untuk resign dari pekerjaan.
Advertisement
8. Budaya dan Lingkungan Kerja Baru
Pertimbangkan budaya dan lingkungan kerja di tempat yang kamu rencanakan untuk bergabung. Mengetahui informasi ini dapat membantumu memastikan bahwa kamu akan merasa nyaman dan cocok di tempat baru. Selidiki apakah nilai-nilai dan gaya kerja di tempat baru sejalan dengan preferensi dan harapanmu.
9. Konsekuensi Psikologis
Evaluasi dampak psikologis dari keputusanmu sebelum resign. Menghadapi perubahan pekerjaan bisa menjadi pengalaman yang penuh tekanan dan emosional. Pastikan kamu siap secara mental untuk transisi ini dan memiliki dukungan sosial yang memadai untuk membantumu mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama proses pengunduran diri dan pencarian pekerjaan baru.
Pada akhirnya, mengambil keputusan untuk resign bukanlah hal yang sepele. Namun, dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, setidaknya kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan meminimalkan risiko penyesalan di kemudian hari. Pastikan untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya dengan baik agar masa transisi yang akan kamu hadapi dapat berjalan lancar.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement