Sukses

Mengganti Nama Anak agar Tidak Sakit Lagi, Mitos atau Fakta?

Salah satu kepercayaan yang masih kuat adalah konsep 'kabotan jeneng', atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai keberatan nama.

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan masyarakat, nama bukan hanya sekadar identitas, melainkan juga doa dan harapan yang menyertai seseorang sepanjang hidupnya. Khususnya dalam budaya Jawa, nama bahkan diyakini memiliki kekuatan doa yang dapat mempengaruhi nasib dan kesehatan seseorang.

Salah satu kepercayaan yang masih kuat adalah konsep 'kabotan jeneng', atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai keberatan nama. Dalam kepercayaan ini, bayi yang sering sakit-sakitan dianggap tidak mampu memikul beban nama yang diberikan kepadanya.

Apakah kepercayaan ini hanya mitos, atau ada kebenaran di baliknya? Temukan jawabannya yang telah dirangkum secara lengkap oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (24/08/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Konsep Kabotan Jeneng dalam Budaya Jawa

Dalam budaya Jawa, nama bukan sekadar identitas, melainkan juga sebuah doa dan harapan yang mendalam dari orang tua kepada anaknya. Ada sebuah konsep menarik yang dikenal dengan sebutan kabotan jeneng, yang menyatakan bahwa seorang bayi bisa mengalami sakit-sakitan jika nama yang diberikan kepadanya dianggap terlalu berat atau tidak cocok.

Nama yang memiliki makna terlalu besar atau tidak bermakna positif diyakini dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan si anak. Kepercayaan ini menunjukkan betapa pentingnya peran nama dalam kehidupan seseorang menurut pandangan masyarakat Jawa.

3 dari 6 halaman

2. Kepercayaan di Desa Kandung, Pasuruan

Di Desa Kandung, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kepercayaan terhadap kabotan jeneng masih sangat kuat. Masyarakat desa ini meyakini bahwa jika seorang bayi sering jatuh sakit, penyebabnya bisa jadi adalah nama yang tidak sesuai. Nama yang tidak cocok bisa berarti memiliki makna yang terlalu berat atau justru tidak memiliki makna yang kuat.

Penduduk setempat percaya bahwa kesehatan seorang bayi sangat dipengaruhi oleh kesesuaian nama dengan dirinya. Oleh karena itu, jika seorang bayi sering sakit-sakitan, mereka akan mengubah namanya dengan harapan kesehatannya akan membaik.

4 dari 6 halaman

3. Proses Pergantian Nama

Di dalam budaya Jawa, pergantian nama bukanlah perkara yang bisa dilakukan sembarangan. Orang tua biasanya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan tokoh spiritual atau dukun yang dianggap memiliki kedekatan khusus dengan Tuhan sebelum memutuskan nama baru untuk anak mereka. Nama baru yang diberikan diharapkan mampu membawa keberuntungan, kesehatan, dan kebahagiaan bagi sang anak.

Proses ini mencerminkan betapa seriusnya masyarakat Jawa dalam memberikan nama, karena mereka percaya bahwa nama bukan sekadar rangkaian kata, melainkan juga mengandung doa dan energi yang dapat mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. Bahkan, ritual tertentu mungkin dilakukan sebagai bagian dari proses pergantian nama tersebut.

5 dari 6 halaman

4. Pandangan Medis dan Agama

Walaupun keyakinan ini masih kokoh di sejumlah komunitas, dari perspektif medis, nama seseorang tidak memiliki dampak terhadap kesehatan fisiknya. Penyakit yang dialami oleh anak umumnya disebabkan oleh faktor-faktor seperti infeksi, genetika, atau kondisi lingkungan. Oleh karena itu, pengobatan medis tetap menjadi jalan utama untuk menangani masalah kesehatan.

Dalam ajaran agama, khususnya Islam, disebutkan bahwa setiap penyakit memiliki obatnya, dan umat Muslim dianjurkan untuk mencari pengobatan yang tepat ketika mereka sakit.

6 dari 6 halaman

5. Jadi, Mitos atau Fakta?

Secara medis dan ilmiah, mengganti nama anak agar tidak sakit lagi hanyalah sebuah mitos. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa nama seseorang bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya.

Namun, dalam konteks tradisi dan kepercayaan budaya, kabotan jeneng memiliki nilai spiritual dan kultural yang mendalam bagi masyarakat yang masih mempraktikkannya. Mengubah nama juga bisa menjadi simbol dimulainya babak baru dalam hidup seseorang dan memberikan dampak psikologis bagi yang percaya.

Kepercayaan terhadap kekuatan sebuah nama telah ada sejak zaman dahulu dan masih bertahan di berbagai masyarakat hingga kini. Meskipun demikian, penting untuk tetap mengedepankan pendekatan medis dalam menangani masalah kesehatan.

Nama memang memiliki arti penting dalam kehidupan, namun kesehatan anak tidak boleh diabaikan hanya dengan mengandalkan kepercayaan semata. Menghargai tradisi sambil tetap mengutamakan kesehatan melalui cara-cara yang terbukti secara ilmiah adalah langkah bijak dalam merawat dan membesarkan anak-anak. 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.