Liputan6.com, Jakarta My Sassy Girl Indonesia hadir sebagai adaptasi segar dari film Korea Selatan yang legendaris, membawa nuansa komedi romantis khas Indonesia ke layar lebar. Disutradarai oleh Fajar Bustomi, film ini mengambil esensi dari kisah aslinya namun dengan sentuhan lokal yang kental, menawarkan pengalaman menonton yang familiar sekaligus baru bagi penonton di tanah air.
Jalan cerita My Sassy Girl Indonesia mengikuti pola dasar film aslinya, menggambarkan pertemuan tak terduga antara seorang pria biasa dengan gadis eksentrik yang mengubah hidupnya. Namun, adaptasi ini tidak sekadar meniru, melainkan memperkaya narasi dengan elemen-elemen khas Indonesia, mulai dari humor yang disesuaikan dengan selera lokal, hingga konflik yang mencerminkan realitas sosial masyarakat Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Bustomi berhasil memadukan komedi situasi yang menggelitik dengan momen-momen emosional yang menyentuh, menciptakan dinamika yang memikat penonton dari awal hingga akhir. Kekuatan film ini juga terletak pada chemistry antara pemeran utama yang berhasil menghidupkan karakter-karakter ikonik dari film aslinya. My Sassy Girl Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai cerminan perubahan dalam industri film Indonesia.Â
Dengan memadukan unsur nostalgia bagi penggemar film original dan kebaruan bagi generasi penonton baru, My Sassy Girl Indonesia membuktikan bahwa adaptasi film jika dilakukan dengan penuh pemikiran dan kreativitas, dapat menjadi karya yang berdiri sendiri dan layak diapresiasi. Berikut ini alur cerita dan daftar para pemain yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (23/8/2024).Â
Alur Cerita My Sassy Girl Indonesia
Alur cerita film "My Sassy Girl Indonesia" mengadaptasi kisah dari versi Korea dengan sentuhan lokal yang segar. Dalam film ini, Tiara Andini memerankan Sissy, seorang wanita yang dikenal dengan karakter tangguh, galak dan pemberani. Sissy digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tegas, namun di balik penampilannya yang keras, terdapat sisi yang rapuh akibat masa lalu yang buruk. Di sisi lain, Jefri Nichol memerankan Gian yang memiliki karakter lembut, penurut dan penuh pengertian. Karakter Gian yang kontras dengan Sissy menciptakan dinamika yang menarik dalam film, memperlihatkan bagaimana dua kepribadian yang berbeda dapat saling melengkapi dan berinteraksi secara mendalam.
Cerita dimulai dengan pertemuan tak terduga antara Gian dan Sissy di sebuah stasiun kereta api. Gian, yang sedang dalam perjalanan menuju rumah tantenya, harus menghadapi situasi yang tidak biasa ketika ia bertemu dengan Sissy yang sedang mabuk. Dalam keadaan kacau, Gian memutuskan untuk membantu Sissy dengan membawanya ke sebuah hotel. Pertemuan ini, meskipun penuh kesalahpahaman, menjadi titik awal dari sebuah hubungan yang penuh warna. Kesalahpahaman antara mereka awalnya menimbulkan ketegangan, namun lambat laun keduanya semakin dekat dan saling memahami satu sama lain.
Seiring waktu, interaksi antara Gian dan Sissy membentuk ikatan yang semakin kuat. Gian yang awalnya hanya berniat membantu, merasa semakin terikat dengan Sissy meskipun seringkali harus menghadapi sikap Sissy yang sulit. Sissy yang pada awalnya tampak sulit untuk membuka diri, mulai merasakan dampak positif dari kehadiran Gian dalam hidupnya. Melalui serangkaian pertemuan dan pengalaman bersama, Sissy menemukan kembali kebahagiaan dan harapan yang sempat hilang, sementara Gian terus berusaha memenuhi setiap permintaan Sissy, tidak peduli seaneh atau sesulit apapun.
Film ini bukan hanya menggambarkan perjalanan cinta antara Gian dan Sissy, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka saling mendukung dan mengatasi masalah pribadi masing-masing. Dengan latar belakang yang menarik dan karakter-karakter yang mendalam, "My Sassy Girl Indonesia" menawarkan sebuah kisah tentang cinta yang tumbuh dari kesalahpahaman dan bagaimana dua orang dengan latar belakang dan kepribadian yang berbeda dapat menemukan kebahagiaan bersama. Hubungan mereka berkembang dari situasi kacau menjadi sebuah ikatan yang kuat dan penuh makna, menggambarkan bagaimana cinta dan pengertian dapat mengatasi berbagai rintangan dalam hidup.
Advertisement
Daftar Pemain My Sassy Girl Indonesia
Dalam film My Sassy Girl Indonesia, para aktor dan aktris memainkan peran kunci yang mendukung alur cerita dan membentuk dinamika karakter-karakter yang menarik. Berikut adalah daftar pemeran utama dan pendukung beserta peran mereka:
1. Jefri Nichol berperan sebagai Gian Pratama, tokoh utama pria dalam film ini. Gian adalah sosok yang lembut, penurut, dan penuh perhatian. Karakternya mengalami perkembangan signifikan sepanjang cerita, terutama dalam interaksinya dengan Sissy. Perannya sebagai pria yang sabar dan selalu berusaha membantu Sissy meskipun menghadapi berbagai tantangan, menjadi pusat dari perjalanan cinta dalam film ini.
2. Tiara Andini memerankan Sissy, karakter utama wanita yang kuat, galak, dan penuh keberanian. Sissy adalah wanita yang tampaknya tegar di luar, namun menyimpan luka emosional akibat masa lalu yang buruk. Tiara Andini menghadirkan kedalaman emosional pada perannya, menggambarkan perjalanan Sissy dalam menemukan kembali kebahagiaan dan cinta melalui interaksinya dengan Gian.
3. Raja Giannuca memainkan peran Ifan, karakter pendukung yang berhubungan dengan plot utama. Perannya memberikan kontribusi pada dinamika cerita dan memberikan latar belakang tambahan yang memperkaya alur film.
4. Petrus Mahendra berperan sebagai Aris, yang menambah lapisan pada hubungan antar karakter dengan perannya yang mendalam. Karakter Aris memiliki keterkaitan penting dengan perkembangan cerita dan interaksi antara tokoh-tokoh utama.
5. Ibnu Wardani memerankan Joko, karakter pendukung yang membantu memperkaya cerita dengan kontribusi peran yang relevan. Karakter Joko terlibat dalam aspek-aspek penting dari alur film.
6. Ferry Salim berperan sebagai Saleh, ayah dari Sissy. Karakternya adalah sosok otoritatif yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Sissy. Perannya memberikan dimensi keluarga yang penting dalam cerita.
7. Aida Nurmala memerankan Mirna, ibu dari Sissy, yang memainkan peran pendukung yang signifikan. Karakter Mirna menambah kompleksitas hubungan keluarga dalam film.
8. Surya Saputra berperan sebagai Yudha, ayah dari Gian. Karakter Yudha memberikan latar belakang keluarga yang mempengaruhi karakter Gian dan kontribusinya dalam alur cerita.
9. Indy Barends memerankan Ratih, ibu Gian. Peran Ratih menambah dimensi dalam latar belakang keluarga Gian, memberikan konteks lebih pada karakter utama pria.
10. Vonny Cornellya berperan sebagai Ruth, tante Gian. Karakter Ruth memainkan peran penting dalam awal cerita dengan rencana perjodohan yang menjadi katalis untuk pertemuan Gian dan Sissy.
11. Jaja Mihardja berperan sebagai resepsionis hotel, yang memainkan peran kecil namun penting dalam menghubungkan Gian dan Sissy di awal cerita.
12. Iang Darmawan memerankan bapak pohon, yang mungkin berkontribusi pada adegan-adegan tertentu yang memberikan warna pada film.
13. Dewa Dayana memerankan pemuda depresi, menambahkan elemen dramatis dan sosial pada film dengan perannya yang memberikan pandangan lain tentang kondisi emosional.
14. Axel Matthew Thomas berperan sebagai pacar pelayan restoran bakmi, menambah kompleksitas pada interaksi karakter dalam lingkungan restoran.
15. Mahalini Raharja memerankan Nisa, pelayan restoran bakmi, yang berinteraksi dengan karakter utama dalam setting restoran, memperkaya detail dalam film.
16. Maudy Effrosina berperan sebagai teman kencan Gian, memberikan kontribusi pada pengembangan karakter Gian dan menambah dinamika dalam ceritanya.
17. Anrez Adelio memerankan Cakra, karakter yang berperan dalam plot dan memberikan dimensi tambahan pada cerita.
Â
Â
Proses Produksi My Sassy Girl versi Indonesia
Film "My Sassy Girl" versi Indonesia adalah adaptasi terbaru dari film Korea Selatan yang populer dengan judul yang sama. Ini merupakan produksi ketiga dari Falcon Pictures yang mengadaptasi film-film terkenal, setelah "Miracle in Cell No. 7" dan "Hello Ghost." Film asli "My Sassy Girl" telah mencetak kesuksesan besar di Korea Selatan, menjadikannya salah satu film terlaris di negara tersebut. Pada 5 November 2021, Falcon Pictures secara resmi mengumumkan pemeran dan sutradara film ini melalui konferensi pers virtual di kanal YouTube mereka. Fajar Bustomi yang akan menyutradarai film ini, menyatakan bahwa proyek ini sangat berarti baginya, mengingat ia pernah membedah film aslinya saat masih sekolah film di Institut Kesenian Jakarta. Fajar merasa terhormat bisa mengerjakan remake ini dua dekade setelah pertama kali mengenal film tersebut, dan merasa bahwa ini adalah kesempatan luar biasa untuk memberikan interpretasi baru pada cerita yang sudah sangat ia cintai.
Fajar Bustomi, bersama dengan Titien Wattimena sebagai penulis skenario, kembali bekerja sama dalam proyek ini. Kembalinya mereka ke dalam satu proyek setelah sukses di film "Dilan 1990," "Dilan 1991," dan "Milea: Suara dari Dilan" menambah nilai sentimental pada adaptasi ini. Dalam film ini, Jefri Nichol dan Tiara Andini menjadi pemeran utama. Tiara Andini, yang debut sebagai pemeran utama di layar lebar melalui film ini, harus berlatih bermain piano secara langsung sebagai bagian dari persiapannya. Ia juga menghadapi tantangan besar dalam memerankan karakter gadis galak, yang berbeda jauh dari kepribadiannya sehari-hari. Di sisi lain, Jefri Nichol mengungkapkan bahwa ia mengalami kesulitan dalam menghafal dialog, lebih memilih untuk berfokus pada pengembangan karakter sebelum memikirkan barisan kata-kata yang harus diucapkannya.
Proses produksi film ini melibatkan pembacaan naskah selama sekitar dua bulan, dengan pengambilan gambar utama dimulai pada 8 November 2021 di Jakarta. Tim produksi termasuk Dimas Imam Subhono sebagai sinematografer, Eros Eflin sebagai pengarah artistik, dan Ichsan Rachmaditta sebagai perekam suara. Untuk pengambilan gambar, film ini menggunakan kamera Sony Venice, yang memiliki resolusi 6K dan fitur bingkai penuh, memberikan kualitas gambar yang tinggi dan jelas. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fajar, terutama karena mayoritas bioskop di Indonesia masih menggunakan resolusi 2K–4K. Proses pengambilan gambar berakhir pada 7 Desember 2021, menandai berakhirnya fase utama produksi film ini.
Berbeda dengan versi aslinya, "My Sassy Girl" versi Indonesia mengalami beberapa perubahan untuk disesuaikan dengan budaya lokal. Fajar Bustomi menjelaskan bahwa sejumlah perubahan dilakukan untuk memastikan film ini resonan dengan audiens Indonesia. Salah satu perubahan signifikan adalah pemilihan lokasi syuting di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang menampilkan anjungan daerah sebagai latar belakang. Ini bertujuan untuk menonjolkan identitas Indonesia dalam film dan memberikan nuansa lokal yang kuat. Meski banyak aspek yang diubah, beberapa elemen dari film Korea Selatan yang ikonik tetap dipertahankan dan diadaptasi, termasuk karakter-karakter utama yang diadaptasi dari Cha Tae-hyun dan Jun Ji-hyun.
Advertisement