Sukses

Apa Itu Mania? Pahami Gangguan Mood yang Ekstrem dan Dampaknya

Pelajari tentang mania, gejala-gejalanya, penyebab, dan cara penanganannya. Temukan informasi lengkap tentang gangguan mood ekstrem ini dan hubungannya dengan bipolar disorder.

Liputan6.com, Jakarta Mania adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan euforia berlebihan, energi yang meluap-luap, dan perubahan perilaku yang signifikan. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan bipolar, namun bisa juga muncul sebagai gejala dari kondisi medis lainnya. Memahami mania menjadi penting tidak hanya bagi mereka yang mengalaminya, tetapi juga bagi keluarga dan orang-orang terdekat yang ingin memberikan dukungan. 

Dalam artikel ini, kita akan menyelami berbagai aspek mania, mulai dari definisi, gejala-gejala yang muncul, hingga dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Kita juga akan membahas perbedaan antara mania dan kondisi serupa seperti hipomania, serta hubungannya dengan gangguan bipolar. Lebih jauh, kita akan mengeksplorasi berbagai pilihan pengobatan dan strategi pengelolaan yang tersedia untuk membantu individu mengatasi episode mania.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mania, kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan mengurangi stigma yang sering melekat pada kondisi ini. Mari kita mulai perjalanan untuk memahami mania secara lebih mendalam, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (28/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Apa Itu Mania?

Mania adalah suatu kondisi mental yang ditandai dengan periode mood yang sangat tinggi, energi yang berlebihan, dan perubahan perilaku yang signifikan. Kondisi ini biasanya berlangsung setidaknya selama satu minggu dan cukup parah untuk mengganggu fungsi sehari-hari seseorang di rumah, pekerjaan, atau dalam hubungan sosial.

Mania sering dikaitkan dengan gangguan bipolar, khususnya bipolar I. Namun, penting untuk diingat bahwa mania juga bisa muncul sebagai gejala dari kondisi medis lain atau sebagai efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu.

Selama episode mania, seseorang mungkin merasa sangat bahagia, penuh energi, dan percaya diri secara berlebihan. Namun, perasaan ini sering kali disertai dengan perilaku impulsif dan pengambilan risiko yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.

3 dari 8 halaman

Gejala-gejala Mania

Gejala mania dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, namun ada beberapa tanda umum yang sering muncul. Berikut adalah gejala-gejala utama mania:

  1. Perasaan euforia atau iritabilitas yang ekstrem
  2. Energi yang sangat tinggi dan aktivitas yang berlebihan
  3. Berkurangnya kebutuhan tidur
  4. Bicara cepat dan sulit dihentikan (pressure of speech)
  5. Pikiran yang berkecamuk (racing thoughts)
  6. Mudah terdistraksi
  7. Peningkatan libido
  8. Perilaku impulsif dan pengambilan risiko
  9. Keyakinan yang tidak realistis tentang kemampuan atau kekuatan diri
  10. Dalam kasus yang parah, mungkin muncul gejala psikotik seperti halusinasi atau delusi

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang dengan mania akan mengalami semua gejala ini, dan intensitas gejala dapat bervariasi.

4 dari 8 halaman

Perbedaan Mania dan Hipomania

Meskipun mania dan hipomania memiliki banyak kesamaan, ada beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami:

  1. Durasi: Mania biasanya berlangsung setidaknya selama satu minggu, sementara hipomania berlangsung setidaknya empat hari berturut-turut.
  2. Tingkat keparahan: Mania lebih parah dan lebih mengganggu kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan hipomania.
  3. Gejala psikotik: Mania dapat disertai dengan gejala psikotik seperti halusinasi atau delusi, sementara hipomania tidak.
  4. Dampak: Mania sering kali memerlukan perawatan di rumah sakit untuk mencegah bahaya pada diri sendiri atau orang lain, sementara hipomania biasanya tidak memerlukan rawat inap.

Memahami perbedaan ini penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

5 dari 8 halaman

Penyebab Mania

Penyebab pasti mania masih belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor yang diyakini berperan:

  1. Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan bipolar atau mania meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
  2. Ketidakseimbangan kimia otak: Perubahan pada neurotransmiter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin dapat mempengaruhi mood dan perilaku.
  3. Stres: Peristiwa hidup yang sangat stressful dapat memicu episode mania pada individu yang rentan.
  4. Gangguan tidur: Perubahan pola tidur yang signifikan dapat memicu atau memperparah gejala mania.
  5. Penyalahgunaan zat: Penggunaan alkohol atau obat-obatan tertentu dapat memicu episode mania.
  6. Kondisi medis: Beberapa kondisi medis seperti hipertiroidisme, stroke, atau tumor otak dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan mania.
6 dari 8 halaman

Diagnosis Mania

Diagnosis mania biasanya dilakukan oleh psikiater atau profesional kesehatan mental lainnya. Proses diagnosis melibatkan beberapa langkah:

  1. Evaluasi klinis: Dokter akan melakukan wawancara mendalam tentang gejala, riwayat medis, dan riwayat keluarga.
  2. Pemeriksaan fisik: Untuk menyingkirkan kondisi medis lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa.
  3. Tes laboratorium: Mungkin dilakukan untuk memeriksa fungsi tiroid atau menyingkirkan penyebab lain.
  4. Kriteria diagnostik: Dokter akan menggunakan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk mendiagnosis mania.
  5. Evaluasi berkelanjutan: Karena mania bisa berubah seiring waktu, evaluasi berkelanjutan mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis yang akurat.
7 dari 8 halaman

Pengobatan Mania

Pengobatan mania biasanya melibatkan kombinasi dari terapi obat dan psikoterapi. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum:

1. Obat-obatan:

  1. Mood stabilizer seperti lithium atau valproic acid
  2. Antipsikotik seperti olanzapine atau risperidone
  3. Benzodiazepine untuk mengatasi gejala seperti insomnia atau agitasi

2. Psikoterapi:

  1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk membantu mengelola pikiran dan perilaku
  2. Interpersonal and social rhythm therapy untuk membantu menstabilkan rutinitas harian
  3. Family-focused therapy untuk melibatkan keluarga dalam proses pengobatan

3. Electroconvulsive Therapy (ECT):

  • Dalam kasus yang parah atau tidak responsif terhadap pengobatan lain, ECT mungkin dipertimbangkan.

4. Perubahan gaya hidup:

  1. Menjaga pola tidur yang teratur
  2. Mengelola stress
  3. Menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang
  4. Melakukan olahraga teratur
8 dari 8 halaman

Hidup dengan Mania

Hidup dengan mania atau gangguan bipolar dapat menjadi tantangan, namun dengan pengelolaan yang tepat, banyak individu dapat menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:

  1. Edukasi diri: Pelajari sebanyak mungkin tentang kondisi Anda dan pilihan pengobatannya.
  2. Ikuti rencana pengobatan: Konsisten dalam mengikuti rencana pengobatan yang telah ditetapkan oleh dokter Anda.
  3. Identifikasi trigger: Kenali faktor-faktor yang dapat memicu episode mania dan coba untuk menghindarinya.
  4. Kelola stress: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
  5. Jaga pola tidur: Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
  6. Bangun sistem dukungan: Libatkan keluarga dan teman dalam proses pemulihan Anda.
  7. Hindari alkohol dan obat-obatan: Substansi ini dapat memicu episode mania atau berinteraksi dengan obat-obatan Anda.
  8. Tetap aktif: Lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk membantu menstabilkan mood.
  9. Catat mood: Gunakan jurnal atau aplikasi untuk melacak perubahan mood Anda.

Mania adalah kondisi kompleks yang dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan seseorang. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik, diagnosis yang tepat, dan penanganan yang komprehensif, individu dengan mania dapat mengelola gejala mereka dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

Penting untuk diingat bahwa mania bukanlah kelemahan karakter atau sesuatu yang bisa "diatasi" hanya dengan kemauan. Ini adalah kondisi medis yang memerlukan perawatan profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala mania, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman tentang mania, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini. Ingatlah bahwa pemulihan adalah perjalanan, dan setiap langkah kecil menuju pengelolaan yang lebih baik adalah kemenangan yang layak dirayakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.