Sukses

Bora Bora: Surga Tropis di Jantung Polinesia Prancis

Keunikan Bora Bora tidak hanya terletak pada pantai-pantainya yang memesona.

Liputan6.com, Jakarta Bora Bora, sebuah permata tropis yang terletak di Kepulauan Leeward, Polinesia Prancis, telah lama menjadi ikon keindahan alam dan destinasi wisata mewah kelas dunia. Dengan luas daratan hanya 30,55 km persegi, Bora Bora mungkin terlihat kecil di peta, namun keindahan dan pesonanya jauh melampaui ukurannya. Pulau ini dikelilingi oleh laguna berwarna biru turkois yang memukau dan terumbu karang yang menjadi rumah bagi beragam kehidupan laut, menjadikan Bora Bora sebagai surga bagi para penyelam dan pecinta pantai. 

Keunikan Bora Bora tidak hanya terletak pada pantai-pantainya yang memesona, tetapi juga pada lanskapnya yang dramatis. Di jantung pulau ini berdiri gunung berapi yang telah lama padam, dengan dua puncaknya yang ikonik - Mount Pahia dan Mount Otemanu - menjulang tinggi mencapai 727 meter di atas permukaan laut. Kombinasi antara puncak gunung yang hijau, laguna yang jernih, dan pantai pasir putih menciptakan pemandangan yang begitu menakjubkan sehingga Bora Bora sering disebut sebagai "Mutiara Pasifik Selatan".

Meskipun Bora Bora telah menjadi tujuan wisata internasional yang populer, pulau ini tetap mempertahankan charm khas Polinesia-nya. Penduduk lokal, yang sebagian besar berbicara dalam bahasa Tahiti dan Prancis, terkenal dengan keramahan mereka. Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata, banyak penduduk Bora Bora juga telah mahir berbahasa Inggris, memudahkan interaksi dengan wisatawan dari seluruh dunia. Keberadaan resor-resor mewah, terutama yang terkenal dengan bungalow di atas air, telah menjadikan Bora Bora sebagai salah satu destinasi bulan madu paling diidamkan di dunia.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkap tentang Bora Bora, pada Kamis (29/8).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejarah dan Budaya

Sejarah Bora Bora dimulai jauh sebelum kedatangan orang Eropa, dengan pemukim Polinesia yang diperkirakan telah mendiami pulau ini sejak abad ke-3 Masehi. Nama asli pulau ini, "Pora pora mai te pora", yang berarti "diciptakan oleh para dewa" dalam bahasa Tahiti, menunjukkan betapa sakralnya pulau ini bagi penduduk aslinya. Seiring waktu, nama ini disingkat menjadi Pora Pora, yang kemudian berevolusi menjadi Bora Bora setelah kedatangan penjelajah Eropa.

Bora Bora memiliki sejarah yang kaya, termasuk masa-masa sebagai kerajaan independen hingga tahun 1888 ketika Prancis menganeksasi pulau tersebut sebagai koloni. Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat memilih Bora Bora sebagai basis pasokan militer di Pasifik Selatan, membangun landasan udara dan fasilitas pertahanan yang sebagian masih dapat dilihat hingga saat ini. Meskipun tidak pernah mengalami pertempuran langsung, kehadiran militer AS ini meninggalkan jejak dalam sejarah dan perkembangan pulau.

Budaya Bora Bora adalah perpaduan unik antara warisan Polinesia kuno dan pengaruh Prancis modern. Hal ini tercermin dalam bahasa, makanan, dan seni tradisional pulau. Sisa-sisa marae, platform upacara kuno, dapat ditemukan di seluruh pulau, memberikan gambaran tentang praktik spiritual masa lalu. Sementara itu, pengaruh kolonial Prancis terlihat jelas dalam arsitektur dan sistem pemerintahan.

Geografi dan Ekosistem

Bora Bora terbentuk dari gunung berapi yang telah lama padam, dikelilingi oleh laguna dan terumbu karang penghalang. Pulau utama memiliki empat teluk terbuka yang menghadap ke laguna: Teluk Faanui, Teluk Tuuraapuo, Teluk Povai, dan Teluk Hitiaa. Terumbu karang yang mengelilingi pulau utama berfungsi sebagai pelindung alami dari laut terbuka, dengan hanya satu pembukaan ke samudera: Teavanui Passage.

Ekosistem Bora Bora sangat beragam, mulai dari terumbu karang yang kaya hingga hutan tropis di pegunungan. Laguna pulau ini terkenal karena kejelasan dan keindahan warnanya, berubah dari biru tua hingga hijau toska tergantung pada kedalamannya. Kehidupan laut di sekitar pulau sangat beragam, dengan berbagai spesies ikan tropis, hiu, dan pari yang menjadikan terumbu karang sebagai rumah mereka.

Di darat, flora Bora Bora mencakup berbagai tanaman tropis, termasuk pohon kelapa, pohon roti, dan anggrek. Meskipun sebagian besar dataran rendah telah diubah untuk pertanian dan pembangunan, lereng gunung yang curam masih mempertahankan sebagian besar vegetasi aslinya. Sayangnya, beberapa spesies endemik pulau, terutama siput darat, telah punah atau terancam punah akibat introduksi spesies invasif.

3 dari 3 halaman

Pariwisata dan Ekonomi

Ekonomi Bora Bora sangat bergantung pada industri pariwisata. Pulau ini terkenal dengan resor mewahnya, terutama bungalow yang dibangun di atas air laguna. Hotel Bora Bora, yang dibuka pada tahun 1961, mempelopori konsep ini, dan saat ini bungalow di atas air telah menjadi ciri khas sebagian besar resor di pulau ini.

Aktivitas wisata di Bora Bora sebagian besar berorientasi pada laut. Snorkeling dan menyelam sangat populer, dengan banyak operator wisata menawarkan pengalaman menyelam bersama hiu dan pari. Laguna yang tenang juga ideal untuk berbagai olahraga air seperti kayaking dan paddleboarding. Di darat, wisatawan dapat menjelajahi interior pulau dengan safari jeep atau mendaki gunung untuk menikmati pemandangan panorama atol.

Meskipun pariwisata mendominasi, Bora Bora juga mempertahankan beberapa industri tradisional. Produksi kopra, atau daging kelapa kering, pernah menjadi tulang punggung ekonomi pulau ini. Saat ini, penangkapan ikan dan pertanian skala kecil masih menjadi sumber pendapatan penting bagi sebagian penduduk lokal.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun keindahan dan popularitasnya tidak terbantahkan, Bora Bora menghadapi beberapa tantangan. Perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut menjadi ancaman serius bagi pulau dan terumbu karangnya. Overtoursim juga menjadi perhatian, dengan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari jumlah pengunjung yang terus meningkat.

Pemerintah lokal dan industri pariwisata berupaya untuk mengatasi masalah-masalah ini melalui berbagai inisiatif keberlanjutan. Ini termasuk upaya konservasi terumbu karang, penggunaan energi terbarukan di resor-resor, dan program-program untuk melibatkan wisatawan dalam pelestarian lingkungan.

Bora Bora terus berkembang, berusaha menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan budaya. Dengan keindahan alamnya yang luar biasa dan warisan budaya yang kaya, Bora Bora tetap menjadi salah satu destinasi wisata paling diinginkan di dunia. Pulau ini bukan hanya sekadar tempat liburan mewah, tetapi juga simbol keindahan alam yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.