8 Ciri-Ciri Orang Berkelas dan Bermartabat Tanpa Mengandalkan Kekayaan

Jadi, seperti apa tanda-tandanya jika seseorang mempunyai kepribadian berkelas dan bermartabat? Berikut adalah delapan tanda yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepribadian berkelas. Cek siapa tahu kamu salah satunya.

1. Sikap Rendah Hati

Orang yang berkelas tidak merasa perlu untuk menyombongkan diri. Ia memahami bahwa kerendahan hati adalah tanda kekuatan sejati. Ia tidak punya keinginan atau niatan sama sekali untuk merendahkan atau meremehkan orang lain hanya karena ia ingin terlihat superior. Ia merasa semua orang setara. Ia menghargai orang lain dan tidak merasa lebih baik dari siapa pun.

2. Sikap Ramah Tamah

Memiliki sikap ramah tamah menandakan bahwa kamu memancarkan aura positif dan bersahabat yang kuat sehingga mampu memberi kenyamanan pada orang lain untuk berinteraksi denganmu. Orang yang punya sikap ini juga penuh ketulusan terhadap orang lain. Inilah salah satu tanda kepribadian berkelas yang perlu dimiliki. Orang yang berkelas tidak hanya ramah dan baik pada orang-orang yang berduit dan berpengaruh besar atau memiliki kelas sosial dan latar belakang khusus, tapi juga ramah dan baik pada siapa pun.

3. Sikap Sopan Santun

Kepribadian berkelas bukan tentang mobil yang kamu kendarai atau rumah mewah yang kamu miliki. Melainkan tentang bagaimana kamu memperlakukan orang lain. Kesopanan adalah ciri khas dari kepribadian berkelas. Orang yang selalu menjaga tata krama, baik dalam berbicara maupun berperilaku menunjukkan bahwa ia bermartabat. Ia tidak memandang rendah siapa pun. Ia mengucapkan tolong dan terima kasih sebagai bentuk kesopanan dan kesadaran diri bahwa ia tak ada apa-apanya di dunia ini tanpa orang lain.

4. Kemampuan Mengendalikan Emosi

Salah satu kemampuan menakjubkan orang yang berkelas adalah mampu mengendalikan emosinya sendiri, bahkan dalam situasi yang menekan. Ia tidak mudah marah atau tersinggung, dan lebih memilih untuk berpikir dewasa serta bijaksana. Tentu berpikir konstruktif dan filosofis tidak selalu mampu diwujudkan ketika tubuh dan pikiran sudah lelah, tapi orang berkelas dan bermartabat selalu bisa bersikap objektif dan adil jika tidak ada yang baik untuk dikatakan.

5. Menghargai Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kepribadian kelas atas dari seseorang bisa dilihat dari apa yang menjadi prioritasnya dan apa yang penting baginya dalam hidup. Jika ia menempatkan pembelajaran dan pertumbuhan dari pengalaman hidup sebagai sesuatu yang penting untuk dimiliki, maka dialah orang yang berkelas tersebut. Baginya, uang tidak selalu menjadi ukuran seberapa baik dirinya, mau belajar dan berubah menjadi orang yang lebih baiklah yang menjadi ukuran seberapa baik dirinya.

6. Integritas dan Kejujuran

Kepribadian berkelas dan bermartabat ditandai dengan integritas dan kejujuran. Mereka selalu berusaha untuk melakukan tindakan yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat. Kejujuran adalah prinsip utama dalam hidup dan menjaga itu sebagai jalan hidup adalah suatu yang tak selalu dimiliki dan dipilih oleh banyak orang zaman sekarang. Bahkan sayangnya, banyak harta tak menjamin kamu bisa memiliki integritas dan kejujuran.

7. Memiliki Empati

Orang yang berkelas bukan hanya menunjukkan bahwa ia cerdas, berwawasan luas dan bersikap logis, melainkan juga memiliki empati yang tinggi. Empati yang tinggi menunjukkan bahwa ia memiliki perasaan manusiawi yang membuatnya peduli terhadap orang lain, ketika ia melakukan sesuatu ia akan mempertimbangkan apakah tindakannya bisa merugikan orang lain atau tidak. Ketika ada orang yang kesulitan, ia bisa menempatkan diri di posisi orang tersebut sehingga tidak bersikap sombong. Begitulah orang yang berkelas dan bermartabat.

8. Menghargai Tindakan Kecil

Menjadi pribadi yang berkelas bukan berarti mencari kemewahan atau keglamoran hidup. Justru orang yang berkelas menghargai kenikmatan-kenikmatan kecil yang memberikan kenyamanan, ketenangan, keindahan dan lain sebagainya. Segalanya patut disyukuri dan segala tindakan patut dihargai keberadaan dan kehadirannya. Karena anda tak pernah tahu kapan suatu kenikmatan akan diambil atau dicabut oleh Sang Maha Kuasa, dan lupa belum sempat bersyukur ketika masih memilikinya.