Sukses

Apa Itu Tone Deaf? Ketahui Pengertian dan Ciri-Cirinya yang Tengah Viral

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang tampaknya hidup di dunia yang berbeda? Bisa jadi, mereka adalah contoh sempurna dari individu yang tone deaf dalam konteks sosial.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang tampaknya hidup di dunia yang berbeda? Mereka yang tidak pernah peka terhadap perasaan orang-orang di sekitarnya? Bisa jadi, mereka adalah contoh sempurna dari individu yang tone deaf dalam konteks sosial.

Istilah ini bukan hanya tentang ketidakmampuan membedakan nada, tetapi juga tentang ketidakpekaan terhadap sentimen dan opini publik. Istilah ini menjadi viral di X sejak berita politik ramai diperbincangkan.

Ayo, cari tahu apakah Anda atau orang di sekitar Anda termasuk dalam kategori tone deaf ini. Artikel ini telah dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (27/08/2024).

2 dari 5 halaman

1. Pengertian tone deaf

Dalam konteks sosial, istilah tone deaf tidak merujuk pada ketidakmampuan membedakan nada musik, melainkan kurangnya kepekaan terhadap perasaan dan opini orang lain. Bayangkan seseorang yang terus-menerus membuat komentar yang membuat orang lain merasa tidak nyaman atau bertindak tanpa memikirkan dampaknya. Individu seperti ini sering kali tidak menyadari bagaimana kata-kata atau tindakan mereka mempengaruhi perasaan orang di sekitar mereka, sehingga sering kali menciptakan situasi yang canggung dan tidak menyenangkan.

Menurut Psychology Today, tone deaf secara emosional adalah ketidakmampuan untuk membaca atau memahami perasaan orang lain dengan baik. Ini mencakup kurangnya respons terhadap umpan balik, ketidakmampuan menangkap suasana hati, atau berbicara tentang hal-hal yang sama sekali tidak relevan dengan situasi. Memahami konsep tone deaf ini dapat membantu kita menjadi lebih peka dan sensitif dalam berinteraksi, sehingga hubungan sosial kita bisa menjadi lebih harmonis dan nyaman.

3 dari 5 halaman

2. Ciri-ciri orang tone deaf

1. Komentar yang membuat geleng kepala

Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang membuat komentar tidak sensitif di tengah situasi emosional? Misalnya, menyebut masalah pribadi di depan umum. Orang seperti ini mungkin tidak peka terhadap situasi atau tone deaf. Bayangkan seseorang yang berbicara tentang diet terbaru ketika kamu baru saja mengalami kehilangan.

2. Aksi yang tidak pernah sesuai dengan konteks

Mereka yang tidak peka sering kali berperilaku tanpa memperhatikan situasi di sekelilingnya. Bayangkan saat kamu berusaha serius membahas proyek kerja, dan mereka malah membicarakan drama TV yang tidak relevan.

3. Kurang memperhatikan kritik

Jika mereka tampaknya tidak mendengarkan umpan balik tentang perilaku mereka yang tidak menyenangkan, seperti teman yang selalu terlambat dan tidak pernah meminta maaf, bisa jadi mereka tone deaf secara sosial.

4. Tidak bisa membaca suasana hati

Bagi mereka yang tidak peka, membaca suasana hati orang lain adalah hal yang sulit. Seperti saat kamu berbagi berita penting dan mereka malah bertanya tentang cuaca.

4 dari 5 halaman

3. Contoh ikonik toen deaf: Marie Antoinette

Marie Antoinette bisa dikatakan sebagai contoh klasik dari ketidakpekaan sosial. Di tengah kemiskinan dan kelaparan yang melanda Prancis pada akhir abad ke-18, ia terkenal dengan komentarnya yang tidak sensitif, biarkan mereka makan kue (let them eat cake).

Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan ketidakpahamannya terhadap penderitaan rakyat, tetapi juga menunjukkan betapa jauhnya ia dari realitas sosial yang ada. Sebagai seorang ratu yang seharusnya memahami dan merasakan kesulitan rakyatnya, tindakan dan ucapannya memperlihatkan betapa tidak peka dirinya terhadap situasi sosial saat itu.

5 dari 5 halaman

4. Apa yang bisa dilakukan?

Jika kamu atau orang di sekitarmu merasa termasuk dalam kategori ini, mungkin sudah saatnya untuk mulai berlatih keterampilan emosional dan sosial. Langkah awal yang bisa kamu ambil adalah dengan mendengarkan lebih baik dan berusaha memahami perspektif orang lain. Menurut sebuah artikel dari Harvard Business Review, meningkatkan kecerdasan emosional adalah kunci untuk menjadi lebih peka dan responsif dalam interaksi sosial.

Jadi, istilah tone deaf berkaitan dengan ketidakmampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain di sekitarnya. Dengan melatih empati dan kepekaan, kita dapat menghindari perilaku yang membuat orang lain merasa terabaikan atau tidak dihargai. Mari berusaha menjadi lebih peka dan tidak terjebak dalam jebakan tone deaf sosial ini.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence