Sukses

Tanda Kanker Serviks dari Telapak Kaki yang Wajib Diwaspadai, Jarang Disadari

Tanda kanker serviks dari telapak kaki ditandai dengan penumpukan cairan.

Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang wanita, seringkali menunjukkan gejala yang subtil dan mudah terlewatkan pada tahap awal. Meskipun sebagian besar tandanya terkait dengan area panggul dan reproduksi, beberapa manifestasi dari penyakit ini dapat muncul di bagian tubuh yang tampaknya tidak terkait, seperti telapak kaki. Oleh karena itu, pemahaman tentang tanda kanker serviks dari telapak kaki sangat penting, untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat waktu.

Salah satu tanda kanker serviks dari telapak kaki yang mungkin dialami penderita adalah penumpukan cairan atau edema. Fenomena ini terjadi ketika kanker telah berkembang dan mempengaruhi sistem limfatik tubuh, mengakibatkan gangguan pada aliran cairan normal. Akibatnya, cairan dapat terakumulasi di berbagai bagian tubuh, termasuk kaki dan telapak kaki. Pembengkakan ini mungkin awalnya tidak terasa menyakitkan, namun seiring waktu dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan membatasi pergerakan.

Selain edema, tanda kanker serviks dari telapak kaki juga berupa kompresi pada saraf-saraf di area panggul, di mana menjadi indikasi perkembangan kanker serviks. Ketika tumor membesar, ia dapat menekan saraf-saraf di sekitarnya, menyebabkan berbagai sensasi abnormal yang dapat dirasakan hingga ke telapak kaki. Pasien mungkin mengalami rasa kesemutan, mati rasa, atau bahkan nyeri yang menjalar dari area panggul hingga ke kaki. Gejala-gejala ini sering disalahartikan sebagai masalah ortopedi atau sirkulasi, sehingga penting untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya kondisi yang lebih serius seperti kanker serviks.

Berikut gejala dan pengobatan kanker serviks yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat  (23/8/2024). 

2 dari 4 halaman

Kanker Serviks dan Penyebabnya

Kanker serviks adalah jenis kanker yang berkembang di serviks, yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker ini terjadi ketika sel-sel normal di serviks mengalami perubahan, menjadi sel-sel abnormal yang tumbuh secara tidak terkendali dan dapat membentuk tumor. Jika tidak diobati, sel-sel kanker ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe HPV 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks. HPV adalah virus umum yang ditularkan melalui kontak seksual, dan meskipun sebagian besar infeksi HPV sembuh dengan sendirinya, infeksi yang persisten dapat menyebabkan perubahan prakanker pada sel-sel serviks.

Kanker serviks biasanya berkembang secara perlahan, dimulai dengan perubahan prakanker yang disebut displasia atau neoplasia intraepitel serviks (CIN). Tahap awal kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala, itulah sebabnya deteksi dini melalui tes Pap smear atau tes HPV sangat penting. Gejala yang mungkin muncul saat kanker telah berkembang termasuk pendarahan di luar siklus menstruasi, nyeri panggul, keputihan yang tidak normal dan rasa sakit saat buang air kecil.

3 dari 4 halaman

Kanker Serviks dari Telapak Kaki dan Gejalanya

Gejala kanker serviks sering kali baru terlihat ketika penyakit ini telah mencapai stadium lanjut. Pada tahap ini, kanker yang awalnya terbentuk di leher rahim telah menyebar ke jaringan atau organ lain di sekitarnya, seperti vagina, kelenjar getah bening, hati, paru-paru dan tulang. Penyebaran kanker ini membuat gejala-gejala yang sebelumnya tidak terlihat menjadi lebih jelas dan mempengaruhi berbagai bagian tubuh.

Salah satu tanda kanker serviks yang sering dikaitkan dengan telapak kaki, adalah hasil dari penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening di area antara tulang panggul. Kelenjar getah bening memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu menyaring cairan tubuh dan melawan infeksi. Ketika kanker serviks menyebar ke kelenjar getah bening ini, fungsi normalnya bisa terganggu oleh sel-sel kanker. Gangguan ini dapat menyebabkan penumpukan cairan tubuh yang dikenal sebagai limfedema, di mana pada gilirannya akan menyebabkan pembengkakan di perut dan kaki.

Pembengkakan ini sering kali disertai rasa nyeri, terutama di telapak kaki yang bisa membuat penderitanya kesulitan untuk berjalan dengan normal. Namun, penting untuk diingat bahwa rasa nyeri dan bengkak di telapak kaki bukanlah satu-satunya tanda kanker serviks stadium lanjut. Gejala ini harus dilihat dalam konteks gejala lain yang mungkin muncul, dan tidak boleh diabaikan jika disertai tanda-tanda lain dari kanker serviks.

Selain pembengkakan dan nyeri di telapak kaki, kanker serviks stadium lanjut biasanya juga disertai dengan beberapa gejala lain yang lebih umum, antara lain:

- Nyeri yang berpusat di punggung bawah, sering kali menjadi tanda bahwa kanker telah menyebar ke tulang belakang atau area sekitarnya.

- Jika kanker telah menyebar ke tulang, nyeri tulang yang terus-menerus atau patah tulang tanpa sebab yang jelas bisa terjadi.

- Kanker yang telah menyebar ke kandung kemih atau uretra, dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.

- Nyeri panggul yang tidak biasa, terutama yang berlangsung terus-menerus, bisa menjadi indikasi kanker serviks yang telah menyebar.

Gejala-gejala ini, meskipun umum terjadi pada berbagai kondisi medis, harus mendapatkan perhatian serius jika muncul bersamaan dengan tanda-tanda spesifik kanker serviks. Deteksi dini sangat penting, karena pengobatan kanker serviks yang dimulai lebih awal memiliki peluang keberhasilan yang jauh lebih tinggi.

 

4 dari 4 halaman

Bentuk Pengobatan yang Bisa Dilakukan.

Proses deteksi dan pengobatan kanker serviks adalah tahapan penting yang harus dijalani dengan cermat dan hati-hati. Untuk mendeteksi kanker serviks, langkah awal yang biasanya disarankan oleh dokter adalah menjalani tes Pap smear dan tes DNA Human Papillomavirus (HPV). Tes Pap smear berfungsi untuk mendeteksi sel-sel abnormal pada leher rahim yang berpotensi menjadi kanker, sementara tes DNA HPV digunakan untuk mencari keberadaan virus HPV, yang merupakan penyebab utama dari kanker serviks. Jika hasil dari kedua tes ini menunjukkan adanya sel abnormal atau infeksi HPV, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan kondisi yang ada.

Salah satu pemeriksaan lanjutan yang sering dilakukan adalah kolposkopi, yaitu prosedur yang memungkinkan dokter untuk melihat lebih dekat pada leher rahim, dengan menggunakan alat khusus yang disebut kolposkop. Selama prosedur ini, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan dari leher rahim melalui biopsi. Sampel tersebut kemudian akan diteliti di laboratorium, untuk mengetahui apakah terdapat sel-sel kanker. Jika biopsi menunjukkan adanya sel kanker, langkah berikutnya adalah menentukan seberapa jauh kanker tersebut telah menyebar di dalam tubuh. Untuk mengetahui tingkat penyebaran kanker, serangkaian tes tambahan mungkin diperlukan. Tes-tes ini termasuk Rontgen, yang digunakan untuk memeriksa organ-organ di sekitar leher rahim seperti kandung kemih dan usus di mana CT scan perut dan panggul, yang memberikan gambaran detail mengenai area perut dan panggul. Selanjutnya sistoskopi, yaitu pemeriksaan kandung kemih dengan menggunakan kamera kecil untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke organ tersebut. Selain itu, MRI perut dan panggul juga dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran kanker di area tersebut.

Setelah hasil dari semua tes ini dikumpulkan, dokter akan dapat menentukan stadium kanker serviks yang dialami pasien. Berdasarkan stadium ini, serta faktor-faktor lain seperti ukuran tumor, jenis sel kanker, lokasi kanker, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, dokter akan menyusun rencana pengobatan yang paling sesuai. Pada tahap awal, ketika kanker masih terbatas pada leher rahim, pengobatan yang umum dilakukan adalah operasi untuk mengangkat kanker. Operasi ini bisa berupa pengangkatan sebagian kecil dari leher rahim, atau pengangkatan seluruh rahim jika diperlukan. Dalam beberapa kasus, operasi ini dapat dikombinasikan dengan terapi radiasi atau kemoterapi untuk memastikan bahwa semua sel kanker telah dihilangkan. Namun, jika kanker telah berkembang ke tahap yang lebih lanjut dan menyebar ke organ-organ lain, pengobatan yang dilakukan biasanya melibatkan terapi radiasi dan kemoterapi. Terapi radiasi bertujuan untuk mengecilkan tumor dan membunuh sel-sel kanker, sedangkan kemoterapi menggunakan obat-obatan kuat untuk menyerang sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.