Sukses

Mengenal Benjamin Franklin, Ilmuwan, Diplomat, dan Pahlawan Revolusi Amerika

Biografi Benjamin Franklin

Liputan6.com, Jakarta Benjamin Franklin adalah sosok yang melegenda dalam sejarah Amerika Serikat. Dikenal sebagai salah satu Bapak Pendiri negara tersebut, Benjamin Franklin memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk fondasi Amerika modern. Namun, kebesaran Benjamin Franklin tidak hanya terbatas pada kontribusinya dalam dunia politik dan pemerintahan.

Sebagai seorang polimatik, Benjamin Franklin juga dikenal sebagai ilmuwan, penulis, dan diplomat ulung. Keberagaman bakat dan minatnya membuat Benjamin Franklin menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Amerika. Dari penelitiannya tentang listrik hingga perannya dalam merancang Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika Serikat, jejak Benjamin Franklin terukir dalam berbagai aspek kehidupan Amerika.

Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat sosok Benjamin Franklin yang kompleks dan multitalenta. Kita akan menjelajahi perjalanan hidupnya, pencapaian-pencapaian pentingnya, serta warisan yang ditinggalkannya bagi dunia. Mari kita telusuri bersama kehidupan luar biasa Benjamin Franklin, seorang ilmuwan, diplomat, dan pahlawan Revolusi Amerika yang namanya abadi dalam sejarah.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari biografi Benjamin Franklin, pada Kamis (22/8).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masa Kecil dan Pendidikan

Benjamin Franklin lahir pada 17 Januari 1706 di Boston, Massachusetts. Ia merupakan anak ke-15 dari 17 bersaudara, putra bungsu dari Josiah Franklin, seorang pembuat lilin dan sabun asal Inggris. Meskipun Franklin menunjukkan bakat belajar sejak dini, pendidikan formalnya terhenti pada usia 10 tahun karena keterbatasan keuangan keluarga.

Pada usia 12 tahun, Franklin menjadi magang di percetakan milik kakaknya, James. Di sinilah ia mulai mengasah kemampuan menulisnya dan mempelajari dunia penerbitan. Ketidakpuasan dengan perlakuan kakaknya membuat Franklin mengadopsi nama samaran "Silence Dogood" untuk menulis surat-surat yang dipublikasikan di surat kabar kakaknya. Ketika identitasnya terungkap, hubungan dengan kakaknya memburuk, mendorong Franklin untuk kabur ke Philadelphia pada usia 17 tahun.

 

Karir Awal dan Pencapaian

Di Philadelphia, Franklin memulai karirnya sebagai pencetak dan penulis. Ia mendirikan surat kabar Pennsylvania Gazette pada tahun 1728 dan menerbitkan Poor Richard's Almanack pada tahun 1732. Almanaknya menjadi sangat populer berkat pepatah-pepatah bijak Franklin, seperti "Early to bed and early to rise, makes a man healthy, wealthy and wise."

Franklin juga aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Ia mendirikan perpustakaan berlangganan pertama di Amerika pada tahun 1731, membentuk brigade pemadam kebakaran sukarela, dan terlibat dalam berbagai organisasi sosial. Pada tahun 1743, ia mendirikan American Philosophical Society, organisasi ilmiah pertama di koloni Amerika.

 

Penemuan dan Kontribusi Ilmiah

Minat Franklin terhadap ilmu pengetahuan menghasilkan berbagai penemuan penting. Eksperimennya yang paling terkenal adalah uji layang-layang pada tahun 1752, yang membuktikan bahwa petir adalah bentuk listrik. Penemuan ini mengarah pada penciptaan penangkal petir.

Selain itu, Franklin juga menciptakan berbagai alat praktis seperti:

  • Kacamata bifocal
  • Kompor Franklin
  • Kateter fleksibel
  • Harmonika kaca (armonica)
  • Kursi goyang

Franklin juga berkontribusi dalam pemahaman tentang Arus Teluk, yang membantu mempersingkat waktu pelayaran antara Eropa dan Amerika Utara. Kontribusinya dalam bidang ilmu pengetahuan membuatnya mendapatkan gelar kehormatan dari berbagai universitas terkemuka, termasuk Harvard, Yale, Oxford, dan University of St. Andrews.

3 dari 4 halaman

Karir Politik dan Diplomatik

Karir politik Franklin dimulai ketika ia terpilih sebagai anggota Majelis Pennsylvania pada tahun 1751. Selama periode ini, ia mulai terlibat dalam hubungan antara koloni Amerika dan Inggris. Pada tahun 1757, Franklin dikirim ke Inggris sebagai agen untuk Pennsylvania, dimana ia menghabiskan sebagian besar dari dua dekade berikutnya.

Saat ketegangan antara koloni dan Inggris meningkat, Franklin awalnya berupaya untuk menjembatani perbedaan. Namun, setelah Skandal Hutchinson pada tahun 1773, di mana surat-surat rahasia Gubernur Massachusetts Thomas Hutchinson terungkap, Franklin kembali ke Amerika sebagai pendukung kemerdekaan.

Selama Revolusi Amerika, Franklin memainkan peran kunci:

  • Ia membantu merancang Deklarasi Kemerdekaan pada tahun 1776.
  • Sebagai komisaris ke Prancis, ia berhasil menegosiasikan aliansi penting dengan Prancis pada tahun 1778.
  • Ia menjadi salah satu perunding utama dalam Perjanjian Paris 1783, yang mengakhiri Perang Revolusi Amerika.
  • Pada tahun 1787, meskipun sudah berusia 81 tahun, Franklin berpartisipasi dalam Konvensi Konstitusional dan membantu merancang Konstitusi Amerika Serikat.

 

Pandangan tentang Perbudakan dan Hak Asasi Manusia

Pandangan Franklin tentang perbudakan berevolusi sepanjang hidupnya. Meskipun ia pernah memiliki budak, Franklin akhirnya menjadi seorang abolisionis yang vokal. Pada tahun 1787, ia menjadi presiden Pennsylvania Society for Promoting the Abolition of Slavery.

Franklin menulis banyak risalah yang mendesak penghapusan perbudakan dan perdagangan budak. Pada tahun 1790, hanya beberapa bulan sebelum kematiannya, ia mengirimkan petisi ke Kongres AS untuk mengakhiri perbudakan dan perdagangan budak.

 

Kehidupan Pribadi

Franklin menikah dengan Deborah Read pada tahun 1730 dalam sebuah pernikahan adat. Mereka memiliki dua anak: Francis, yang meninggal karena cacar air pada usia empat tahun, dan Sarah. Franklin juga memiliki seorang putra di luar nikah, William, yang kemudian menjadi gubernur royal New Jersey.

Hubungan Franklin dengan putranya William menjadi tegang selama Revolusi Amerika karena perbedaan pandangan politik mereka. William tetap setia kepada Inggris, sementara ayahnya menjadi pendukung kemerdekaan Amerika.

 

4 dari 4 halaman

Warisan dan Pengaruh

Benjamin Franklin meninggal pada 17 April 1790 di Philadelphia, pada usia 84 tahun. Kematiannya ditangisi oleh ribuan orang, dan lebih dari 20.000 orang menghadiri pemakamannya.

Warisan Franklin mencakup berbagai bidang:

  • Ilmu Pengetahuan: Kontribusinya terhadap pemahaman listrik dan penemuan-penemuannya yang praktis terus mempengaruhi kehidupan kita hingga hari ini.
  • Politik: Perannya dalam pembentukan Amerika Serikat menjadikannya salah satu tokoh paling penting dalam sejarah negara tersebut.
  • Diplomasi: Keberhasilannya dalam menegosiasikan aliansi dengan Prancis dan Perjanjian Paris menunjukkan keahliannya sebagai diplomat.
  • Literatur: Tulisan-tulisannya, termasuk autobiografinya, tetap menjadi bacaan populer dan sumber inspirasi.
  • Pendidikan: Franklin mendirikan institusi yang kemudian berkembang menjadi University of Pennsylvania.
  • Filantropi: Ia mewariskan sebagian besar hartanya untuk mendanai beasiswa, sekolah, dan museum di Boston dan Philadelphia.

Benjamin Franklin adalah sosok yang kompleks dan fascinatif. Sebagai ilmuwan, ia membuka jalan bagi pemahaman kita tentang listrik. Sebagai diplomat, ia memainkan peran kunci dalam kelahiran Amerika Serikat. Dan sebagai pemikir dan penulis, ia meninggalkan warisan kebijaksanaan yang masih relevan hingga hari ini.

Kehidupan Benjamin Franklin mengingatkan kita akan kekuatan pendidikan mandiri, inovasi, dan dedikasi terhadap kepentingan publik. Melalui berbagai perannya sebagai ilmuwan, diplomat, dan pahlawan revolusi, Franklin tidak hanya membentuk sejarah Amerika, tetapi juga memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi kemajuan umat manusia.

Sosok Franklin yang multitalenta, dengan minatnya yang luas dari ilmu pengetahuan hingga politik, dari literatur hingga reformasi sosial, menjadikannya contoh sempurna dari ideal Renaissance man. Warisan intelektualnya, yang tercermin dalam tulisan-tulisannya dan institusi-institusi yang ia dirikan, terus menginspirasi generasi-generasi berikutnya.

Saat kita mengingat Benjamin Franklin, kita diingatkan akan potensi manusia untuk mencapai kebesaran melalui kerja keras, ketekunan, dan dedikasi terhadap pembelajaran seumur hidup. Kisah hidupnya adalah testimoni kekuatan ide dan pentingnya melayani masyarakat. Dalam banyak hal, Franklin merupakan perwujudan dari "American Dream" sebelum istilah itu bahkan diciptakan - seorang anak dari keluarga sederhana yang, melalui bakat dan kerja kerasnya, naik menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah negaranya.

Hari ini, lebih dari dua abad setelah kematiannya, Benjamin Franklin tetap menjadi figur yang dikagumi dan dipelajari. Baik sebagai ilmuwan, negarawan, atau filantropis, warisan Franklin terus hidup, menginspirasi kita untuk berpikir kritis, berinovasi tanpa henti, dan selalu berupaya untuk melayani kebaikan yang lebih besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.