Sukses

Mpox atau Monkeypox Mulai Menyebar di Indonesia, Kemenkes RI Siapkan Vaksin untuk Pencegahan

Pada tanggal 14 Agustus 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).

Liputan6.com, Jakarta Pada tanggal 14 Agustus 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).

Menurut Komite Darurat WHO, terdapat potensi besar bahwa penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet ini akan menyebar lebih luas ke negara-negara di Afrika dan bahkan mungkin melampaui benua tersebut. Penyakit yang menyerang kulit ini menyebar dengan sangat cepat di wilayah timur Kongo. Beberapa negara di sekitar Kongo juga melaporkan kasus yang mengkhawatirkan. Berdasarkan informasi dari laman Kemkes.go.id, penetapan ini adalah yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir.

Mpox adalah penyakit kulit yang ditandai dengan gejala demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat menular dalam beberapa cara. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (22/8/2024), WHO mengungkapkan bahwa cacar monyet berasal dari hewan dan bisa menular ke manusia.

Di Afrika, virus monkeypox telah ditemukan pada berbagai hewan, termasuk tupai tali, tupai pohon, tikus rebus Gambia, dormice, serta berbagai spesies monyet. Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi dengan mudah melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa yang terinfeksi.

Studi menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak dekat dengan sekresi pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Asisten Direktur Jenderal WHO, Dr. Soce Fall, mengungkap bahwa banyak kasus penularan cacar monyet terjadi pada individu yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki.

Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin, yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan, atau selama kontak dekat saat dan setelah kelahiran. Selain itu, mengonsumsi daging hewan yang belum matang juga diketahui dapat menyebarkan virus cacar monyet. Mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lainnya yang terinfeksi juga dapat meningkatkan risiko infeksi virus penyebab wabah cacar monyet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemenkes siapkan empat ribu vaksin

Menjadi sorotan WHO, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sedang mempersiapkan total 4.450 dosis vaksin Mpox untuk menjangkau 2.225 individu. Vaksinasi Mpox di Indonesia difokuskan pada kelompok berisiko tinggi, termasuk pria yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.

“Pada tahun 2024 ini, kami sedang dalam proses menyiapkan total 4.450 dosis vaksin, yang akan diberikan kepada 2.225 sasaran dengan 2 dosis per individu,” ujar Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Yudhi Pramono, MARS. 

WHO juga telah merekomendasikan vaksinasi terarah sebagai strategi untuk melawan cacar jenis Mpox.

“Vaksinasi massal tidak direkomendasikan, ini sangat penting. Vaksinasi harus benar-benar terfokus di area di mana virus menyebar,” jelas juru bicara WHO, Margaret Harris, dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.