Sukses

Mencret Air Masuk Angin yang Perlu Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele

Mencret air masuk angin bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta Mencret atau diare yang disertai dengan gejala masuk angin merupakan kondisi yang cukup umum dialami oleh banyak orang. Kombinasi antara gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan akibat masuk angin ini, dapat membuat penderitanya merasa sangat tidak nyaman. 

Gejala mencret air masuk angin sering kali disertai dengan gejala lain seperti perut kembung, mual, pusing dan dalam beberapa kasus mengalami demam ringan. Adapun rasa kembung dan tidak nyaman di perut terjadi karena akumulasi gas yang berlebihan di dalam saluran pencernaan. Mual biasanya menyertai kembung, karena gas yang terperangkap dalam perut menekan organ-organ di sekitarnya. 

Meskipun mencret air masuk angin biasanya tidak serius dan dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah, kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penanganan yang tepat dan segera sangat penting, untuk mencegah kondisi ini memburuk. Mengatasi mencret akibat masuk angin biasanya melibatkan kombinasi dari istirahat yang cukup, menjaga asupan cairan dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala. 

Jika mencret berlangsung lebih dari beberapa hari, atau jika disertai dengan gejala seperti darah dalam tinja, demam tinggi, atau tanda-tanda dehidrasi berat seperti mulut kering dan jarang buang air kecil, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Berikut ini penyebab dan gejala mencret air masuk angin yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (23/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Mencret Akibat Masuk Angin?

Mencret atau diare adalah suatu kondisi yang ditandai dengan buang air besar (BAB) yang lebih sering dari biasanya, dengan tinja yang bertekstur cair atau lembek. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah masuk angin. Istilah "masuk angin" mungkin tidak diakui secara medis di banyak negara, namun di Indonesia, istilah ini sangat dikenal dan sering digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi tubuh yang tidak nyaman, terutama yang terkait dengan gejala kembung, mual, pusing dan mencret. Mencret akibat masuk angin biasanya merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari gangguan pencernaan hingga paparan suhu dingin yang ekstrem.

Mencret yang disebabkan oleh masuk angin sering kali terjadi, ketika tubuh mengalami perubahan suhu yang drastis, misalnya setelah terpapar angin malam atau berada di ruangan ber-AC dalam waktu yang lama. Pada saat tubuh mengalami stres termal seperti ini, sistem pencernaan bisa terganggu, sehingga proses pencernaan makanan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tubuh yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan suhu tersebut dapat mengalami gangguan, salah satunya adalah mencret. Kondisi ini diperparah jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh, seperti makanan pedas, berlemak, atau minuman yang terlalu dingin yang semuanya dapat memicu atau memperburuk diare.

Selain itu, masuk angin juga bisa menjadi penanda adanya infeksi ringan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi yang mungkin dianggap sebagai masuk angin, sebenarnya bisa menjadi pemicu mencret. Misalnya, gastroenteritis, yang sering terjadi akibat infeksi virus seperti rotavirus atau infeksi bakteri seperti E. coli, bisa saja dimulai dengan gejala yang mirip masuk angin, seperti kembung dan mual, yang kemudian berkembang menjadi mencret. Faktor lain yang berkontribusi pada mencret akibat masuk angin adalah stres dan kelelahan. Ketika tubuh sedang stres atau kelelahan, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap gangguan kesehatan seperti masuk angin. Dalam kondisi ini, mikroflora dalam usus bisa terganggu, yang kemudian memicu diare. Stres juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan secara langsung, menyebabkan iritasi pada usus dan mempercepat pergerakan usus, yang mengakibatkan mencret.

3 dari 4 halaman

Gejala Mencret Akibat Masuk Angin

Gejala mencret akibat masuk angin sering kali melibatkan sejumlah manifestasi fisik yang saling terkait, yang menunjukkan adanya gangguan dalam sistem pencernaan serta respons tubuh terhadap kondisi yang dianggap sebagai masuk angin. Mencret sebagai salah satu gejala utama, sering disertai dengan berbagai tanda dan sensasi lain yang bisa memberikan gambaran lebih jelas, mengenai kondisi tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah penjelasan mengenai gejala-gejala tersebut:

Mencret atau Diare

Mencret atau diare adalah gejala utama yang sering terjadi akibat masuk angin. Kondisi ini ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat secara signifikan, dengan tinja yang lebih cair dan lembek dibandingkan dengan tinja normal. Proses pencernaan menjadi terganggu karena berbagai faktor yang berkontribusi pada masuk angin, seperti perubahan suhu atau makanan yang tidak sesuai. Ketika sistem pencernaan tidak dapat menyerap cairan secara efisien, tinja menjadi lebih encer dan frekuensi buang air besar meningkat. Mencret ini biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman dan dorongan mendesak untuk BAB yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kembung dan Rasa Tidak Nyaman di Perut

Gejala kembung adalah manifestasi lain yang sering menyertai mencret akibat masuk angin. Kembung ditandai dengan perasaan penuh atau tekanan di perut, yang disebabkan oleh akumulasi gas di dalam saluran pencernaan. Gas ini mungkin terjebak akibat gangguan pencernaan yang terjadi saat tubuh mengalami masuk angin. Perasaan penuh dan tekanan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, dan dalam beberapa kasus, bisa disertai dengan nyeri atau kram perut. Kembung ini sering kali memperburuk rasa tidak nyaman yang dirasakan selama mencret.

Mual dan Rasa Ingin Muntah

Mual adalah gejala umum yang sering kali muncul bersamaan dengan mencret akibat masuk angin. Rasa mual ini biasanya disebabkan oleh iritasi pada lambung atau usus, yang terjadi akibat gangguan pencernaan. Mual sering kali membuat penderita merasa ingin muntah, dan rasa ini bisa semakin buruk dengan adanya bau makanan atau konsumsi makanan tertentu yang tidak dapat ditoleransi oleh sistem pencernaan yang sedang terganggu. Mual ini juga dapat mempengaruhi nafsu makan dan membuat penderita sulit untuk makan dengan normal.

Pusing dan Kelelahan

Pusing atau vertigo adalah gejala lain yang mungkin muncul sebagai akibat dari mencret akibat masuk angin. Pusing ini sering kali berhubungan dengan dehidrasi ringan yang terjadi akibat kehilangan cairan dari tubuh melalui tinja yang cair. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup cairan, tekanan darah bisa turun, menyebabkan rasa pusing atau kepala berputar. Selain pusing, penderita juga mungkin merasakan rasa lemas atau kelelahan umum. Rasa lemas ini adalah respons tubuh terhadap gangguan kesehatan secara keseluruhan, serta akibat dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang penting bagi fungsi tubuh.

Demam Ringan

Demam ringan dapat menjadi salah satu gejala tambahan yang menyertai mencret akibat masuk angin. Meskipun tidak terlalu tinggi, demam ini merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan yang mungkin terjadi di saluran pencernaan. Kenaikan suhu tubuh ini biasanya merupakan tanda bahwa tubuh sedang berusaha melawan infeksi atau stres yang disebabkan oleh kondisi masuk angin. Demam ringan ini dapat membuat penderita merasa tidak nyaman dan menambah rasa lesu.

 

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Mencret Akibat Masuk Angin

Mengatasi mencret akibat masuk angin memerlukan pendekatan yang hati-hati dan efektif untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, serta mempercepat proses pemulihan. Meskipun mencret akibat masuk angin umumnya dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah, penting untuk melakukan tindakan yang tepat untuk memastikan kondisi tubuh kembali normal. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi mencret akibat masuk angin:

1. Hidrasi yang Cukup

Mencret dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan melalui tinja cair. Oleh karena itu, menjaga asupan cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Minumlah banyak air putih secara teratur untuk menggantikan cairan yang hilang. Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi larutan rehidrasi oral atau minuman elektrolit untuk membantu menggantikan elektrolit yang hilang. Hindari minuman berkafein atau beralkohol, karena kedua jenis minuman ini dapat memperburuk dehidrasi.

2. Konsumsi Makanan yang Tepat

Selama mengalami mencret, sebaiknya konsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak menyebabkan iritasi lebih lanjut pada saluran pencernaan. Pilih makanan yang lembut dan rendah serat, seperti nasi putih, roti panggang, atau pisang. Hindari makanan pedas, berlemak, atau berat, yang dapat memperburuk gejala. Selain itu, hindari produk susu jika Anda mengalami intoleransi laktosa, karena susu dapat memperburuk diare pada beberapa orang.

3. Istirahat yang Cukup

Tubuh yang sedang mengalami mencret akibat masuk angin memerlukan waktu istirahat yang cukup, untuk memulihkan diri. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan menghindari aktivitas fisik yang berat. Istirahat yang memadai membantu tubuh untuk melawan gangguan pencernaan dan mempercepat proses penyembuhan.

4. Gunakan Obat Anti-Diare

Obat anti-diare yang dijual bebas, seperti loperamide, dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan memperbaiki konsistensi tinja. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jika mencret disertai dengan gejala lain yang lebih serius atau berlangsung lebih dari beberapa hari, sebaiknya konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter.

5. Perhatikan Kebersihan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi yang dapat memperburuk gejala. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan. Pastikan juga bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi berasal dari sumber yang bersih dan aman.

6. Hindari Paparan Suhu Ekstrem

Jika mencret disebabkan oleh paparan angin dingin atau suhu ekstrem, cobalah untuk menghindari kondisi tersebut. Kenakan pakaian hangat dan hindari berada di lingkungan yang dingin untuk mengurangi risiko masuk angin. Jika perlu, gunakan pemanas ruangan atau selimut tambahan untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

7. Konsultasi dengan Dokter

Jika gejala mencret berlangsung lebih dari beberapa hari, atau jika disertai dengan gejala lebih serius seperti darah dalam tinja, demam tinggi, atau tanda-tanda dehidrasi berat (seperti mulut kering dan sedikit buang air kecil), segera konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan medis diperlukan untuk menilai penyebab yang mendasari dan mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter mungkin akan melakukan tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menentukan terapi yang sesuai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.