Liputan6.com, Jakarta Indonesia telah melahirkan sejumlah individu dengan kecerdasan luar biasa yang diakui baik di tingkat nasional maupun internasional. Mereka berasal dari berbagai bidang, mulai dari sains, teknologi, hingga pendidikan, dan telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa. Meskipun sulit untuk menentukan siapa yang "terpintar" secara absolut, beberapa nama sering muncul dalam diskusi tentang orang-orang paling cerdas di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu tokoh yang sering disebut adalah B.J. Habibie, mantan Presiden Indonesia yang juga dikenal sebagai "Bapak Teknologi Indonesia". Habibie terkenal dengan kecerdasannya di bidang teknik pesawat terbang dan memiliki sejumlah paten internasional. Lantas, siapa saja orang terpintar di Indonesia?
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai orang terpintar di Indonesia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (30/8/2024).
1. B.J Habibie
B.J. Habibie dikenal sebagai salah satu cendekiawan Indonesia yang paling cemerlang dan diakui secara global. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dan dikabarkan memiliki tingkat kecerdasan (IQ) mencapai 200. Salah satu kontribusi signifikannya di kancah internasional adalah penemuan teori keretakan (crack theory) yang memiliki peran krusial dalam perkembangan industri penerbangan.
Perjalanan karir B.J. Habibie bermula ketika ia menjabat sebagai Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg, Jerman (1965-1969). Selanjutnya, beliau meneruskan karirnya dengan menduduki posisi Kepala Metode dan Teknologi Divisi Pesawat Terbang Komersial dan Militer MBB Gmbh di Hamburg dan Munchen (1969-1973), kemudian menjadi Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB Gmbh Hamburg dan Munchen (1973-1978), serta penasihat teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri (1978), dan berbagai posisi penting lainnya.
Didorong oleh hasrat untuk berkontribusi pada pembangunan negaranya, B.J. Habibie akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada tahun 1974. Di tanah air, beliau memulai karirnya sebagai Penasihat Pemerintah Indonesia di bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat terbang, sebuah posisi yang langsung mendapat tanggapan positif dari Presiden Republik Indonesia (1974-1978).
B.J. Habibie telah menerima berbagai penghargaan dan tanda jasa, baik dari dalam negeri maupun internasional. Salah satu yang paling prestisius adalah "Grand Officer De La Legion D'Honneur", penghargaan tertinggi dari Pemerintah Perancis yang diberikan pada tahun 1997 atas kontribusinya dalam pembangunan industri di Indonesia.
2. Nelson Tansu
Prof. Nelson Tansu, Ph.D., merupakan salah satu putra bangsa Indonesia yang prestasinya telah mendapat pengakuan di tingkat internasional. Ilmuwan kelahiran tahun 1977 ini telah berhasil meraih 11 penghargaan dan memiliki tiga hak paten atas hasil-hasil penelitiannya yang inovatif.
Nelson Tansu berhasil menyelesaikan gelar Ph.D. dari University of Wisconsin, Madison pada usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun. Pencapaiannya tidak berhenti di situ, ia kemudian langsung diangkat menjadi profesor di Lehigh University, Pennsylvania, di mana ia mengajar untuk program pascasarjana (S2 dan S3) serta membimbing penelitian post-doctoral di Departemen Teknik Elektro dan Komputer.
Sebagai salah satu ilmuwan jenius Indonesia, Nelson Tansu memfokuskan penelitiannya pada bidang eksperimen semikonduktor berstruktur nano, sebuah teknologi yang diyakini menjadi kunci perkembangan sains dan rekayasa di masa depan. Salah satu pencapaian luar biasanya adalah kemampuannya dalam mengefisienkan penggunaan energi listrik untuk sinar laser, di mana ia berhasil mereduksi kebutuhan energi dari 100 watt menjadi hanya 1,5 watt. Nelson Tansu, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw, juga mencatatkan sejarah dengan menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah di pantai timur Amerika Serikat.
Advertisement
3. Khoirul Anwar
Prof. Dr. Khoirul Anwar dikenal sebagai inovator teknologi jaringan 4G yang berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Pria yang lahir pada 22 Agustus 1978 ini menempuh pendidikan S1 di ITB Bandung, di mana ia lulus dengan predikat Cumlaude dan menyandang gelar wisudawan terbaik Fakultas Teknologi Industri. Putra dari pasangan Sudjiarto (almarhum) dan Siti Patmi ini kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di institusi ternama Jepang, Nara Institute of Science and Technology (NAIST).
Dalam konteks penemuannya, yakni teknologi jaringan 4G berbasis Orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM), Khoirul Anwar berhasil mengembangkan metode inovatif untuk mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier seperti OFDM dan Multi-carrier code division multiple access (MC-CDMA).
Inovasi yang ia kembangkan melibatkan penggunaan spreading code dengan memanfaatkan Fast Fourier Transform, yang menghasilkan kompleksitas yang jauh lebih rendah. Melalui pendekatan ini, Khoirul Anwar mampu meminimalkan fluktuasi daya dan secara signifikan mengurangi daya transmisi pada sistem orthogonal frequency division multiplexing.
4. Ken Kawan Soetanto
Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto telah mencatatkan prestasi luar biasa dengan mematenkan 31 penemuan di bidang interdisipliner yang mencakup ilmu elektronika, kedokteran, dan farmasi. Pria kelahiran 1951 ini menjadi figur yang cukup terkenal di Jepang berkat metode pengajaran uniknya yang dikenal sebagai "Metode Soetanto" atau "Efek Soetanto".
Dalam perjalanan kariernya yang cemerlang, Ken Kawan Soetanto pernah menjabat sebagai direktur Clinical Education and Science Research Institute (CERSI) sekaligus associate professor di Drexel University dan School Medicine at Thomas Jefferson University, Philadelphia, Amerika Serikat. Selain itu, beliau juga pernah mengajar sebagai profesor di bidang Biomedical Engineering pada Program University of Yokohama (TUY).
5. Cinta Laura
Cinta Laura, seorang wanita berdarah campuran Indonesia-Jerman, berhasil menyelesaikan dua program studi secara bersamaan di Universitas Columbia yang prestisius. Pencapaiannya semakin mengesankan karena ia mampu merampungkan studi dalam bidang sastra Jerman dan psikologi hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Setelah menuntaskan pendidikan S1-nya, Cinta Laura mendapat kesempatan istimewa berupa tawaran untuk melanjutkan studinya di dua universitas terkemuka dunia, yaitu Oxford dan Cambridge. Kedua institusi ini dikenal sebagai pusat keunggulan akademis global dan masuk dalam jajaran universitas terbaik dunia. Sayangnya, Cinta Laura memilih untuk meneruskan pendidikan S2Â di Harvard University.
Prestasi akademik Cinta Laura ini semakin menarik mengingat latar belakangnya sebagai seorang selebriti. Ia telah berkarier di dunia hiburan Indonesia sejak usia muda, membintangi berbagai film dan merilis album musik. Kemampuannya untuk menyeimbangkan karier di dunia hiburan dengan pencapaian akademik yang luar biasa menunjukkan dedikasi, kecerdasan, dan manajemen waktu yang sangat baik. Selain prestasinya di bidang akademik, Cinta Laura juga dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan pendidikan.