Liputan6.com, Jakarta Industri skincare terus mengalami perkembangan pesat, dengan berbagai inovasi baru yang muncul setiap harinya. Melihat berbagai produk yang tengah viral di media sosial, tidak bisa dipungkiri bahwa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta kecantikan untuk mencobanya.
Meskipun sudah mendapatkan ulasan positif dari banyak influencer, penting untuk tetap berhati-hati saat mencoba produk baru. Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi kulit yang berbeda, sehingga produk yang cocok untuk satu orang belum tentu sesuai untuk orang lain.
Menurut informasi dari American Academy of Dermatology, terdapat lebih dari 15.000 bahan yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi pada kulit, sehingga mengganti produk skincare tidaklah semudah yang dibayangkan. Untuk menghindari kesalahan dan meminimalkan kemungkinan efek samping, jangan lupa untuk melakukan patch test terlebih dahulu.
Advertisement
Apa itu pengertian patch test dan bagaimana cara melakukannya yang benar agar mendapatkan hasil optimimal? Selengkapnya akan dibahas di ulasan berikut sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (21/8/2024).
1. Pengertian Patch Test
Patch test merupakan uji coba kecil yang dilakukan pada area kulit tertentu untuk mengecek apakah produk skincare baru dapat memicu reaksi alergi atau iritasi. Tujuan dari tes ini cukup jelas, yaitu untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan seperti kemerahan, rasa gatal, atau bahkan ruam yang parah. Dengan melakukan patch test, kamu dapat mengetahui apakah kulitmu sensitif terhadap komponen tertentu dalam produk tersebut.
Penting untuk melakukan patch test, terutama jika produk yang akan digunakan mengandung bahan aktif yang kuat seperti retinol, asam salisilat, atau AHA/BHA. Meskipun bahan-bahan ini sangat efektif, mereka juga berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif. Patch test akan memberikan gambaran awal mengenai reaksi kulit terhadap produk tersebut, sehingga kamu bisa menggunakannya dengan lebih aman.
Advertisement
2. Kenapa Harus Melakukan Patch Test?
Selain berguna untuk mengetahui kecocokan kulit dengan produk skincare yang akan digunakan, patch test juga memiliki manfaat lain. Ini termasuk mengidentifikasi kemungkinan alergi yang dapat muncul saat mencoba produk baru, serta membantu kamu menghindari masalah kulit serius seperti eksim atau dermatitis. Jika kamu memiliki riwayat masalah kulit tersebut, melakukan patch test sangatlah penting.
Manfaat lain dari patch test adalah untuk mencegah terjadinya breakout. Salah satu reaksi yang mungkin muncul ketika kulit tidak cocok dengan bahan tertentu dalam skincare adalah breakout. Jika hal ini terjadi, tentu akan menjadi dilema yang cukup besar! Dengan melakukan patch test, kamu bisa menghemat lebih banyak biaya jika terjadi reaksi negatif terhadap produk.
3. Cara Melakukan Patch Test
1. Pilih Bagian Kulit untuk Patch Test
Untuk melakukan patch test, langkah pertama yang perlu diambil adalah menentukan lokasi pada kulit yang sesuai. Biasanya, area yang disarankan untuk tes ini meliputi bagian bawah telinga, siku, lipatan dalam lengan, atau area atas punggung. Mengapa area tersebut dipilih? Sebab, kulit di lokasi-lokasi ini cenderung lebih sensitif dan memiliki karakteristik yang mirip dengan kulit wajah. Selain itu, area tersebut juga tidak terlalu terlihat, sehingga jika terjadi reaksi iritasi, penampilan tidak akan terganggu.
Pilihlah area yang mudah dijangkau namun tidak sering terpapar gesekan atau air, karena hal ini dapat mempengaruhi hasil dari patch test. Contohnya, bagian belakang telinga atau lipatan siku merupakan pilihan yang baik karena biasanya tidak banyak bersentuhan dengan pakaian atau air. Jika kamu memilih untuk melakukan patch test di bagian punggung, kamu mungkin memerlukan bantuan orang lain untuk mengaplikasikan produk dan menutupnya dengan plester.
2. Bersihkan Dulu Area Kulit yang Dipilih
Setelah menentukan area kulit yang akan digunakan untuk patch test, langkah selanjutnya adalah membersihkannya dengan teliti. Gunakan sabun pembersih yang lembut dan air hangat untuk membersihkan area yang telah dipilih. Hal ini sangat penting untuk menghilangkan kotoran, minyak, atau sisa-sisa lain yang dapat memengaruhi hasil tes. Kulit yang bersih akan memastikan bahwa reaksi yang terjadi benar-benar disebabkan oleh produk yang sedang diuji, bukan oleh faktor-faktor lain.
Setelah selesai membersihkan kulit, pastikan area tersebut benar-benar kering sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Mengeringkan kulit dengan baik juga akan membantu produk menempel secara optimal, sehingga hasil tes menjadi lebih akurat. Ingatlah untuk melakukan proses ini dengan lembut agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit sebelum tes dilakukan.
3. Oleskan Produk ke Kulit, Tutup dengan Plester selama 24 Jam
Langkah terakhir adalah mengaplikasikan produk yang ingin kamu uji ke area kulit yang sudah dibersihkan tadi. Oleskan sedikit produk, cukup seukuran kacang polong, pada area yang sudah dipilih. Setelah itu, tutup area tersebut dengan plester atau kain kasa agar produk tetap di tempatnya dan tidak menghilang.
Biarkan produk tersebut berada di kulit selama 24 jam. Dalam periode ini, hindari menggosok atau membasahi area tersebut agar tes tetap akurat. Setelah 24 jam, buka plester dan perhatikan apakah ada reaksi pada kulitmu. Jika tidak ada kemerahan, gatal, atau iritasi lainnya, kemungkinan besar produk tersebut aman untuk digunakan di seluruh wajah. Namun, jika muncul reaksi negatif, sebaiknya hentikan penggunaan produk dan konsultasikan dengan dokter kulit jika perlu.
Meskipun terlihat sepele, tapi faktanya patch test sangat penting untuk meminimalisir efek samping yang bisa terjadi saat mencoba produk skincare baru. So, jangan lewatkan tahapan ini ya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement