Sukses

Resep Iwel-Iwel, Kue Tradisional Manis dengan Filosofi Mendalam

Temukan resep iwel-iwel autentik khas Banten! Pelajari cara membuat kue tradisional manis ini lengkap dengan sejarah dan filosofinya yang unik.

Liputan6.com, Jakarta Iwel-iwel adalah salah satu warisan kuliner Indonesia yang memiliki tempat istimewa dalam tradisi dan budaya kita. Kue mungil yang manis ini bukan hanya lezat, tetapi juga sarat akan makna. Berasal dari Banten, iwel-iwel sering disajikan dalam acara syukuran kelahiran bayi, dengan harapan sang anak akan selalu dekat dengan kedua orang tuanya.

Nama "iwel" konon berasal dari kata "waliwalidayya" dalam bahasa Arab, yang berarti "kedua orang tua". Filosofi di balik kue ini sungguh menarik - teksturnya yang lengket melambangkan harapan agar anak kelak akan "lengket" atau sangat menyayangi orang tuanya. Sungguh sebuah doa yang indah yang diwujudkan dalam bentuk makanan!

Meskipun memiliki nama yang sama, perlu diketahui bahwa iwel-iwel Banten berbeda dengan iwel-iwel khas Yogyakarta. Keduanya memang menggunakan bahan dasar yang mirip, namun cara pengolahannya berbeda, menghasilkan kue dengan karakter unik masing-masing.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi resep iwel-iwel tradisional khas Banten, beserta sejarah dan filosofinya. Mari kita lestarikan warisan kuliner ini sambil menikmati manisnya di lidah dan hangatnya di hati, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (2/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sejarah dan Filosofi Iwel-Iwel

Iwel-iwel memiliki akar yang dalam dalam budaya Banten. Kue ini bukan sekadar camilan, tetapi merupakan simbol dari harapan dan doa orang tua untuk anak mereka. Tradisi membuat iwel-iwel untuk acara syukuran kelahiran bayi telah berlangsung selama generasi.

Filosofi di balik iwel-iwel sangat menarik. Teksturnya yang lengket dianggap sebagai representasi dari keinginan agar anak dan orang tua selalu dekat dan lengket satu sama lain. Ini mencerminkan nilai-nilai keluarga yang sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia, khususnya di Banten.

Selain itu, proses pembuatan iwel-iwel yang memerlukan kesabaran dan ketelitian juga dapat dilihat sebagai metafora untuk pengasuhan anak. Sama seperti membuat iwel-iwel memerlukan perhatian pada setiap detailnya, membesarkan anak juga membutuhkan dedikasi dan perhatian yang konstan.

3 dari 5 halaman

Resep Iwel-Iwel Tradisional Banten

Mari kita jelajahi resep autentik iwel-iwel khas Banten. Resep ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga keaslian rasa dan teksturnya.

Bahan-bahan:

  • 500 gram tepung ketan putih
  • 1 butir kelapa setengah tua, parut
  • 150 gram gula merah, sisir halus
  • Garam secukupnya
  • Daun pisang untuk membungkus
  • Lidi untuk menyemat

Cara membuat:

  1. Campurkan tepung ketan, kelapa parut, dan sedikit garam dalam wadah besar. Aduk rata.
  2. Siapkan daun pisang ukuran 10x10 cm, bersihkan dan lap dengan kain bersih.
  3. Ambil sekitar 2 sendok makan adonan, letakkan di atas daun pisang.
  4. Beri isian gula merah sisir di tengahnya.
  5. Bungkus adonan dengan melipat daun pisang, semat dengan lidi agar rapat.
  6. Kukus iwel-iwel dengan api sedang selama kurang lebih 20-25 menit hingga matang.
  7. Angkat dan biarkan sedikit dingin sebelum disajikan.
4 dari 5 halaman

Tips Membuat Iwel-Iwel yang Sempurna

Untuk mendapatkan hasil iwel-iwel yang lezat dan autentik, perhatikan beberapa tips berikut:

1. Pemilihan Bahan: Gunakan tepung ketan berkualitas tinggi untuk mendapatkan tekstur yang pas. Kelapa yang digunakan sebaiknya kelapa setengah tua agar memberikan tekstur yang pas dan rasa yang tidak terlalu lemak.

2. Konsistensi Adonan: Adonan iwel-iwel yang baik harus dapat dibentuk tapi tidak terlalu kering. Jika terlalu kering, tambahkan sedikit air. Jika terlalu basah, tambahkan sedikit tepung ketan.

3. Pembungkusan: Pastikan daun pisang yang digunakan bersih dan telah dilayukan di atas api agar lebih lentur saat membungkus. Bungkus iwel-iwel dengan rapat agar isian tidak bocor saat dikukus.

4. Proses Pengukusan: Kukus iwel-iwel dengan api sedang. Api yang terlalu besar dapat menyebabkan bagian luar matang terlalu cepat sementara bagian dalam masih mentah.

5. Penyajian: Iwel-iwel paling nikmat disajikan hangat. Namun, biarkan sedikit dingin setelah dikukus agar teksturnya lebih mantap saat dimakan.

Variasi Iwel-Iwel

Meskipun resep tradisional tetap yang paling autentik, beberapa variasi iwel-iwel telah berkembang seiring waktu:

1. Iwel-Iwel Gula Putih: Mengganti gula merah dengan gula pasir untuk rasa yang lebih ringan.

2. Iwel-Iwel Pandan: Menambahkan ekstrak pandan ke dalam adonan untuk aroma yang harum.

3. Iwel-Iwel Mini: Membuat dalam ukuran lebih kecil sebagai camilan ringan.

4. Iwel-Iwel Goreng: Sebagai alternatif dari metode kukus, beberapa orang mencoba menggoreng iwel-iwel untuk tekstur yang berbeda.

Meskipun variasi ini menarik, penting untuk tetap menghargai dan melestarikan resep tradisional yang telah diwariskan turun-temurun.

 

5 dari 5 halaman

Peran Iwel-Iwel dalam Budaya Banten

Iwel-iwel bukan sekadar makanan di Banten, tapi merupakan bagian integral dari budaya dan tradisi. Beberapa peran penting iwel-iwel dalam masyarakat Banten meliputi:

1. Simbol Kelahiran: Sebagai hidangan wajib dalam acara syukuran kelahiran bayi, iwel-iwel menjadi simbol awal kehidupan dan harapan untuk masa depan.

2. Pengikat Sosial: Proses pembuatan iwel-iwel yang sering dilakukan bersama-sama memperkuat ikatan sosial dalam komunitas.

3. Warisan Kuliner: Iwel-iwel menjadi salah satu duta kuliner Banten, memperkenalkan kekayaan budaya daerah ini kepada dunia luar.

4. Pendidikan Nilai: Melalui filosofi iwel-iwel, nilai-nilai seperti kasih sayang keluarga dan pentingnya hubungan orang tua-anak diajarkan kepada generasi muda.

Melestarikan Tradisi Iwel-Iwel

Dalam era modern ini, penting bagi kita untuk terus melestarikan warisan kuliner seperti iwel-iwel. Beberapa cara yang dapat kita lakukan:

1. Berbagi Resep: Ajarkan resep iwel-iwel kepada generasi muda, baik dalam keluarga maupun komunitas.

2. Dokumentasi: Catat dan dokumentasikan sejarah dan filosofi iwel-iwel agar tidak hilang termakan waktu.

3. Inovasi yang Bertanggung Jawab: Meskipun inovasi penting, pastikan untuk tetap mempertahankan esensi dan nilai-nilai asli iwel-iwel.

4. Promosi Budaya: Perkenalkan iwel-iwel dalam acara-acara budaya dan kuliner untuk mempromosikan warisan kuliner Banten.

Iwel-iwel adalah bukti nyata bahwa makanan tradisional kita tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Setiap gigitan iwel-iwel bukan hanya mengenyangkan perut, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya hubungan keluarga dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.

Penting untuk diingat bahwa dalam membuat iwel-iwel, pemilihan bahan berkualitas sangat krusial. Gunakan tepung ketan yang baik dan kelapa yang masih segar untuk hasil terbaik. Proses pembungkusan dengan daun pisang juga memberikan aroma khas yang tidak bisa digantikan oleh bahan pembungkus lain.

Dengan membuat dan menikmati iwel-iwel, kita tidak hanya melestarikan warisan kuliner, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Mari kita terus menjaga dan memperkenalkan kekayaan kuliner tradisional Indonesia kepada generasi mendatang, agar mereka juga dapat merasakan manisnya tradisi dan hangatnya ikatan keluarga melalui sepotong kue iwel-iwel.

Selamat mencoba resep iwel-iwel tradisional ini dan jangan lupa untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat Anda melalui kue tradisional yang penuh makna ini!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.