Liputan6.com, Jakarta Bayu Skak kembali hadir dengan film drama komedi yang segar. Kali ini, ia mempersembahkan sebuah karya berjudul 'Cocote Tonggo'. Film ini menampilkan bintang-bintang ternama seperti Dennis Adhiswara, Ayusitha, Asri Welas, dan Furry Setya.
Judul 'Cocote Tonggo' yang diambil dari bahasa Jawa, secara harfiah berarti cibiran tetangga dalam Bahasa Indonesia. Pemilihan judul ini bukan tanpa alasan. Bayu Skak, sang sutradara, memilih judul tersebut dengan cermat untuk film yang diproduksi oleh SKAK Studio dan Tobali Film.
Menurut Bayu, kehidupan sosial atau bertetangga selalu tak lepas dari omongan atau cibiran tetangga. "Film ini mengisahkan tentang sepasang suami istri penjual jamu kesuburan, namun ironisnya, mereka sendiri belum dikaruniai keturunan," ungkap Bayu Skak dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.
Advertisement
"Nah pasti akan ada cocote tonggo atau jadi bahan omongan tetangga, ini yang seru dan related dengan kehidupan bertetangga lalu kita bawa ke dalam film," sambung Bayu Skak.
1. Latar belakang di Solo
Cocote Tonggo mengambil latar kehidupan bertetangga di Kota Solo, dengan dialog yang dipenuhi Bahasa Jawa khas Kota Bengawan. Bayu Skak memiliki alasan kuat memilih Kota Solo sebagai latar cerita.
Kekayaan budaya Jawa yang kental menjadi daya tarik utama, mulai dari dialek bahasa hingga tradisi ramuan jamu kesuburan. Bahasa Jawa Mataraman (Solo) menjadi tantangan tersendiri bagi para aktor Cocote Tonggo.
Bahasa yang digunakan di Solo berbeda dengan bahasa di Yogyakarta, Semarang, atau bahkan kota-kota di Jawa Timur. "Itulah tantangannya bagi kami, para aktor berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Semarang, Malang, dan Yogyakarta, semuanya harus belajar dialek Solo. Namun, komposisi bahasa dalam film ini tetap 60 persen Bahasa Jawa dan 40 persen Bahasa Indonesia," ujar pemain Yowis Ben tersebut.
Advertisement
2. Tantangan para pemain
Di sisi lain, Dennis dan Ayushita juga menghadapi tantangan sebagai pasangan pemeran utama dalam film ini. Dennis, yang asli Malang, Jawa Timur, harus mampu berbicara dalam bahasa Indonesia dengan dialek Jawa yang khas.
"Menurut saya, ini adalah sebuah tantangan. Saya biasanya berbicara dalam bahasa Jawa, tapi sekarang harus menggunakan bahasa Indonesia. Ini menjadi tantangan bagi kami sebagai aktor untuk memperluas ilmu dan melatih keterampilan," ungkap aktor yang dikenal lewat film Jomblo tersebut.
Sementara itu, Ayushita yang tumbuh besar di Jakarta harus menguasai bahasa Jawa dengan gaya Solo. "Beban tentu ada, tapi seluruh tim saling membantu agar kami bisa menggunakan bahasa Jawa dengan fasih. Ini penting karena latar film berada di tanah kelahiran para eyang saya," ujar Ayushita.
3. Produser bangga
Produser Eksekutif film Cocote Tonggo, Sahli Himawan, mengungkapkan rasa bangganya terhadap kesiapan Bayu Skak dan tim film tersebut. Menurutnya, Bayu Skak telah menunjukkan persiapan yang sangat matang.
"Judul film ini saja sudah luar biasa dan sangat relevan dengan era modern, ditambah lagi film ini berlatar di Solo, kota kelahiran saya. Oleh karena itu, kami mendukung penuh agar Cocote Tonggo bisa diterima dengan baik oleh para penggemar film Indonesia," jelas pemilik Tobali Film tersebut.
Sahli juga berharap bahwa Cocote Tonggo dapat meraih kesuksesan di dunia perfilman Indonesia, seperti film-film sebelumnya yang digarap oleh Bayu Skak, seperti Yowis Ben, Lara Ati, dan Sekawan Limo.
"Semoga Cocote Tonggo bisa menjadi film box office!" serunya penuh semangat.
Proses syuting Cocote Tonggo akan dimulai pada Minggu (1/9/2024), dengan lokasi syuting di kawasan Kampoeng Batik Laweyan, Lokananta, hingga Colomadu.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement