Sukses

Kapan Musim Hujan di Indonesia? Perubahan Iklim Jadi Alasan Siklusnya Tidak Teratur

Kapan musim hujan terjadi di Indonesia? Peralihan antara musim hujan dan musim kemarau serta sebaliknya dikenal sebagai pancaroba.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dikenal memiliki dua musim utama dalam setahun, yaitu  musim hujan dan musim kemarau. Musim adalah fenomena atmosfer yang terjadi dalam periode tertentu. Bagi Indonesia, pergantian antara dua musim ini sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari. 

Kapan musim hujan terjadi di Indonesia? Peralihan antara musim hujan dan musim kemarau serta sebaliknya dikenal sebagai pancaroba. Selama pancaroba, cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan mendadak dari hujan ke kering atau sebaliknya. Kondisi ini sering membuat prediksi cuaca menjadi sulit dan dapat berdampak pada aktivitas masyarakat serta ekosistem.

Tapi kapan musim hujan datang di Indonesia setiap tahun? Berikut ulasan lebih lanjut tentang kapan musim hujan terjadi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siklus Pergantian Musim

Musim Hujan di Indonesia umumnya berlangsung dari bulan November hingga Maret. Selama periode ini, curah hujan meningkat secara signifikan, yang disebabkan oleh pola angin monsun yang membawa uap air dari lautan menuju daratan. Hujan yang turun selama musim ini sangat penting bagi pertanian, tetapi juga dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah.

Sebaliknya, Musim Kemarau biasanya terjadi dari bulan April hingga Oktober. Pada musim ini, curah hujan berkurang drastis dan suhu udara cenderung lebih tinggi. Musim kemarau memberikan waktu istirahat bagi lahan pertanian dan sering kali diikuti dengan kondisi kering yang dapat memicu kebakaran hutan dan kekeringan.

3 dari 4 halaman

Perubahan Iklim Mempengaruhi Siklus Pergantian Musim

Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap siklus peralihan musim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pemahaman tentang perubahan iklim dan bagaimana hal ini memengaruhi peralihan musim penting untuk mengantisipasi dan merespons tantangan yang mungkin timbul.

Perubahan iklim mencakup berbagai aspek, termasuk peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, dan dampaknya terhadap lingkungan serta manusia. Ini adalah masalah global yang memerlukan perhatian serius dari masyarakat dunia karena dampaknya yang luas terhadap keberlangsungan hidup.

Salah satu indikasi utama dari perubahan iklim adalah perubahan dalam pola musim dan cuaca. Berdasarkan pengkajian tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), terdapat perubahan klimatologis di Indonesia dalam kurun waktu 19 tahun sejak 2001. 

Misalnya, fenomena La Niña dan El Niño, yang merupakan siklus alami perubahan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, kini semakin sering terjadi. Dari awalnya berlangsung setiap lima sampai tujuh tahun, kini frekuensinya meningkat menjadi setiap dua sampai tiga tahun. Ini menyebabkan pergeseran dalam durasi dan intensitas musim hujan dan kemarau.

Perubahan iklim menyebabkan durasi musim hujan menjadi lebih panjang di beberapa wilayah di Indonesia. Pada tahun 2023, fenomena La Niña dan El Niño yang semakin meningkat mempengaruhi pola curah hujan, dengan beberapa wilayah mengalami musim hujan yang lebih panjang. Sebaliknya, hari-hari kering selama musim hujan juga mengalami peningkatan, terutama di wilayah selatan Indonesia.

Peralihan musim yang tidak menentu atau pancaroba menjadi lebih ekstrem. Cuaca menjadi lebih sulit diprediksi, dengan transisi mendadak dari hujan ke kering atau sebaliknya, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari serta pertanian dan pengelolaan sumber daya air.

4 dari 4 halaman

Pola Musim Hujan 2023-2024 di Indonesia

Musim hujan 2023-2024 di Indonesia menunjukkan pola yang agak berbeda dari biasanya. Musim hujan dimulai sejak November 2023, dengan puncaknya terjadi sekitar bulan Januari hingga Februari 2024. 

Biasanya, awal musim hujan ditandai dengan peralihan dari angin muson timur yang kering menuju angin muson barat yang membawa kelembapan. Namun, periode ini, angin muson timur diperkirakan masih aktif hingga November 2024, terutama di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, angin muson barat, yang biasanya membawa curah hujan yang lebih signifikan, diprediksi akan datang lebih lambat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Prediksi BMKG menunjukkan bahwa musim hujan tahun ini akan menyeluruh ke semua wilayah Indonesia pada bulan Maret hingga April 2024. Meskipun secara umum musim hujan mencakup seluruh wilayah, curah hujan akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Beberapa wilayah mungkin mengalami curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, sementara yang lain mungkin mengalami curah hujan yang lebih rendah. Variabilitas ini dipengaruhi oleh faktor lokal seperti topografi dan kondisi atmosfer yang berbeda-beda di setiap daerah.

Masuknya musim hujan biasanya ditandai dengan perubahan suhu menjadi lebih sejuk dan kadar udara yang lebih lembap. Ini disebabkan oleh meningkatnya uap air dalam atmosfer selama musim hujan. Masyarakat dapat merasakan suhu udara yang lebih dingin dan kelembapan yang lebih tinggi, yang merupakan indikasi bahwa angin muson barat sudah mulai mempengaruhi wilayah tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.