Sukses

Ngeri, Pria Jepang Temukan Kerangka Ibu 10 Tahun Tertimbun di ‘Rumah Sampah’

Fenomena rumah sampah di Jepang memakan korban

Liputan6.com, Jakarta Fenomena rumah dipenuhi tumpukan sampah di Jepang memang bukan hal baru. Namun, kenyataan bahwa masalah sampah ini telah menelan korban jiwa mengejutkan banyak orang. Seorang pria Jepang baru-baru ini menemukan jasad ibunya yang hilang selama 10 tahun di dalam rumah sampah yang mereka tinggali bersama di prefektur Kyoto.

Penemuan jasad itu terjadi ketika pria tersebut menyewa perusahaan pembersihan profesional untuk membersihkan rumah empat kamar tidurnya. Rumah itu telah lama dikenal sebagai "rumah sampah" atau gomi yashiki, sebuah fenomena di Jepang yang menggambarkan tempat tinggal penuh sampah. Petugas kebersihan menemukan kerangka manusia setelah mengangkat tumpukan barang-barang yang telah tertimbun selama bertahun-tahun.

Dilansir Liputan6.com dari South China Morning Post, Rabu (21/8/2024), perusahaan pembersihan yang dikirim untuk merapikan rumah itu mendapati penemuan yang mengejutkan setelah hanya tiga jam bekerja. Jasad yang ditemukan diyakini adalah ibunya, yang telah menghilang tanpa jejak satu dekade lalu. Hingga kini, penyebab kematiannya masih belum terungkap, sementara masalah sampah di rumah tersebut menjadi sorotan publik.

Fenomena gomi yashiki di Jepang memang mengkhawatirkan, dengan ribuan rumah serupa tercatat di seluruh negeri. Masalah sampah yang menumpuk tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga memicu tragedi seperti penemuan kerangka ini. 

 
2 dari 4 halaman

Kerangka Ibu Tertimbun Sampah

Petugas pembersihan yang disewa oleh pria Jepang itu awalnya tidak menduga akan menemukan hal mengerikan. Setelah tiga jam bekerja, mereka menemukan sesuatu yang tampak seperti tulang manusia di antara tumpukan sampah. Pria tersebut kemudian mencurigai bahwa jasad itu adalah ibunya yang telah hilang selama satu dekade.

Penemuan kerangka tersebut terjadi di rumah empat kamar tidur yang selama ini dikenal sebagai rumah sampah. Jasad yang ditemukan tertutupi oleh selimut dan barang-barang lain yang telah menumpuk selama bertahun-tahun. Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa kerangka itu memang milik ibunya yang hilang 10 tahun lalu.

“Awalnya, para pekerja terkejut saat menemukan tulang-tulang tersebut, tetapi mereka berhasil beradaptasi lebih cepat daripada orang normal,” kata Kouki Nishioka, pemilik perusahaan pembersihan.

3 dari 4 halaman

Gomi Yashiki, Fenomena Rumah Sampah di Jepang

Gomi yashiki adalah istilah yang digunakan di Jepang untuk menggambarkan rumah yang penuh dengan sampah. Rumah-rumah ini tidak hanya menjadi sarang hama, tetapi juga menghasilkan bau busuk yang sangat mengganggu. Fenomena ini telah menjadi perhatian nasional karena jumlah rumah sampah yang terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut laporan, lebih dari 5.200 kasus gomi yashiki tercatat di Jepang dalam lima tahun terakhir. Rumah-rumah ini sering kali berada dalam kondisi yang sangat buruk, dengan tumpukan sampah yang mencapai langit-langit. Banyak pemilik rumah merasa kewalahan dengan masalah pengelolaan sampah, sehingga seringkali memerlukan bantuan profesional.

Pengelolaan sampah yang buruk menjadi salah satu faktor utama di balik terciptanya gomi yashiki. Pekerjaan pembersihan rumah sampah biasanya memakan waktu berhari-hari dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Melansir dari TrenAsia.com, salah satu perusahaan pembersihan mengungkapkan bahwa mereka menerima permintaan pembersihan gomi yashiki setiap bulannya.

4 dari 4 halaman

Reaksi Netizen

Penemuan jasad di rumah sampah ini memicu banyak reaksi dari netizen di media sosial. Banyak yang merasa terkejut bahwa seseorang bisa tinggal di rumah penuh sampah tanpa menyadari ada jasad di dalamnya. Fenomena aneh ini membuat publik bertanya-tanya tentang kondisi sosial dan mental penghuni rumah gomi yashiki.

Viralnya berita ini juga membuat banyak netizen berbagi pengalaman pribadi tentang fenomena rumah sampah. Dirangkum SCMP, beberapa netizen dari China menyatakan kekagetan mereka terhadap penemuan ini, dengan beberapa menyebut bahwa situasi seperti ini menunjukkan betapa isolasinya kehidupan di masyarakat modern. 

"Bagaimana mungkin seseorang bisa tinggal di rumah yang penuh sampah dan tidak mencium bau mayat?" tanya seorang netizen.

Berita penemuan jasad ini juga membuka diskusi tentang dampak dari tekanan sosial dan ekonomi yang bisa memicu perilaku penimbunan sampah. Banyak netizen merasa bahwa fenomena ini adalah tanda dari masalah yang lebih besar di masyarakat Jepang.