Liputan6.com, Jakarta Tren musik Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat dinamis dan beragam sepanjang sejarahnya. Dari pengaruh budaya asing dari luar negeri hingga keunikan musik tradisional berbagai daerah di nusantara, musik Indonesia terus berevolusi dengan berbagai warna dan genre. Setiap wilayah di Indonesia menawarkan ciri khas musikal yang unik, seperti gamelan di Jawa dan Bali, atau tembang di Yogyakarta, yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Baca Juga
Advertisement
Akses informasi yang cepat di era digital, memungkinkan genre musik baru untuk muncul dan berkembang dengan lebih mudah. Kombinasi antara pengaruh luar dan kekayaan musik tradisional ini menciptakan sebuah lanskap musik yang sangat beragam, di mana tradisi dan modernitas berbaur untuk menciptakan identitas musik Indonesia yang unik dan terus berkembang.
Perjalanan panjang dan kompleks yang membentuk tren genre musik di Indonesia menjadi salah satu topik menarik bagi para penikmat musik di Indonesia. Berikut ulasan lebih lanjut tentang perkembangan tren genre musik yang populer di Indonesia dari masa ke masa berdasarkan informasi berikut, Kamis (22/8/2024).
Genre Musik Populer di Masa Kolonial Hingga awal Kemerdekaan
Pada masa kolonial, musik klasik Eropa menjadi dominan, terlihat dari keberadaan orkestra di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Orkestra ini tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi masyarakat kelas atas, tetapi juga membawa pengaruh besar terhadap musik lokal.
Salah satu hasil akulturasi yang mencolok dari periode ini adalah genre musik keroncong, yang merupakan perpaduan antara musik Portugis dan elemen tradisional Indonesia. Keroncong berkembang menjadi salah satu bentuk musik yang ikonik, melambangkan percampuran budaya yang terjadi selama masa penjajahan.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, lanskap musik Indonesia mengalami transformasi yang signifikan. Pada era 1960-an, musik Indonesia mulai lebih beragam dengan munculnya genre-genre baru seperti pop dan rock. Genre-genre ini memperkaya budaya musik Indonesia dan mulai mendominasi panggung musik nasional. Beberapa musisi yang menjadi ikon pada masa ini, seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Chrisye, turut memainkan peran besar dalam membentuk identitas musik Indonesia yang modern dan lebih inklusif.
Periode ini menandai awal dari sebuah perjalanan panjang di mana musik Indonesia terus berkembang, menggabungkan pengaruh lokal dan internasional, dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Advertisement
Genre Pop Mulai Populer di Tahun 70an
Tren musik Indonesia pada era 1970-an ditandai dengan kemajuan signifikan dalam industri musik, khususnya dalam genre musik pop yang mendominasi panggung hiburan tanah air. Beberapa nama besar yang menjadi ikon era ini, seperti Koes Plus, Chrisye, Titiek Puspa, dan Ebiet G. Ade, tidak hanya meraih popularitas besar tetapi juga meninggalkan warisan yang masih dikenang hingga saat ini. Mereka dianggap sebagai pionir musik pop Indonesia, menciptakan lagu-lagu yang menjadi klasik dan terus dinikmati lintas generasi.
Salah satu momen penting dalam perkembangan musik pop era ini adalah diadakannya ‘Lomba Cipta Lagu Remaja’ Prambors (LCLR) pada tahun 1977. Kompetisi ini berperan sebagai katalis yang memecah kebuntuan dalam industri musik pop, membuka jalan bagi lahirnya bakat-bakat baru yang akan mempengaruhi lanskap musik di tahun-tahun berikutnya.
Selain dominasi musik pop, era 1970-an juga menyaksikan kebangkitan musik dangdut yang dipelopori oleh Rhoma Irama, yang dijuluki sebagai Raja Dangdut. Genre ini merupakan hasil akulturasi antara musik Melayu dan India, dan mulai mendapat tempat penting dalam budaya musik Indonesia.
Lagu-lagu legendaris dari era ini, seperti "Kolam Susu" dari Koes Plus, "Kupu-Kupu Malam" dari Titiek Puspa, dan "Berita Kepada Kawan" dari Ebiet G. Ade, menjadi representasi dari kekayaan musikal yang lahir pada dekade ini. Musik era 1970-an tidak hanya mencerminkan kreativitas tinggi, tetapi juga menandai fondasi penting bagi perkembangan musik Indonesia di masa-masa selanjutnya.
Musik Sendu Menjadi Favorit di Tahun 80an
Salah satu fenomena yang mencolok pada dekade ini adalah kemunculan musik pop cengeng, yang dikenal dengan lirik-liriknya yang puitis dan emosional, sering kali menyayat hati. Musik ini menjadi sangat populer di kalangan masyarakat, menciptakan sebuah tren yang ikonik dan tak terlupakan dalam sejarah musik Indonesia.
Namun, era 1980-an tidak hanya didominasi oleh musik pop cengeng. Dekade ini juga menyaksikan kemunculan musik pop yang lebih kreatif dan progresif, di mana lirik-liriknya mulai lebih beragam dan berfokus pada berbagai tema kehidupan, bukan hanya soal cinta dan kesedihan. Musik Indonesia pada masa ini menunjukkan kemampuan untuk berinovasi, menyesuaikan diri dengan perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.
Selain pop, genre rock dan elektro juga mulai mendapat tempat penting di kancah musik Indonesia. Tren musik disko, yang dipengaruhi oleh musik elektro, menjadi salah satu yang paling menonjol pada masa itu. Genre ini membawa suasana baru yang lebih enerjik dan modern ke dalam musik Indonesia. Beberapa nama besar seperti Fariz RM, Godbless, dan Kla Project berhasil meraih popularitas dan mencatat prestasi gemilang dalam dunia musik Indonesia, memperkaya lanskap musik nasional dengan karya-karya yang masih dikenang hingga sekarang.
Advertisement
Tahun 90an Jadi Masa Keemasan Musik Indonesia
Era 1990-an sering kali dianggap sebagai masa keemasan musik Indonesia, di mana kreativitas para musisi mencapai puncaknya dan menghasilkan karya-karya yang bertahan lama dalam ingatan masyarakat. Lagu-lagu dari dekade ini memiliki daya tarik yang kuat dan masih dinikmati hingga hari ini, mencerminkan kualitas dan relevansi yang melampaui waktu.
Berbagai genre musik berkembang pesat pada era 1990-an, mulai dari pop, rock, jazz, alternative, hingga slow-rock dan dangdut. Meski begitu, genre pop tetap menjadi yang paling dominan, dengan banyak grup musik dan penyanyi yang berhasil mencuri perhatian publik dan mencatat sejarah di industri musik Indonesia. Nama-nama seperti Dewa 19, Slank, Kahitna, Anggun C. Sasmi, Alda, Iwa K, dan Rita Effendy menjadi ikon yang mengisi daftar lagu-lagu favorit masyarakat.
Lagu-lagu dari era ini seperti "Kamulah Satu-satunya" dari Dewa 19, "Bebas" dari Iwa K, dan "Cerita Cinta" dari Kahitna, bukan hanya sekadar hits pada masanya, tetapi juga menjadi bagian dari budaya pop yang terus dikenang dan dinyanyikan oleh generasi berikutnya. Keberagaman genre dan kreativitas dalam bermusik membuat era 1990-an menjadi periode yang kaya akan inovasi dan memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan musik Indonesia di era selanjutnya.
Band Pop Merajai Musik Indonesia di Tahun 2000an
Era 2000-an dalam musik Indonesia menandai periode yang sangat dinamis dan penuh dengan inovasi, di mana keragaman genre musik semakin berkembang dan selera masyarakat semakin bervariasi. Awal dekade ini masih dikuasai oleh musik pop, dengan banyak grup band pop yang muncul dan meraih popularitas besar. Band-band seperti Sheila on 7, Kerispatih, dan Naif menjadi simbol era ini, menciptakan lagu-lagu yang masih dikenang hingga saat ini, seperti "Air dan Api" dari Naif dan "Sahabat Sejati" dari Sheila on 7.
Namun, fenomena besar lainnya yang muncul di pertengahan dekade 2000-an adalah kebangkitan musik indie. Gerakan ini melahirkan banyak musisi dan band independen yang menawarkan suara dan gaya musik yang berbeda dari arus utama. Band-band seperti White Shoes and The Couples Company, Sore, Seringai, dan The Adams menjadi perwakilan dari semangat indie yang menekankan kreativitas dan ekspresi musikal yang lebih bebas. Lagu seperti "Konservatif" dari The Adams menjadi salah satu contoh karya yang mencerminkan semangat indie di era tersebut.
Selain itu, era 2000-an juga melihat evolusi dalam musik dangdut, khususnya dengan munculnya dangdut koplo yang menjadi semakin populer di kalangan penikmat musik tanah air. Inul Daratista dengan lagu "Goyang Dombret" dianggap sebagai pelopor tren dangdut koplo ini, menawarkan warna baru dalam musik dangdut yang sebelumnya lebih didominasi oleh gaya klasik.
Advertisement
Perkembangan Genre Musik Populer di Tahun 2010 Hingga Sekarang
Pada dekade ini, beberapa tren besar muncul dan mengubah lanskap musik tanah air. Salah satu fenomena yang mencolok adalah kebangkitan boyband dan girlband yang terinspirasi oleh budaya K-Pop. Band-band seperti SMASH, JKT48, Cherrybelle, dan 7icons menyegarkan industri musik dengan konsep yang mirip dengan grup musik Korea Selatan, menawarkan gaya visual dan musikal yang enerjik dan modern. Kehadiran mereka membawa angin segar dalam musik pop Indonesia, memperkenalkan tren baru yang disambut hangat oleh generasi muda.
Di sisi lain, tren musik Melayu juga mendapatkan tempat yang signifikan dalam era ini. Grup musik pop Melayu seperti ST12, Wali, The Bagindas, dan Armada muncul sebagai pelopor dalam genre ini, membawa nuansa Melayu yang kental dengan lirik-lirik khas dan melodi yang mudah diingat. Musik pop Melayu menjadi salah satu warna baru dalam palet musik Indonesia, menawarkan alternatif yang berbeda dari dominasi musik pop lainnya.
Musik dangdut koplo juga mengalami lonjakan popularitas yang signifikan pada tahun 2010-an. Genre ini, dengan karakteristiknya yang energik dan ritmis, semakin disukai oleh berbagai kalangan. Inul Daratista, dengan hit-hitsnya, mempelopori tren dangdut koplo, yang kini menjadi bagian penting dari musik populer di Indonesia.
Sejak tahun 2016, musik folk mulai mengalami kebangkitan dengan munculnya banyak musisi baru yang membawa genre ini ke permukaan. Selain itu, perkembangan internet telah mempermudah akses ke berbagai genre musik, memungkinkan musisi muda untuk lebih eksploratif dan kreatif dalam karya mereka. HIVI! dan musisi lainnya mencatat bahwa keberagaman genre semakin meningkat, dengan banyak lagu yang menggabungkan unsur-unsur dari rock, pop, hip-hop, dan elektronik.