Sukses

Efek Samping Melatonin dan Dosis Tepat Konsumsi, Sebenarnya Obat Apa?

Konsumen melatonin umumnya adalah orang dewasa yang sulit tidur, pekerja shift, atau yang alami jet lag.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami efek samping melatonin dan mengetahui sebenarnya obat apa itu melatonin menjadi penting bagi masyarakat umum, terutama mereka yang mengalami gangguan tidur. Melatonin, hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh, kini tersedia dalam bentuk suplemen dan semakin populer sebagai solusi alternatif untuk masalah tidur.

Konsumen melatonin umumnya adalah orang dewasa yang mengalami kesulitan tidur, pekerja shift, atau mereka yang mengalami jet lag. Melansir dari Sleep Foundation, penggunaan suplemen melatonin di Amerika Serikat telah meningkat secara konsisten dalam dua dekade terakhir. Meskipun dianggap relatif aman, penting bagi pengguna untuk memahami potensi efek samping dan interaksinya dengan obat-obatan lain.

Efek samping melatonin cenderung lebih sering terjadi pada dosis tinggi atau pada suplemen yang dirancang untuk pelepasan berkepanjangan. Orang yang lebih tua juga mungkin lebih rentan terhadap efek samping karena melatonin dapat tetap aktif dalam tubuh mereka untuk waktu yang lebih lama.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (3/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Samping Melatonin

Meskipun melatonin umumnya dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek, beberapa efek samping dapat terjadi. Melansir dari Sleep Foundation dan Mayo Clinic, berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin dialami:

  1. Sakit kepala: Ini merupakan salah satu efek samping yang paling sering dilaporkan dari penggunaan melatonin. Sakit kepala bisa bervariasi dari ringan hingga sedang dan biasanya hilang setelah beberapa waktu.
  2. Kantuk di siang hari: Efek penyebab kantuk dari melatonin dapat berlanjut hingga keesokan harinya, menyebabkan rasa kantuk di siang hari. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi membahayakan saat mengemudi atau mengoperasikan mesin.
  3. Pusing: Beberapa pengguna melatonin melaporkan mengalami pusing. Penting untuk menghindari konsumsi alkohol saat menggunakan suplemen melatonin untuk mengurangi risiko ini.
  4. Mual: Mual dapat terjadi saat mengonsumsi suplemen melatonin. Jika mengalami mual, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai waktu yang tepat untuk mengonsumsi suplemen dan jadwal makan.
  5. Mimpi vivid atau mimpi buruk: Pengguna melatonin sering melaporkan mengalami mimpi yang lebih hidup atau bahkan mimpi buruk. Hal ini mungkin terkait dengan peningkatan fase tidur REM yang disebabkan oleh melatonin.
  6. Perubahan mood: Beberapa orang mungkin mengalami perubahan mood seperti depresi singkat atau iritabilitas saat menggunakan melatonin.
  7. Efek samping lain: Efek samping lain yang mungkin terjadi termasuk kram perut, mulut kering, kulit kering atau gatal, nyeri di lengan atau kaki, dan berkeringat di malam hari.

Penting untuk diingat bahwa efek samping ini umumnya ringan dan jarang terjadi pada orang dewasa. Namun, jika efek samping tersebut terus berlanjut atau mengganggu, disarankan untuk menghentikan penggunaan melatonin dan berkonsultasi dengan dokter.

 

3 dari 4 halaman

Melatonin Obat Apa?

Melatonin bukanlah obat dalam pengertian tradisional, melainkan hormon yang diproduksi secara alami oleh kelenjar pineal di otak. Hormon ini memainkan peran penting dalam siklus tidur-bangun tubuh, yang juga dikenal sebagai ritme sirkadian. Secara alami, tingkat melatonin dalam darah meningkat saat malam hari, membantu mengatur waktu tidur kita.

Namun, dalam konteks pengobatan, melatonin tersedia sebagai suplemen yang dapat dibeli tanpa resep di banyak negara.

Sebagai suplemen, melatonin sering digunakan sebagai bantuan tidur untuk mengatasi berbagai masalah tidur. Melansir dari Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen melatonin mungkin bermanfaat dalam mengobati gangguan tidur, terutama sindrom fase tidur tertunda.

Melatonin juga dapat memberikan beberapa bantuan untuk insomnia dan jet lag. Keunikan melatonin dibandingkan dengan obat tidur lainnya adalah kecil kemungkinannya untuk menyebabkan ketergantungan atau toleransi setelah penggunaan berulang.

Meskipun melatonin sering dianggap sebagai "obat tidur alami", penting untuk dipahami bahwa fungsinya lebih sebagai pengatur ritme sirkadian daripada obat penenang. Melatonin tidak memaksa tubuh untuk tidur seperti yang dilakukan oleh beberapa obat tidur resep. Sebaliknya, ia membantu mengatur jam internal tubuh, memberi sinyal bahwa sudah waktunya untuk tidur.

Penggunaan melatonin tidak terbatas pada masalah tidur saja. Beberapa penelitian menunjukkan potensi manfaat melatonin untuk kondisi lain seperti jet lag, penyesuaian waktu tidur bagi pekerja shift, dan bahkan beberapa jenis sakit kepala. Namun, efektivitasnya untuk kondisi-kondisi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Meskipun melatonin umumnya dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek, penting untuk diingat bahwa ini bukan solusi ajaib untuk semua masalah tidur. Penggunaan melatonin harus dipadukan dengan kebiasaan tidur yang baik dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai penggunaan suplemen melatonin, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

4 dari 4 halaman

Dosis Tepat Melatonin

Menentukan dosis tepat melatonin sangatlah penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan efek samping. Melansir dari Sleep Foundation, dosis melatonin yang tepat dapat bervariasi tergantung pada usia seseorang dan gejala yang dialami.

Dewasa

Untuk orang dewasa, dosis tipikal berkisar antara 1 hingga 5 miligram. Namun, penting untuk dicatat bahwa dosis yang lebih rendah dari 1 miligram mungkin sama efektifnya untuk beberapa masalah tidur.

Para ahli sering menyarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan meningkatkannya secara perlahan jika diperlukan. Dr. Luis F. Buenaver, seorang psikolog dari Johns Hopkins Medicine, merekomendasikan untuk memulai dengan 1 hingga 3 miligram, dua jam sebelum waktu tidur.

Jika dosis ini tidak efektif setelah beberapa hari, dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimum 5 miligram. Pendekatan "mulai rendah, naik perlahan" ini dapat membantu menemukan dosis efektif terendah dan mengurangi risiko efek samping.

Anak-Anak

Dosis melatonin untuk anak-anak memerlukan pertimbangan khusus. Melansir dari American Academy of Pediatrics, dosis yang aman dan efektif untuk anak-anak belum ditetapkan secara pasti. Beberapa penelitian menggunakan dosis antara 0,5 hingga 6 miligram, tetapi dosis optimal dapat bervariasi tergantung pada usia anak dan kondisi spesifik yang diobati. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan pediatri sebelum memberikan melatonin kepada anak-anak.

Waktu pemberian melatonin juga merupakan faktor penting dalam efektivitasnya. Untuk kebanyakan orang, melatonin paling efektif jika diminum 1 hingga 2 jam sebelum waktu tidur yang diinginkan.

Namun, untuk kondisi tertentu seperti sindrom fase tidur tertunda, waktu pemberian mungkin perlu disesuaikan. Konsistensi dalam waktu pemberian juga penting untuk memaksimalkan efektivitas melatonin dalam mengatur ritme sirkadian.

Perlu diingat bahwa meskipun melatonin tersedia tanpa resep di banyak negara, ini tidak berarti bahwa penggunaannya selalu aman atau tepat untuk semua orang. Beberapa kelompok, seperti wanita hamil atau menyusui, orang dengan gangguan autoimun, atau mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, mungkin perlu menghindari atau sangat berhati-hati dalam penggunaan melatonin.

Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai penggunaan melatonin, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.