Liputan6.com, Jakarta Media sosial saat ini sedang hangat memperbincangkan nama Marie Antoinette. Ratu terakhir Prancis ini dikaitkan dengan Erina Gudono. Semua ini bermula ketika Erina Gudono memamerkan gaya hidup mewahnya saat berada di Amerika Serikat bersama Kaesang, di saat rakyat Indonesia sedang melakukan demonstrasi. Jadi, siapa sebenarnya Marie Antoinette?
Marie Antoinette adalah ratu terakhir Prancis sebelum meletusnya Revolusi Prancis. Lahir sebagai Archduchess dari Austria pada 2 November 1755, ia menjadi ratu pada usia 18 tahun setelah menikah dengan Louis XVI dari Prancis.
Baca Juga
Marie Antoinette sering dikenang karena gaya hidupnya yang mewah dan persepsi umum bahwa ia tidak peduli dengan penderitaan rakyat Prancis, yang turut menyulut ketidakpuasan dan akhirnya memicu Revolusi.
Advertisement
Salah satu kutipan yang paling terkenal, meskipun kemungkinan besar tidak benar, yang sering dikaitkan dengannya adalah "Biarkan mereka makan kue," yang konon merupakan reaksinya ketika diberitahu bahwa petani Prancis tidak memiliki roti. Namun, tidak ada bukti bahwa dia pernah mengucapkan hal ini, dan kemungkinan besar frasa tersebut diciptakan untuk melambangkan ketidakpedulian kerajaan.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini profil mengenai sosok Marie Antoinette Ratu terakhir Prancis yang jadi sorotan, Rabu (28/8/2024).
1. Sosok Marie Antoinette
Bernama asli Maria Antonia Josepha Johanna, ia menikah pada usia 14 tahun dengan Putra Mahkota Perancis sebagai bagian dari strategi diplomatik untuk memperkuat aliansi antara Austria dan Prancis. Gaya hidup mewahnya di Istana Versailles sering menuai kritik, meskipun sebenarnya ia hanya melanjutkan tradisi kerajaan sebelumnya.
Menurut Biography, sebagai seorang putri bangsawan, Maria difokuskan pada pendidikan agama, moral, dan keterampilan sosial, berbeda dengan saudara-saudaranya yang menerima pendidikan akademis lebih mendalam.
Marie Antoinette mulai menarik perhatian publik Prancis sejak kedatangannya di Versailles pada usia 14 tahun. Meskipun populer di kalangan bangsawan, profil Marie Antoinette semakin kontroversial di mata rakyat Prancis seiring memburuknya kondisi ekonomi negara. Ia dijuluki Madame Deficit karena gaya hidupnya yang dianggap boros di tengah kemiskinan yang melanda rakyat.
Menurut Mental Floss, meskipun Marie Antoinette sebenarnya memiliki sisi dermawan - seperti mendirikan rumah bagi para janda dan wanita tidak menikah serta menjual peralatan makan kerajaan untuk membeli gandum bagi rakyat miskin - propaganda negatif tetap melekat pada citranya.
Advertisement
2. Akhir hidup yang tragis
Ketika Revolusi Perancis pecah, Marie Antoinette dan keluarganya ditahan dan akhirnya diadili atas tuduhan pengkhianatan. Menurut laporan dari Ancient Pages, Marie Antoinette menghadapi pengadilan revolusioner dengan berbagai tuduhan serius, seperti menggelar pesta pora, mengirim dana negara ke Austria, hingga tuduhan inses.
Nasib tragis menimpa Marie Antoinette yang dieksekusi dengan guillotine pada 16 Oktober 1793, menandai akhir dari era monarki absolut di Prancis. Sebelum kematiannya, ia harus menghadapi pengadilan revolusioner yang penuh tekanan.
Menurut Mental Floss, Marie Antoinette dituduh melakukan berbagai kejahatan berat, termasuk pengkhianatan, menggelar pesta pora di Versailles, mengirim dana negara ke Austria, serta tuduhan inses dengan putranya sendiri.
Meski menghadapi berbagai tuduhan tersebut, Marie Antoinette tetap membela diri dengan tegas dan mempertahankan martabatnya sepanjang proses pengadilan. Kematian Marie Antoinette bukan hanya menandai akhir dari era monarki absolut di Prancis, tetapi juga menjadi simbol kejatuhan rezim lama.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence